Sabtu, 24 November 2012

Cerita Aremania Dan Aremanita 6





AREMA CINTA SEJATIKU

Cerita ini merupakan kisah nyata seorang tante yang juga merupakan aremanita yang ayas temui di tribun VIP stadion kanjuruhan, kab. MALANG. Beliau merupakan tokoh salah satu korwil yang ada di luar Ngalam. Saya menuliskan apa yang saya tangkap dari apa yang diceritakan oleh tante Nita kepada ayas waktu di tribun VIP. Tante Nita bercerita mengenai pengalaman hidupnya.
 

Sekitar
sepuluh tahun yang lalu, Nita sedang menjalankan semester terakhir dan berusaha menyelesaikan skripsi. Disaat itu pula, 2 minggu yang akan datang, Nita akan dipersunting oleh pria yang bernama Toni

Toni merupakan teman SMP Nita dan Toni lah yang pertama mengenalkannya dengan AREMA, awalnya Nita tak mengerti sama sekali dengan apa itu AREMA, dan suatu saat Nita di ajak oleh Toni untuk datang ke Kanjuruhan. Dan dari situ Nita pun terkesan dengan aremania mulai dari kekompakannya, keaktraktifannya, keloyalalanya, maupun kefanatismenya mungkin inilah yang disebut dengan cinta pada pandangan pertama. Mereka telah mengenal selama 10 tahun.dan mulai berpacaran selama 7 tahun atau sejak duduk di bangku SMA. Mereka bahkan telah bertunangan dan 2 minggu kedepan mereka akan melaksanakan ijab kabul. Mereka berdua sepakat kalau resepsinya kelak akan sangat khas AREMA. Mualai dari gaunnya, dekorasi tempatnya, cinderamata berupa syal AREMA dan terdapat tulisan nama mereka. Atau bahkan mereka punya rencana kalau bisa tempatnya di stadion kajuruhan dengan para tamu undangan diwajibkan mengenakan atribut AREMA.

Entah mimpi apa semalam. Tiba-tiba Nita dikejutkan oleh sebuah berita.
Adiknya Toni : “mbak Nita, mbak Nita. Mas Toni...mas Toni...kena musibah !”
Nita : ”innalillahi wa inna illahi roji’ un....”
Saat itu Nita tak mengetahui musibah apa yang menimpa Toni. Kemudian sang adik melanjutkan beritanya
Adiknya Toni : “mas Toni...kecelakaan dan..meninggal...”
Nita : “innalillahi wa inna illahi roji’ un....”
.........dan Nita kemudian pingsan.........

Setelah bangun, dihadapkan oleh mayat tunangannya. Nita yang shok berat tidak bisa berkata apa-apa. Bahkan tidak ada air mata yang mengalir.
Ketika memandikan jenazahnya, Nita terdiam. Nita hanya bisa memeluk boneka singa yang dulu dibelikan oleh Toni dan di boneka itu terdapat bordiran nama mereka berdua dan seolah tak mau melepasnya karna mungkin itu pemberian yang sangat berarti baginya, hingga orang tua Toni mencoba meminta Nita agar tabah menghadapi semua ini.
Setelah dikuburkan, Nita tetap terdiam. Ia berdo’a khusyuk di depan kuburan Toni sambil membawa boneka singanya, orang di sekitar mungkin menganggapnya aneh atau bahkan gila tapi Nita tak mempedulikannya.

Sampai seminggu ke depan, Nita tak punya nafsu makan. Ia hanya makan sedikit. Ia pun tak banyak bicara, kalau mau bicara pun ia akan bicara kepada bonekanya. Skripsinya terlantar begitu saja. Orang tua Nita pun cemas melihat sikap anaknya tersebut. Ia pun tak pernah keluar dari kamarnya, ia mau keluar hanya ketika ada siaran langsung AREMA saja. Atau keluar rumah ketika ada pertandingan arema saja dan ia selalu menitihkan air matanya. Sama seperti ayas pertama melihatnya, ia sedang menagis di tribun VIP sambil memeluk boneka singa. padahal waktu itu Arema berhasil membuat gol dan mengalahkan lawannya.
Mungkin karna dengan melihat Arema ia bisa merasakan kembali saat-saat indah bersama Toni.

~~~tiga bulan kemudihan~~~
Skripsi Nita belum juga kelar. Orangtuanya pun tidak mengharap banyak karna mengerti keadaan Nita. Sepeninggal Toni, Nita masih meratapi dan merasa Toni hanya pergi jauh atau tour ke luar kota untuk mendukung AREMA berlaga. Nanti juga kembali dan bercerita tentang kemenangan AREMA, pikirnya.

Di dalam wajah senduhnya, ada seorang pria yang tertarik melihat Nita. Satria namanya. Ia tertarik degan paras Nita yang pendiam. Satria pun mencoba mencaritahu tentang Nita dan ia mendegar kisah lengkap tentang Nita dari teman-temanya termasuk kisahnya dengan Toni.
Setelah mendapat berbagai informasi tentang Nita, ia pun coba mendekati Nita.Nita yang hatinya sudah beku, tidak peduli akan kehadiran satria. Beberapa kali ajakan Satria tidak direspon olehnya.
Satria pun pantang menyerah, sampai akhirnya Nita pun sedikit luluh karna ternyata Satria juga merupakan seorang aremania. Mungkin saat itu pikir Nita kalau ke stadion tidak perlu sendirian lagi sepeninggal Toni, Nita pun mengajak Satria ke kuburan Toni sambil membawa boneka singanya. Di sana Nita meminta Satria untuk meminta ijin kepada Toni untuk berhubungan dengan Nita dan berjanji tidak akan melarang Nita menjadi aremanita sejati sampai akhir nanti seperti janji Toni kepada Nita dulu. Satria yang begitu menyayangi Nita menuruti permintaan perempuan itu. Ia pun berdoa dan meminta ijin kepada kuburan Toni dan juga “berbicara” kepada boneka singa yang dibawa Nita. Karna menurut Nita boneka singa itulah “TONI”.

Masa pacaran Nita dan Satria begitu unik. Setiap ingin pergi berdua, mereka selalu mampir ke kuburan Toni untuk meminta ijin sekaligus memberitahu hari ini mereka akan pergi kemana dan bercerita bagaimana arema saat ini. Dan ketika kekuburan pun mereka selalu membawa boneka singa. Hal itu terus terjadi berulang-ulang dan seolah sudah menjadi tradisi bagi mereka. Tampaknya posisi Toni di hati Nita tak ada yang akan menggeser. Tetapi Satria sangat mengerti akan hal itu dan tetap rela bersanding dengan Nita, walaupun sebagai yang ketiga di hati Nita setelah AREMA dan Toni.

Setahun sudah masa pacaran mereka, skripsi Nita sudah selesai enam bulan yang lalu dan ia lulus dengan nilai yang baik. Satria pun memutuskan untuk melamar Nita
Sebelum melamar Nita, Satria mengunjungi kuburan Toni sendirian dan membawa boneka singa milik Nita. Di sana ia mengobrol degan batu nisan dan boneka tersebut, membacakan yasin, sekaligus meminta ijin untuk melamar Nita. Setelah itu Satria pulang, dan malamnya melamar Nita.
Nita tentu saja senang. Tapi tetap saja, di hati Nita masih terkenang sosok Toni. Nita meneceritakan bagaimana perasaanya kepada Toni dan bagaimana posisi Toni di hatinya. Satria menerima itu dengan lapang dada. Baginya, Nita adalah prioritas utamanya. Apa pun keinginan Nita, ia akan menuruti semua itu, asalkan Nita bahagia.
Nita pun akhirnya menerima lamaran satria

~~~beberapa bulan setelah menikah ~~~
Di rumah yang damai terpampang foto perkawinan Nita dan Satria. Tak jauh dari foto tersebut ada foto pernikahan Nita ukuran 4R. Foto perkwinan biasa, namun ada yang janggal. Di foto tersebut terpampang wajah Nita dan Toni.
Ya,Nita yang masih mencintai Toni mengganti foto pasangan di sebelahnya dengan wajah Toni. Foto itupun terletak tak jauh dari foto perkawinan Satria dan Nita. Sekilas terlihat foto tersebut hasil rekayasa Nita. Namun Satria mengijinkan Nita meletakkan foto tersebut tak jauh dari foto perkawinan mereka.

Bagaimanapun Nita akan tetap mencintai Toni sekaligus mencintai Satria, suami tercintanya. Dan Satria merupakan pria yang memiliki hati sejati seperti para pungawa singa yang tidak hanya terlihat garang tapi juga memiliki jiwa yang besar, baginya cinta sejatinya adalah Nita. Apapun yang Nita lakukan, ia berusaha menerima keadaan itu. Baginya tak ada yang perlu di cemburui dari sekedar boneka singa ataupun batu nisan. Ia tetap menjalankan rumah tangganya dengan sakinah, mawaddah dan warramah, hingga saat ini........
Mendengar cerita di atas, terus terang ayas sedih, terharu, sekaligus miris. ayas kagum dengan sosok Satria yang benar-benar mencintai tante Nita. Saya juga mengerti kepedihan tente NIta ketika ditinggal tunangannya. Tentu rasanya sulit ditinggalkan orang yang sudah membekas dihatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar