INDAHNYA KEBERSAMAAN dalam SATU JIWA
Ada seorang anak yang kira-kira masih berusia sekitar 9 tahun dan ia sangat suka terhadap permainan bola, ia juga mempunyai satu klub yang sangat diidoalakannya yakni AREMA. Suatu hari ia ingin sekali melihat AREMA secara langsung di Kanjuruhan. Namun apa yang terjadi ?, untuk mendapatkan ijin saja sangat sulit baginya. Mungkin dengan melihat AREMA bersama tem
an-teman seusianya ia bisa
merasakan bagaimana indahnya rasa kebersamaan yang selama ini sagat
jarang ia dapatkan di rumah karna orang tuanya sibuk sendiri dengan
pekerjaannya. Tak jarang ia merasa seperti tak punya keluarga. Dan
akibat rasa nyamannya bersama-sama denan temannya ia pun memberanikan
diri untuk tetap berangkat ke Kanjuruhan meski tanpa restu orang tuanya.
Di stadion ia merasakan apa yang jarang dirasakan di rumahnya seperti
rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang begitu kuat dri temen-temen
AREMANIA semua.
Setiba sampai di rumah ia pun sangat di marahi oleh orang tuanya, ia pu menangis sejadi-jadinya dan langsung bergegas menuju kamarnya tanpa melepas atribut aremanya, seolah ia tak igin berpisah dengan hal yang “berbau” AREMA, karna AREMA telah mengajarkannya tentang arti kebersamaan. Dalam hati kecilnya ia merasa senang karna bisa merasakan rasa kebersamaan yang selama ini terasa amat sangat langkah baginya, namun di sisi lin ia juga sangat merasa sedih dan berdosa kepada orang tuanya karna telah berbohong.
~beberapa bulan berlalu~
Di suatu soesang anak dengan setia duduk di kursi teras rumahnya menunggu Papanya pulang kerja. Ketika Papanya pulang sang anaknya pun langsung bergegas menghampiri mobil Papanya. Ia pun segera membawakan tas yng dari tadi berada di tangan kiri Papanya, dan tak lupa ia mencium tangan Papanya dan ia bertannya kepada papanya: “berapa penghasilan Papa untuk 1 jamnya ?”. mendapat pertanyaan dari sang anak seperti itu, sang Papa pun sontak tercengang dan sang Papa pun menjawab: “Mamamu pun tak pernah tahu berapa penghasilan Papa 1 jamnya” mendapat jawaban seperti itu sang anak pun lebih ngotot untuk menanyakannya, dan akhirnya sang Papa pun menjawab: “50ribu, kenapa Nak ?”. mendapat jawaban seperti itu sang anak punkembali bertanya kepada Papanya dan berkata: “Pa bolehkah aku pinjam uang 40ribu ?” dan Papanya pun menjwab: “Nggak, pasti buat nonton AREMA lagi kan ?”. bukannya memberikan uangnya sang Papa justru memarahi anaknya sejadi-jadinya, dan sang anak pun menangis bergega kekamarnya.
Mengetahui sang anak menagis sang Papa pun menghampiri kamar sang anak untuk menenangkan dan memberikan uang itu. Setelah mendapat uang itu sang anak pun menuju laci kamar tidurnya untuk mengambil uang yang selama ini ditbungnya, uang itu berjumlah 60ribu. Setelah mengambil uang yang ditabungnya itu sang anak pun menghampiri Papanya untuk menyerahkan uangnya yang saat ini berjumlah 100ribu dan berkata: “ni Pa, saya gaji Papa 2 jam. Jadi Pa yo besok kita nnon AREMA bersama, 2 jm saja Pa”. Sang Papa pun menangis haru karna mendengarkan anaknya berkata seperti itu.
Ternyata selama ini sang anak punya keinginan yang begitu kuat untuk bisa merasakan indahnya kebersamaan ketika menonton AREMA bukan hanya bersama teman-temannya tapi juga bersama Papanya yang selama ini sibuk dengan pekerjaannya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar