Sabtu, 24 November 2012

Cerita Aremania Dan Aremanita 5



KU LIHAT AREMA DENGAN TELINGAKU

Masih seperti cerita ayas sebelumnya, kali ini ayas menceritakan tentang kisah hidup yang dilalui adik “teman” ayas ini. Ayas bertemu ketika berada di tribun VIP stadion kebesaran kita semua Kanjuruhan. Awalnya saya heran kenapa temen ayas yang bernama chinta ini selalu berbicara kepada adiknya yang bernama putri seperti komentator yang menjelaskan detail pertandin
gan yang sedang berlangsung. Namun setelah ayas lebih mengenalnya ayas tau apa alasannya.... dan berikut kisahnya.

Putri dia gadis lincah dengan wajah yang cantik denan rambut yang panjang. Dia suka sekali sama sepak bola dan menggambar. Apalagi sama klub kecintaanya yakni AREMA INDONESIA. Awal perkenalanya dengan arema adalah ketika ia diajak oleh kakaknya yang merupakan teman ayas. Temen ayas memang sehari-harinya sibuk merawat adiknya ini yang masih berusia 4 tahun. Karena kedua orang tuanya sibuk di kantor akhirnya putri lebih sering bercengkrama dengan kakak dan nawak-nawaknya yang merupakan aremanita semuanya.
Suatu hari ibunya yang merasa lelah dan terlihat lesuh pulang lebih awal dari biasanya, putri yang jarang bertemu kedua orang tuanya. pagi putri sekolah di play groupkedua orang tuanya masih tertidur. putri pulang sekolah orang tuanya sudah berangkat kerja. malam orang tuanya pulang putri sudah tertidur pulas. Mengetahui mamanya pulang lebih awal putri pun senang ia meminta digendong, minta disuapin, minta dimandiin, tapi sayang mamanya hanya bilang sana saja sama kakamu, putri pun hanya diam dan bermain seperti biasa bersama kakanya.

Pada sore harinya sang Kakak pun bersiap pergi ke kanjuruhan untuk melihat arema, putri yang sejak lama ingin ikut kakanya pergi mendukung arema pun akhirnya merengek memohon kepada kakaknya untuk di ajak. Awalnya sang kakak pun menolak permohonan putri. Tapi, karna tak ingin putri menangis dan menggangu mamanya yang sedang sibuk. Chinta pun akhirnya mengajak putri ke stadion. Saat pulang kerumah, putri menghampiri mamanya dengan maksut ingin menunjukan syal arema yang baru di belikan oleh kakaknya tadi dan ingin kembali bermanja dengan mamanya yang jarang bertemu dengannya. namun melihat mamanya tertidur diatas meja kerjanya gadis kecil berumur 4 tahun itu pun tak ingn menggangu dan mengambil sebuah MAP penting yang sedang dikerjakan oleh ibunya tanpa diketahui oleh mamanya.
Ia menggambar sesuatu coret sana coret sini seperti anak seusianya
Tiba-tiba mamanya terbangun dan mencari MAP itu, ia teriak memanggil chinta, karena mendengar teriakan. chinta pun berlari menggampiri mamanya, putri pun juga ikut berlari menggampiri dan mengembalikan MAP sambil menunjukan syal aremanya itu kepada ibunya dan berharap mamanya memujinya karna ia menggambar sesuatu untuk mamanya,namun Mamanya pun kaget dan marah besar saat mengetahui MAP itu penuh coretan dan karna chinta mengajak adiknya yang masih kecil pergi ke stadion, seketika sang mama pun mengambil sapu yang kebetulan ada di dekatnya dan dihantamkan keras ke tubuh putri dan chinta, seketika pun putri menangis dan berlari menuju kakanya untuk meminta tolong, sang kakak pun hanya bisa menangis melihat itu semua, digeret tangan si putri oleh mamanya ketika dia ingin meminta gendong kepada kakaknya hingga putri terjatuh ke lantai dan membetur kepalanya dengan sangat keras ke lantai rumah, seketika putri pingsan, mama dan kakaknya kaget dan panik seketika itu pula mamanya ke rumah sakit, putri tak sadarkan diri.

Papanya yang kaget mendegar berita itu, di pun bergegas pulang. Tapi, tidak ditemui istri dan anaknya, matanya pun tertuju pada MAP yang berserakan di lantai. Semua gambar dilihatnya termasuk gambar yang di buat putri. Air matanya pun jatuh saat mengetahui gambar seorang anak kecil dan kakak perempuannya berjalan dengan papa dan mamanya sambil bergandengan tangan dan semua memakai atribut kebesaran AREMA. Dan terdapat tulisan “I love MOM and DAD” di bagian atas dan tulisan “Inilah keluargaku, Keluarga AREMA” di bagian bawah gambar

Seketika papanya menuju rumah sakit dan menunjukan MAP itu pada istrinya, setelah melihat gambar yang di buat putri, ia pun menagis histeris dengan memeluk seluruh anggota keluarganya.
3 minggu sudah akhirnya putri siuman, dia teriak takut saat semua terlihat gelap
“mama, putri janji ngak nakal lagi dan putri janji ngak gammbar lagi, tapi nyalakan lampunya ma putri takut gelap. Kak chinta mana ?,kak chinta nyalakan lampunya, putri takut gelap. Kak chinta kasih tahu mama putri gak nakal lagi, putri takut gelap kak”... ujar putri sambil merengek menangis memohon
Mama, papa, dan kakaknya pun menagis memeluk putri. Berkali-kali mamanya meminta maaf, begitu pun putri yang memohon tiap hari agar dinyalahkan lampunya danberjanji tidak menggambar lagi.

Kini putri pun hidup dalam kegelapan namun itu semua tak menghalangi tekadnya untuk menjadi aremanita sejati. Ia selalu ingin berusaha agar selalu berada di tribun ketika para punggawa arema berlaga di lapangan. Tentu dengan di dampingi oleh kakaknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar