Minggu, 25 November 2012

Tani Maju Bergoyang Bersama Jogeder

Profil Band Indie Asli Kota Ngalam Ker....
Tani Maju..
Band Seng mboisss loop...Pokok e...


Tani Maju lahir di kampus Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) di Kota Malang atau sekarang disebut Universitas Negeri Malang (UM). Tepatnya mereka berasal dari komunitas UKM Seni & Desain SAMIN (Sanggar Minat).

Pada awalnya kelompok Tani Maju biasa tampil di acara-acara kampus lokal (Kota Malang) dengan penampilan secara akustik. Alat musik yg menjadi ciri khas mereka adalah bongo dan big cello/bass betot gedhe. Mereka sering beramai-ramai (rombongan) naik ke atas panggung membawakan lagu-lagu mereka yang kocak dan bisa dibilang "ancur". Diliat dari nama saja sudah memberi makna yang "ancur", dimana-mana orang dalam bertani selalu mundur, ini malah maju.

Saat tampil di sebuah acara di "Pantai" (sebutan lapangan di UM), mereka tampil dengan image baru. Tani Maju tiba-tiba menjadi sedikit elektrik. Mereka nggak lagi membawa bongo dan bass betot, melainkan alat musik ketipung, terompet tahun baru, serta properti-properti aneh seperti payung bekas dan kacamata warna-warni yg dimodifikasi dari bekas2 gelas aqua.

Seiring waktu, mereka semakin populer. Mereka sering mendapat undangan manggung di kampus-kampus di sekitaran Jawa Timur. Mereka juga sempat jadi band pembuka di acara Soundrenaline, bahkan sempat juga manggung di Jakarta (diundang kelompok KPJ).

Yang perlu diingat, kepopuleran mereka salah satunya adalah berkat dukungan dari "JOGEDER". Jogeder adalah sebutan untuk "tenaga swakarsa" pendukung Tani Maju. Mereka selalu ikut kemanapun Tani Maju manggung dan selalu joged di depan.

Personil :
- Novan/Fak. Sastra Indonesia (Vokal)
- Wibhi/Fak. Seni Rupa (Guitar Bass)
- Jhoni/Fak. Seni Rupa (Guitar)
- Sri/Fak. Sastra (Perkusi)
- Leo/Fak. Sastra (Ketipung)
- Hendro/Fak. Sastra (Ukulele/Guitar Kecil)
- Sinyo/Fak. Teknik (Drum)
- Galih/Fak. Diskomvis (Terompet)

Tani Maju Sudah Menelorkan beberapa album..
dan Berikut lagu-lagunya...
Di jamin Ngakak dan Terhibur Coy....
Album 1

01. Salam Tani maju (Saatnya Lagu Keras)
02. Cicak
03. Artis Top Daerah
04. Musik Dangdut
05. Tuhan
06. Semua Milikku
07. Castol Akronim
08. Oh..Pacarku
09. Pemabuk
10. Rock Masa Kini

Album 2
01. Berbesar Hati
02. Berdikari
03. Cita-Cita
04. Dendang
05. Eka
06. Hanya
07. Kuberlari
08. Lembur
09. Nongkrong
10. Putri
11. Rencananya
12. Warisan Nusantara

Untuk Mendownload dapat masuk di Link ini...


Sabtu, 24 November 2012

Cerita Aremania Dan Aremanita 10

Minoritas untuk Loyalitas Aremanita

Komunitas atau perkumpulan memang sebuah elemen yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan berorganisasi masyarakat tak terkecuali dalam organisasi suporter. Seperti aremania, kelompok pecinta/pendukung klub sepak bola kebanggaan kita bersama AREMA.
Kelompok kecil atau yang biasa kita sebut korwil (kordinasi wilayah) bagi aremania sangat-sangat penting keberadaann

ya karna bisa sangat membantu bagi keeksistensian aremania itu sendiri. Di sinilah semua kreatifitas. Kebersamaan, kekompakan, kekeluargaan dapat kita salurkan untuk satu nama AREMA.
Korwil aremania tidak hanya terdapat di Malang Raya saja, mulai dari ujung barat sampai ujung timur pelosok nusantara terdapat korwil aremania, begitu juga diluar negeri. Bahkan kini tidak di dunia nyata saja di dunia maya pun terdapat juga korwil aremania. Ini membuktikan bahwa memang “arema tidak kemana-mana, tapi arema ada dimana-mana” itu memang nyata bukan hanya selogan saja. Kalau saya selaku admin Sisi lain Arema tidak salah ingat saat ini korwil aremania resmi atau yang terdata di korwil aremania pusat (korwil 86) ada sekitar 350an
Meski terdapat begitu banyak korwil aremania, semuanya akan menjadi satu ketika berada di teater of dream stadion KANJURUHAN untuk mendukung satu nama AREMA. Tidak ada lagi perbedaan, mereka tak mengenal mereka dari mana, dari korwil apa, dar agama apa, dari suku bangsa mana, dan dari golongan. Karna semuanya menjai satu dalam semangat SATU JIWA dan demi satu nama AREMA. Tak jarang meski bersebelahan kita tak mengenal siapa orang di sekitar tap itu tak pernah menggalangi kekompakkan aremania karna kita dalam satu komando di bawah sang konduktor kita SAM YULI SUMPIL.
Nah yang kita bahas kali ini adalah sebuah cerita yang datang dari nawak ayas. Ia pendiri sekaligus pengurus atau tepatnya sebagai bendahara di salah satu korwil aremania AKS (Aremania Korwil Situbondo) tak mudah mendirikan atau menjaga eksistensi dari sebuah organisasi minoritas. Seperti yang kita tahu bersama bahwa daerah timur atau daerah tapal kuda adalah basis dari retropus rival “kera ijo” begitu nawak ayas ini menyebutnya, tanpa admin jelaskan apais mereka pasti para pembaca Sisi lain Arema sudah tahu maksudnya, hehey :D .
Banyak masalah silih berganti mengiringi berdirinya korwil ini mulai dari teror retropus rival, pandangan miring masyarakat sekitar hingga restu orangtua menjadi kendala. Ya, restu orang tua karna nawak ayas ini kodew jadi secara sengaja atau tidak ia sering tidk mendapat ijin untuk hal-hal yang berbau sepak bola.untuk keluar rumah saja sulit baginya apalagi mencari, mengumpulkan dan menyatukan nawak-nawak yang memiliki kecintaan yang sama yakni akan AREMA, tapi ia tak menyerah begitu saja. Bukannya mau durhaka sama orang tua tapi ini demi kecintaannya sama AREMA dan ambisinya mendirikan AKS. Yan pertama ia memanfaatkan jejaring sosial untuk mencari apais saja aremania yang berdomisili di situbondo tentu saja tidak secaa terang-terangan ia melakukannya. Tidak mudah mengumpulkan mereka untuk mencari saja sulit apa lagi merayunya untuk bersama menyatukan misi dan visi di bawah bendera AKS.
Tidak cukup hanya melalui jejaring sosial, promosi lewat mulut ke mulut ia sebarka ajakan untuk mendirikan AKS ini, tak lupa brosur pun ia sebar. Setelah sekian lama mencari akhirnya sekitar 20an anak mau berkumpul dan mereka mulai membahas nama,slogan,visi,misi, hingga keprluan atributpun ia bahas bersama dengan rekan yang lainnya yang mungkin saat itu juga ia tak tau nama mereka satu persatu, ego meeka tinggalkan rasa kekeluargaan mereka tingkatkan. Kini dengan beriringnya waktu AKS mulai menunjukan eksistensinya untuk satu nama AREMA.
Setelah ia sukses mendirikan AKS bersama nawak-nawaknya yang lain ketika ia berangkat mendukung AREMA ke Kanjuruhan tak perlu sendirian lagi, kini ia berangkat bersama dengan nawak-nawak korwilnya. Bahkan dulu ketika mereka berangkat ke Kanjuruhan secara tidak sadar mereka salah arah, mereka menujuke daerah sekitar pandaan dan mereka berpapasan suporter rival, utung saja saat itu tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Mereka hanya maaf “di pisuhi” saja, begitu orang jawa menyebutnya. Coba anda bayangkan kalau ia masih tetap berangkat sendiri, pasti jalan ceritanya akan berbeda. Sedikit banyak rasa aman itu semakin kuat tak kala bersama berangkat dengan nawak-nawak korwilnya apa lagi ia ingis kodew (aremanita).
Setelah beberapa lama korwil ini “berani” muncul kepermukaan mereka ingin menunjukkan pada semua orang baik itu aremania sendiri atau masyarakat sekitar bahwa aremania itu tidak hanya di ngalam raya saja di situbondo yang merupakan basis retopus rival pun ada dan nyata tidak hanya di dunia mya saja. Memang perasaan was-was tetap ada dalam benak mereka, namun inilah caranya menunjukan pada semuanya dan akankah korwil ini berjalan secara sembunyi-sembuyi di negeri sendiri.
Kini masalah baru datang kembali mereka diteror atau diancam oleh “kera ijo” si enjarah gorengan itu wkwkwkwk, mereka juga difitnah bahkan mreka juga pernah didatangi langsung di basecamenya dengan jumlah yang tak sebanding dengan mereka. Mereka dituduh atau tepatnya difitnah telah melakukan pengeroyokan kepada “kera ijo”. Meskipun mereka kalah jumlah dan umur ayas sediri salut karna merka tak gentar sedikitpun menghadapi, jelas bukan menghadap secara otot karna AREMA itu menggunakn otak dengan cara cita damai. Mereka berargumen kalau mereka tak pernah melakukan pengeroyokan termasuk kepada “kera ijo” sekalipun. Untung saat itu tidak sapai terjadi adu fisik antara mereka dengan “kera ijo’.
Saat itu sang konduktor kita SAM YULI SUMPIL berpeasan kepada mereka : “saya tau daerah timur itu basis bonek jangan macam-macam sama mereka, bukannya apa ? Ingat nyawa adalah taruhannya. Tapi juga jangan sampai disana menjadi negara ijo”. Itulah pesan yang disampaikan sam yuli ketika mereka melkukan tour di stadion Kanjuruhan bersama dengan tetangga korwil mereka AREMEMEBER (aremania jember).
Setelah kejadian itu danteror semkin intes dilakukan terhadap mereka. AKS kini berjalan secara “sembuyi-sembunyi” lagi. Dan suatu hari nanti ayas pribadi yakin mereka akan muncul kembali kepermukaan dan dengan anggota yang lebih banyak dan semakn kompak begitu juga cinta mereka pada AREMA semakin kuat. Dan yang terpeting mereka mengubah SITUBONDO dan daerah timur yang awalnya basis “ijo” menjadi basis AREMANIA dengan menyebarkan semangat cita damai...
DITINDAS TAMBAH GIRAS
SALAM SATU JIWA AREMA INDONESIA

Cerita Aremania Dan Aremanita 9





INDAHNYA KEBERSAMAAN dalam SATU JIWA

Ada seorang anak yang kira-kira masih berusia sekitar 9 tahun dan ia sangat suka terhadap permainan bola, ia juga mempunyai satu klub yang sangat diidoalakannya yakni AREMA. Suatu hari ia ingin sekali melihat AREMA secara langsung di Kanjuruhan. Namun apa yang terjadi ?, untuk mendapatkan ijin saja sangat sulit baginya. Mungkin dengan melihat AREMA bersama tem

an-teman seusianya ia bisa merasakan bagaimana indahnya rasa kebersamaan yang selama ini sagat jarang ia dapatkan di rumah karna orang tuanya sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Tak jarang ia merasa seperti tak punya keluarga. Dan akibat rasa nyamannya bersama-sama denan temannya ia pun memberanikan diri untuk tetap berangkat ke Kanjuruhan meski tanpa restu orang tuanya. Di stadion ia merasakan apa yang jarang dirasakan di rumahnya seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang begitu kuat dri temen-temen AREMANIA semua.

Setiba sampai di rumah ia pun sangat di marahi oleh orang tuanya, ia pu menangis sejadi-jadinya dan langsung bergegas menuju kamarnya tanpa melepas atribut aremanya, seolah ia tak igin berpisah dengan hal yang “berbau” AREMA, karna AREMA telah mengajarkannya tentang arti kebersamaan. Dalam hati kecilnya ia merasa senang karna bisa merasakan rasa kebersamaan yang selama ini terasa amat sangat langkah baginya, namun di sisi lin ia juga sangat merasa sedih dan berdosa kepada orang tuanya karna telah berbohong.

~beberapa bulan berlalu~
Di suatu soesang anak dengan setia duduk di kursi teras rumahnya menunggu Papanya pulang kerja. Ketika Papanya pulang sang anaknya pun langsung bergegas menghampiri mobil Papanya. Ia pun segera membawakan tas yng dari tadi berada di tangan kiri Papanya, dan tak lupa ia mencium tangan Papanya dan ia bertannya kepada papanya: “berapa penghasilan Papa untuk 1 jamnya ?”. mendapat pertanyaan dari sang anak seperti itu, sang Papa pun sontak tercengang dan sang Papa pun menjawab: “Mamamu pun tak pernah tahu berapa penghasilan Papa 1 jamnya” mendapat jawaban seperti itu sang anak pun lebih ngotot untuk menanyakannya, dan akhirnya sang Papa pun menjawab: “50ribu, kenapa Nak ?”. mendapat jawaban seperti itu sang anak punkembali bertanya kepada Papanya dan berkata: “Pa bolehkah aku pinjam uang 40ribu ?” dan Papanya pun menjwab: “Nggak, pasti buat nonton AREMA lagi kan ?”. bukannya memberikan uangnya sang Papa justru memarahi anaknya sejadi-jadinya, dan sang anak pun menangis bergega kekamarnya.

Mengetahui sang anak menagis sang Papa pun menghampiri kamar sang anak untuk menenangkan dan memberikan uang itu. Setelah mendapat uang itu sang anak pun menuju laci kamar tidurnya untuk mengambil uang yang selama ini ditbungnya, uang itu berjumlah 60ribu. Setelah mengambil uang yang ditabungnya itu sang anak pun menghampiri Papanya untuk menyerahkan uangnya yang saat ini berjumlah 100ribu dan berkata: “ni Pa, saya gaji Papa 2 jam. Jadi Pa yo besok kita nnon AREMA bersama, 2 jm saja Pa”. Sang Papa pun menangis haru karna mendengarkan anaknya berkata seperti itu.

Ternyata selama ini sang anak punya keinginan yang begitu kuat untuk bisa merasakan indahnya kebersamaan ketika menonton AREMA bukan hanya bersama teman-temannya tapi juga bersama Papanya yang selama ini sibuk dengan pekerjaannya...

Cerita Aremania Dan Aremanita 8

AREMANITA MALAIKAT KECILKU

Memang AREMA telah menyelesaikan musim ini dengan memenuhi targetnya. Tapi di balik itu semua ada sebuah kisah yang di alami oleh salah satu AREMANITA licek. Dulu ketika AREMA terseok-seok di dasar klasemen ia pun memanjatkan doa kepada-Nya agar AREMA tak terdegradasi dan ia pun ber”NAZAR”. Apa nazarnya berikut kisahnya.

Suatu di pagi yang cerah terdapat sebuah keluar

ga yang sedang sarapan bersama. Dan terdapat beberapa hidangan di meja makan. Namun sang aremanita licek yang masih berusia 8 tahun ini harus di hadapkan pada sebuah hidangan yang sangat tidak di sukainya yakni yogurt. Sang Ibu pun memaksanya untuk memakan hidangan itu karna itu bagus untuk pertumbuhannya. Dan sang Ibu pun berkata: “Yah, suruh tuh Sindu menghabiskan yogurtnya”. Ayah Sindu mengambil mangkok dan berkata: “Sindu sayang, demi Ayah, maukah kamu makan beberapa sendok yogurt ini? Kalau tidak, nanti Ibumu akan marah sama Ayah.

Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata: “Ayah, Sindu akan makan yogurt ini, tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya, tapi Sindu minta sesuatu sama Ayah, apakah Ayah mau berjanji memenuhi permintaan Sindu?”. Ayah menjawab: “oh pasti, sayang”. Sindu tanya sekali lagi: “betul nih yah ?”.

Sindu juga mendesak Ibunya untuk janji hal yang sama, sang Ibu pun menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata bahwa ia menyetujui permintaan Sindu. Ayah yang sedikit khawatir dan berkata: “Sindu jangan minta komputer atau barang lain yang mahal ya, karena Ayah saat ini tidak punya uang”.

Sindu menjawab: “jangan khawatir, Sindu tidak minta barang mahal kok”. Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua yogurt di depannya.
Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekati orangtuanya dengan mata penuh harap. Ternyata Sindu ingin kepalanya digundulin/dibotakin karna sudah bernazar kalau nanti klub yang dicintainya AREMA lolos dari jurang degradasi. Sang Ibu pun spontan berkata: “permintaan gila, anak perempuan dibotakin, ini pasti karna kamu sering nonton AREMA di TV”

sang Ayah pun mencoba membujuk Sindu untuk tidak melakukan nazarnya. tapi Sindu tetap dengan pilihannya, ia pun berkata kepada Ayahnya kalau ini adalah sebuah nazar jadi harus dilakukan sebagaimana agama telah mengajarnya.

sang Ayah coba memohon kepada Sindu: “tolonglah nak, bagaimana kata para tetangga nanti”.
Sindu dengan menangis berkata: “Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya Sindu menghabiskan yogurt itu dan Ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan Sindu. Kenapa Ayah sekarang mau menarik/menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti pesan nabi kita Muhammad S.A.W.”.
akhirnya sang Ayah pun luluh dan menuruti permintaan Sindu.
Secara spontan sang Ibu pun berkata: “apakah Ayah sudah gila?
sang Ayah menjawab: “Tidak, kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri”.
Permintaan Sindu pun akhirnya dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dangan matanya yang besar dan bagus.

Hari Senin, sang Ayah mengantarkan Sindu ke sekolah, sekilas sang Ayah melihat Sindu yang botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepada sang Ayah. Sambil tersenyum sang Ayah membalas lambaian tangannya.

Tiba-tiba seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak: “Sindu tolong tunggu saya”.
Yang mengejutkanku ternyata, kepala anak laki-laki itu botak juga.

sang Aayah pun berpikir mungkin ”botak” merupakan hairstyle jaman sekarang karna bebrapa punggawa AREMA juga botak. Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari mobil yang di tumpangi anak laki-laki tersebut dan berkata: “Anak bapak, Sindu benar-benar hebat. Anak laki-laki yang jalan bersama-sama dengannya sekarang, adalah Benny anak saya, dia menderita kanker leukemia”. Wanita itu berhenti sejenak, menangis tersedu-sedu. Dan ia melanjutka perkataannya: “minggu lalu Benny tidak masuk sekolah, karena pengobatan chemo therapy Benny pun menjadi botak. Karna botak ia pun tidak mau pergi ke sekolah karna takut diejek/dihina oleh teman-teman sekelasnya. Nah Minggu lalu Sindu datang ke rumah menonton AREMA bersama Benny dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul-betul tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Benny. Bapak dan istri bapak sungguh diberkati Allah karna mempunyai anak perempuan yang berhati mulia”.

sang AYAH pun berdiri terpaku dan menangis,berkata “Sindu kau lah malaikat kecilku. Kau telah mengajari Ayah tentang arti sebuah janji dan rela berkorban demi sesama”.

Cerita Aremania Dan Aremanita 7

SURAT KECIL untuk AREMA

Ku tulis surat ini dengan tetesan air mata yang jatuh membasahi kertas kusam dan kusut warna biru seperti warna kebesaranmu dengan tangan yang seolah tak kuat menopang beban pena ini. Namun ku tetap berjuang menyelesaikannya, seperti engkau menyelesaikan musim yang indah ini dengan perjuangan dan pengorbananmu. Satu dua kalimat pena ini selalu jatuh bersamaan dengan jatuhn

ya bair mata ini ketika menuliskan kata yang penuh makna AREMA. Ya, dalam hati ini seolah terdapat rasa besalah karena aku yang dengan bangga menyebutkan diriku sebagai aremania namun tak bisa menjalankan apa yang menjadi kewajibanku sebagai aremania yakni mendukungmu dalam keadaan apapun. Sah-sah saja kau menyebutku munafik karna ibarat orang yang mengaku muslim tapi tak pernah menjalankan sholat. Rasa bersalah itu selalu muncul dari dalam diri ini seperti sesuatu yang keluar dari dalam bumi dan menggetarkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya tak peduli dia terlibat atau tidak. Dulu ketika kau meraih kemenagan demi kemenangan bahkan hingga kau berhasil membawa pulang mahkota juara ke kotamu, kota para kesatria, kota para pemberani Bhumi AREMA. Dengan lantang ku menyebut inilah klubku, klub kebanggananku, klub yang menelurkan para pemain muda berbakat. Dan inilah klub yang berjuluk singo edan AREMA
.
Dulu ku datangi kotamu, ku masuki stadionmu, ku gemuruhkan kandangmu. Dlu juga ku gunakan atributmu mulai dari kotaku “kota lumpur” begitulh orang menyebutnya. Ku gunakan soak kebesaran berwarna biru bergambarkan kepala singa yang sedang mengaung seolah ingin memangsa lawan-lawannya dan juga gambar udang dan banden di sisi kana kirinya, agar orang tau inilah aku aremania sidoarjo yang jauh-jauh datang ke kotamu utuk satu tujuan yakni mendukung klub kebanggaan kita semua AREMA. Tak lupa pula ku lilitkan syal warn biru bertuliskan FORZA AREMA i leherku dan tak lupa pula ku bawa tas berbetuk singa yang ku “slempangkan” di sisi kiriku seolah ialah yang menjagaku dalam perjalanan menuju kotamu.

~ TAPI ITU DULU ~ ketika kau seolah selalu meraih kemenangan dalam setiap laga yang engkau jalani baik dalam setiap laga kandang maupun tandangmu. Kini ketika kau terpuruk di awal musim apa yang ku lakukan?. Ku seolah tak peduli dengan apa yang kau alami AREMA. Jangankan datang meggeruhmuhkan kandangmu datang ke kotamu pun aku tak pernah. Bahka yang paling parah ketika ku seolah malu menggunakan atributmu yang dulu begitu aku banggakan, aku eluh-eluhkan.
Selain itu aku juga malu ketika temen-temenku menyindir “itu a klub mu?”. Tak hanya itu aku juga takut jadi musuh di lingkunganku yang merupakan basis anak “ijo” yang tak lain merupakan rival abadimu. Dan yang paling parah lai adalah ketika kau terpuruk di awal musim dulu ku alihkan dukunganku kepada klub dikotaku. Kenapa ku alihkan dukunganku ?. karna aku ingin merasakan bagaimana atmosfir yang dulu ku rasakan begitu menginjakkan kaki ini di kandangmu ketika kau berjaya dulu. Tapi apa yang ku harapkan hampa aadanya. Ku tak merasakan sama sekali atmosfir itu. Selain itu aku juga tak merasakan bagaiman gemuruh, semangat, kebersamaan atau bahkan rasa haru yang dulu aku rasakan di kandangmu KANJURUHAN.

Ayas tau apaka ayas masih bisa disebut aremania, atau paling tidak fans dari AREMA, karna aku baru datang ke kotamu, ku masuki stadionmu, ku gemuruhkan kandangmu dan yang lebih parah ku juga ikut bersoarak dengan yang lain ketika kau meraih apa yang sering dulu kau berikan kepadaku yakni sebuah kemenangan di putaran ke dua ini.

Maafkan aku AREMA
Maafkan aku AREMA
Maafkan aku yang dulu meninggalkanmu di saat kau membutuhkan aku, dan apakah aku masih kau ijinkan meginjakan kakiku ini di kndangmu. Kalau memang kau tak rela aku sangat ikhlas menerimanya karna memang aku takpantas berada di sisimu saat ini, saat kau bersuka cita merayakan targetmu, lolos dari jurang dregadasi. Kalau ada istilah retropus durhaka, ya akulah ini orangnya. Retropus yang tak bisa membalas apa yang sudah di berikan oleh klub kpadanya. Ketika kau terpuruk justru aku seolah tak mengenalmu. Maafkan aku AREMA. Kau memang tak pernah membedakan aku yang dulu mendukugmu ketika kau berjaya dan baru kembali setelah kau kembali “berjaya” dengan mereka yang selalu mendukungmu dalam keadaan apapun tak peduli ku berjaya atau terpuruk sekalipun mereka selalu ada di sisimu. Namun rasa berdosa itu selalu ada dalam diriku.

Apa lagi waktu ku baca kata-kata yang ada di bagian punggung kaos perkumpulan AREMAku. Yang bunyinya: jangan tanyakan kapan arema juara bila kalian hanya bisa mencela disaat arema kalah, dan hanya mendukung disaat arema selalu menang” entah disengaja atau tidak nawak-nawak membuat itu, tapi yang pasti kata-kata itu sangat menyindir diriku ini. Dan membuatku semakin merasa berdosa padamu AREMA.

MAAFKAN AYAS AREMA
MAAFKAN AYAS AREMA

Aku beranji pada diriku sendiri agar tak mengulangi kesalahan yang bodoh ini dikemudian hari apa pun yang terjadi padamu. Ini ku jadikan sebagai pembelajaran bagiku agar menjadi suporter yang lebih dewasa. Ayas menerima dengan ikhlas ketika ayas sampai kapanpun tak akan pernah bisa disebut sebagai aremania sejati karna kebodohan ini, tapi ayas mohon dengan sangat biarkanah kaki ini menemani perjuanganmu mengarungi musim demi musim yang kau lalui. Ayas lebih suka disebut sebagai pecinta AREMA daripada disebut sebagai aremania. Karna ayas sudah menghianati dirimu AREMA.

Cerita Aremania Dan Aremanita 6





AREMA CINTA SEJATIKU

Cerita ini merupakan kisah nyata seorang tante yang juga merupakan aremanita yang ayas temui di tribun VIP stadion kanjuruhan, kab. MALANG. Beliau merupakan tokoh salah satu korwil yang ada di luar Ngalam. Saya menuliskan apa yang saya tangkap dari apa yang diceritakan oleh tante Nita kepada ayas waktu di tribun VIP. Tante Nita bercerita mengenai pengalaman hidupnya.
 

Sekitar
sepuluh tahun yang lalu, Nita sedang menjalankan semester terakhir dan berusaha menyelesaikan skripsi. Disaat itu pula, 2 minggu yang akan datang, Nita akan dipersunting oleh pria yang bernama Toni

Toni merupakan teman SMP Nita dan Toni lah yang pertama mengenalkannya dengan AREMA, awalnya Nita tak mengerti sama sekali dengan apa itu AREMA, dan suatu saat Nita di ajak oleh Toni untuk datang ke Kanjuruhan. Dan dari situ Nita pun terkesan dengan aremania mulai dari kekompakannya, keaktraktifannya, keloyalalanya, maupun kefanatismenya mungkin inilah yang disebut dengan cinta pada pandangan pertama. Mereka telah mengenal selama 10 tahun.dan mulai berpacaran selama 7 tahun atau sejak duduk di bangku SMA. Mereka bahkan telah bertunangan dan 2 minggu kedepan mereka akan melaksanakan ijab kabul. Mereka berdua sepakat kalau resepsinya kelak akan sangat khas AREMA. Mualai dari gaunnya, dekorasi tempatnya, cinderamata berupa syal AREMA dan terdapat tulisan nama mereka. Atau bahkan mereka punya rencana kalau bisa tempatnya di stadion kajuruhan dengan para tamu undangan diwajibkan mengenakan atribut AREMA.

Entah mimpi apa semalam. Tiba-tiba Nita dikejutkan oleh sebuah berita.
Adiknya Toni : “mbak Nita, mbak Nita. Mas Toni...mas Toni...kena musibah !”
Nita : ”innalillahi wa inna illahi roji’ un....”
Saat itu Nita tak mengetahui musibah apa yang menimpa Toni. Kemudian sang adik melanjutkan beritanya
Adiknya Toni : “mas Toni...kecelakaan dan..meninggal...”
Nita : “innalillahi wa inna illahi roji’ un....”
.........dan Nita kemudian pingsan.........

Setelah bangun, dihadapkan oleh mayat tunangannya. Nita yang shok berat tidak bisa berkata apa-apa. Bahkan tidak ada air mata yang mengalir.
Ketika memandikan jenazahnya, Nita terdiam. Nita hanya bisa memeluk boneka singa yang dulu dibelikan oleh Toni dan di boneka itu terdapat bordiran nama mereka berdua dan seolah tak mau melepasnya karna mungkin itu pemberian yang sangat berarti baginya, hingga orang tua Toni mencoba meminta Nita agar tabah menghadapi semua ini.
Setelah dikuburkan, Nita tetap terdiam. Ia berdo’a khusyuk di depan kuburan Toni sambil membawa boneka singanya, orang di sekitar mungkin menganggapnya aneh atau bahkan gila tapi Nita tak mempedulikannya.

Sampai seminggu ke depan, Nita tak punya nafsu makan. Ia hanya makan sedikit. Ia pun tak banyak bicara, kalau mau bicara pun ia akan bicara kepada bonekanya. Skripsinya terlantar begitu saja. Orang tua Nita pun cemas melihat sikap anaknya tersebut. Ia pun tak pernah keluar dari kamarnya, ia mau keluar hanya ketika ada siaran langsung AREMA saja. Atau keluar rumah ketika ada pertandingan arema saja dan ia selalu menitihkan air matanya. Sama seperti ayas pertama melihatnya, ia sedang menagis di tribun VIP sambil memeluk boneka singa. padahal waktu itu Arema berhasil membuat gol dan mengalahkan lawannya.
Mungkin karna dengan melihat Arema ia bisa merasakan kembali saat-saat indah bersama Toni.

~~~tiga bulan kemudihan~~~
Skripsi Nita belum juga kelar. Orangtuanya pun tidak mengharap banyak karna mengerti keadaan Nita. Sepeninggal Toni, Nita masih meratapi dan merasa Toni hanya pergi jauh atau tour ke luar kota untuk mendukung AREMA berlaga. Nanti juga kembali dan bercerita tentang kemenangan AREMA, pikirnya.

Di dalam wajah senduhnya, ada seorang pria yang tertarik melihat Nita. Satria namanya. Ia tertarik degan paras Nita yang pendiam. Satria pun mencoba mencaritahu tentang Nita dan ia mendegar kisah lengkap tentang Nita dari teman-temanya termasuk kisahnya dengan Toni.
Setelah mendapat berbagai informasi tentang Nita, ia pun coba mendekati Nita.Nita yang hatinya sudah beku, tidak peduli akan kehadiran satria. Beberapa kali ajakan Satria tidak direspon olehnya.
Satria pun pantang menyerah, sampai akhirnya Nita pun sedikit luluh karna ternyata Satria juga merupakan seorang aremania. Mungkin saat itu pikir Nita kalau ke stadion tidak perlu sendirian lagi sepeninggal Toni, Nita pun mengajak Satria ke kuburan Toni sambil membawa boneka singanya. Di sana Nita meminta Satria untuk meminta ijin kepada Toni untuk berhubungan dengan Nita dan berjanji tidak akan melarang Nita menjadi aremanita sejati sampai akhir nanti seperti janji Toni kepada Nita dulu. Satria yang begitu menyayangi Nita menuruti permintaan perempuan itu. Ia pun berdoa dan meminta ijin kepada kuburan Toni dan juga “berbicara” kepada boneka singa yang dibawa Nita. Karna menurut Nita boneka singa itulah “TONI”.

Masa pacaran Nita dan Satria begitu unik. Setiap ingin pergi berdua, mereka selalu mampir ke kuburan Toni untuk meminta ijin sekaligus memberitahu hari ini mereka akan pergi kemana dan bercerita bagaimana arema saat ini. Dan ketika kekuburan pun mereka selalu membawa boneka singa. Hal itu terus terjadi berulang-ulang dan seolah sudah menjadi tradisi bagi mereka. Tampaknya posisi Toni di hati Nita tak ada yang akan menggeser. Tetapi Satria sangat mengerti akan hal itu dan tetap rela bersanding dengan Nita, walaupun sebagai yang ketiga di hati Nita setelah AREMA dan Toni.

Setahun sudah masa pacaran mereka, skripsi Nita sudah selesai enam bulan yang lalu dan ia lulus dengan nilai yang baik. Satria pun memutuskan untuk melamar Nita
Sebelum melamar Nita, Satria mengunjungi kuburan Toni sendirian dan membawa boneka singa milik Nita. Di sana ia mengobrol degan batu nisan dan boneka tersebut, membacakan yasin, sekaligus meminta ijin untuk melamar Nita. Setelah itu Satria pulang, dan malamnya melamar Nita.
Nita tentu saja senang. Tapi tetap saja, di hati Nita masih terkenang sosok Toni. Nita meneceritakan bagaimana perasaanya kepada Toni dan bagaimana posisi Toni di hatinya. Satria menerima itu dengan lapang dada. Baginya, Nita adalah prioritas utamanya. Apa pun keinginan Nita, ia akan menuruti semua itu, asalkan Nita bahagia.
Nita pun akhirnya menerima lamaran satria

~~~beberapa bulan setelah menikah ~~~
Di rumah yang damai terpampang foto perkawinan Nita dan Satria. Tak jauh dari foto tersebut ada foto pernikahan Nita ukuran 4R. Foto perkwinan biasa, namun ada yang janggal. Di foto tersebut terpampang wajah Nita dan Toni.
Ya,Nita yang masih mencintai Toni mengganti foto pasangan di sebelahnya dengan wajah Toni. Foto itupun terletak tak jauh dari foto perkawinan Satria dan Nita. Sekilas terlihat foto tersebut hasil rekayasa Nita. Namun Satria mengijinkan Nita meletakkan foto tersebut tak jauh dari foto perkawinan mereka.

Bagaimanapun Nita akan tetap mencintai Toni sekaligus mencintai Satria, suami tercintanya. Dan Satria merupakan pria yang memiliki hati sejati seperti para pungawa singa yang tidak hanya terlihat garang tapi juga memiliki jiwa yang besar, baginya cinta sejatinya adalah Nita. Apapun yang Nita lakukan, ia berusaha menerima keadaan itu. Baginya tak ada yang perlu di cemburui dari sekedar boneka singa ataupun batu nisan. Ia tetap menjalankan rumah tangganya dengan sakinah, mawaddah dan warramah, hingga saat ini........
Mendengar cerita di atas, terus terang ayas sedih, terharu, sekaligus miris. ayas kagum dengan sosok Satria yang benar-benar mencintai tante Nita. Saya juga mengerti kepedihan tente NIta ketika ditinggal tunangannya. Tentu rasanya sulit ditinggalkan orang yang sudah membekas dihatinya.

Cerita Aremania Dan Aremanita 5



KU LIHAT AREMA DENGAN TELINGAKU

Masih seperti cerita ayas sebelumnya, kali ini ayas menceritakan tentang kisah hidup yang dilalui adik “teman” ayas ini. Ayas bertemu ketika berada di tribun VIP stadion kebesaran kita semua Kanjuruhan. Awalnya saya heran kenapa temen ayas yang bernama chinta ini selalu berbicara kepada adiknya yang bernama putri seperti komentator yang menjelaskan detail pertandin
gan yang sedang berlangsung. Namun setelah ayas lebih mengenalnya ayas tau apa alasannya.... dan berikut kisahnya.

Putri dia gadis lincah dengan wajah yang cantik denan rambut yang panjang. Dia suka sekali sama sepak bola dan menggambar. Apalagi sama klub kecintaanya yakni AREMA INDONESIA. Awal perkenalanya dengan arema adalah ketika ia diajak oleh kakaknya yang merupakan teman ayas. Temen ayas memang sehari-harinya sibuk merawat adiknya ini yang masih berusia 4 tahun. Karena kedua orang tuanya sibuk di kantor akhirnya putri lebih sering bercengkrama dengan kakak dan nawak-nawaknya yang merupakan aremanita semuanya.
Suatu hari ibunya yang merasa lelah dan terlihat lesuh pulang lebih awal dari biasanya, putri yang jarang bertemu kedua orang tuanya. pagi putri sekolah di play groupkedua orang tuanya masih tertidur. putri pulang sekolah orang tuanya sudah berangkat kerja. malam orang tuanya pulang putri sudah tertidur pulas. Mengetahui mamanya pulang lebih awal putri pun senang ia meminta digendong, minta disuapin, minta dimandiin, tapi sayang mamanya hanya bilang sana saja sama kakamu, putri pun hanya diam dan bermain seperti biasa bersama kakanya.

Pada sore harinya sang Kakak pun bersiap pergi ke kanjuruhan untuk melihat arema, putri yang sejak lama ingin ikut kakanya pergi mendukung arema pun akhirnya merengek memohon kepada kakaknya untuk di ajak. Awalnya sang kakak pun menolak permohonan putri. Tapi, karna tak ingin putri menangis dan menggangu mamanya yang sedang sibuk. Chinta pun akhirnya mengajak putri ke stadion. Saat pulang kerumah, putri menghampiri mamanya dengan maksut ingin menunjukan syal arema yang baru di belikan oleh kakaknya tadi dan ingin kembali bermanja dengan mamanya yang jarang bertemu dengannya. namun melihat mamanya tertidur diatas meja kerjanya gadis kecil berumur 4 tahun itu pun tak ingn menggangu dan mengambil sebuah MAP penting yang sedang dikerjakan oleh ibunya tanpa diketahui oleh mamanya.
Ia menggambar sesuatu coret sana coret sini seperti anak seusianya
Tiba-tiba mamanya terbangun dan mencari MAP itu, ia teriak memanggil chinta, karena mendengar teriakan. chinta pun berlari menggampiri mamanya, putri pun juga ikut berlari menggampiri dan mengembalikan MAP sambil menunjukan syal aremanya itu kepada ibunya dan berharap mamanya memujinya karna ia menggambar sesuatu untuk mamanya,namun Mamanya pun kaget dan marah besar saat mengetahui MAP itu penuh coretan dan karna chinta mengajak adiknya yang masih kecil pergi ke stadion, seketika sang mama pun mengambil sapu yang kebetulan ada di dekatnya dan dihantamkan keras ke tubuh putri dan chinta, seketika pun putri menangis dan berlari menuju kakanya untuk meminta tolong, sang kakak pun hanya bisa menangis melihat itu semua, digeret tangan si putri oleh mamanya ketika dia ingin meminta gendong kepada kakaknya hingga putri terjatuh ke lantai dan membetur kepalanya dengan sangat keras ke lantai rumah, seketika putri pingsan, mama dan kakaknya kaget dan panik seketika itu pula mamanya ke rumah sakit, putri tak sadarkan diri.

Papanya yang kaget mendegar berita itu, di pun bergegas pulang. Tapi, tidak ditemui istri dan anaknya, matanya pun tertuju pada MAP yang berserakan di lantai. Semua gambar dilihatnya termasuk gambar yang di buat putri. Air matanya pun jatuh saat mengetahui gambar seorang anak kecil dan kakak perempuannya berjalan dengan papa dan mamanya sambil bergandengan tangan dan semua memakai atribut kebesaran AREMA. Dan terdapat tulisan “I love MOM and DAD” di bagian atas dan tulisan “Inilah keluargaku, Keluarga AREMA” di bagian bawah gambar

Seketika papanya menuju rumah sakit dan menunjukan MAP itu pada istrinya, setelah melihat gambar yang di buat putri, ia pun menagis histeris dengan memeluk seluruh anggota keluarganya.
3 minggu sudah akhirnya putri siuman, dia teriak takut saat semua terlihat gelap
“mama, putri janji ngak nakal lagi dan putri janji ngak gammbar lagi, tapi nyalakan lampunya ma putri takut gelap. Kak chinta mana ?,kak chinta nyalakan lampunya, putri takut gelap. Kak chinta kasih tahu mama putri gak nakal lagi, putri takut gelap kak”... ujar putri sambil merengek menangis memohon
Mama, papa, dan kakaknya pun menagis memeluk putri. Berkali-kali mamanya meminta maaf, begitu pun putri yang memohon tiap hari agar dinyalahkan lampunya danberjanji tidak menggambar lagi.

Kini putri pun hidup dalam kegelapan namun itu semua tak menghalangi tekadnya untuk menjadi aremanita sejati. Ia selalu ingin berusaha agar selalu berada di tribun ketika para punggawa arema berlaga di lapangan. Tentu dengan di dampingi oleh kakaknya