Kamis, 06 Februari 2014

Bahasa Asli Arek Malang (Bahasa Jowo Malangan & Bahasa Kiwalan Ngalam)

Sumber: AKFB.

Salam Satu Jiwa. Arek-arek Malang (AREMA).

Dengan segala apresiasi dan pemahaman yang berbeda tentang osob malangan, ayas sing termasuk generasi rodok kewut (STW) merasa harus mengucapkan nowus nang nawak-nawak amoes/hebak. Paling tidak nawak-nawak ewud/unyap kepedulian terhadap perkembangan osob malangan sing paling nes/kipa sak ndunyo iki, soale selain osob malangan memiliki karakteristik yang sangat khusus dan langka serta tidak mempunyai pakem atau pola tertentu sebagaimana umumnya bahasa prokem. Kalau toh harus “membalik kosakata” ada syarat yang tidak tertulis tetapi sudah menjadi semacam kesepakatan sosial bahwa bahasa malangan tidak bisa sekedar dibalik, tetapi pembalikan itu harus memiliki nilai estetika – setidak-tidaknya enak didengar di telinga --,dan harus dapat diterima oleh mayoritas komunitas masyarakat Malang yang banyak memiliki daerah-daerah slenk, misalnya: Slengk Celaket, Slenk Kayutangan, slenk Sawahan, Slenk Tanjung, Slenk Kasin, Sleng sekitar Pasar Besar, Slenk Mergosono, Slenk Polehan, Slenk Jodipan, Slenk Bunul, dan masih banyak lagi slenk-slenk lainnya yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Batu yang sekarang kita kenal dengan Malang Raya.

Secara psikologis dan sosiologis, bahasa slenk (bukan bahasa walikan) Malangan mampu menyatukan jiwa dan semangat kera-kera ngalam baik yang ada di Malang maupun yang ada di perantauan, baik yang lahir di Malang maupun yang lahir di perantauan (diluar Malang). Salah satu sepesifikasi karakteristik boso malangan sering menjadi pemersatu dan menghilangkan segala permusuhan, terutama ketika sedang sama-sama berada perantauan, boso malangan bisa menjadi perekat persaudaraan, dan sudah seperti arades sendiri.

Dengan adanya karakteristik boso malangan yang demikian itulah mengapa “organisasi” tanpa bentuk yang bernama AREMA ini bisa berkembang sepanjang masa dan Arema berada di mana-mana serta selalu solid terutama dalam hal rasa persaudaraan. Ketika menyebut AREMA secara psikologis ada perasaan heroisme di dalam dada arek-arek Malang, sehingga mendorong adanya perasaan satu jiwa, satu nasib, satu tujuan, yang kemudian terjalin suatu persaudaraan secara ihlas. Semua itu berkas adanya bahasa pemersatu yaitu Boso Malangan yang kosakatanya banyak terbentuk dan lahir dari slenk-slenk yang ada di Malang Raya.
Kita pernah mendengar kata PUSURA (Putra Surabaya), tetapi gagal membentuk sebuah komunitas besar yang membumi dan meluas serta melewati batas-batas geografi, strata sosial, dan etnis, karena kelemahannya adalah Pusura tidak memiliki bahasa pemersatu sebagaimana yang terjadi pada Arek-arek Malang dengan bahasa slenk malangannya.

Satu lagi yang harus dipahami oleh nawak2 hebak, bahasa slenk Malangan sudah sangat populer pada awal tahun 1960-an. Pada saat saya masih kelas 1 SD Tahun 1966, saya sudah mulai diajari oleh kakak-kakak saya tentang bahasa slenk malangan, dan pada saat kelas 4 SD kami sudah sangat biasa dan akrab dalam berkomunikasi menggunakan bahasa slenk malangan. Jadi sangat tidak tepat jika bahasa slenk malangan ini dikatakan baru popoler pada tahun 1980-an, terutama yang beranggapan sejak adanya klub sepakbola Arema.

Jauh sebelum Klub Sepakbola Arema lahir, nama AREMA dan Bahasa Slenk Malangannya sudah menyebar di seantero Indonesia. Adalah karena kepiwaian Sang Jendral, panggilan populer dari bapak Acub Zaenal, ebes-e Sam Ikul memakai nama AREMA untuk dijadikan nama Klub Sepakbola yang sekarang kita kenal dengan nama AREMA INDONESIA. Sang Jendral sangat memahami karakteristik Arek-arek Malang sehingga dia dengan sangat yakin Klub Sepakbola yang diberi nama AREMA akan menjadi besar. Keyakinan Sang Jendral ternyata benar dan tepat. Oleh karena itu kita harus angkat topi dan menaruh hormat serta tetap menghargai jasa-jasa Sang Jendral dengan keluarganya, lepas dari segala plus-minusnya. Jangan pernah lupakan itu, bila kita memang benar-benar arek-arek Malang.

Sekarang kembali ke topik tentang boso slenk malangan yang tidak sama dengan boso walikan. Terlebih dahulu perlu ayas tegaskan bahwa apa yang ayas tulis ini bukanlah kebenaran mutlak, masih perlu banyak kritik dan sangat terbuka untuk dikritik. Namun demikian setidak-tidaknya inilah sing osi ayas sumbangno tentang boso slenk malangan untuk menjaga supaya boso malangan tetap sebagai bahasa yang memiliki krakteristik tersendiri, dinamis dan progresif, serta spesifik agar tidak mengalami polarisasi yang dapat merusak boso malangan, yang banyak orang senang sekaligus ngiri itu.

Nowus buat arif nerazzuri, umak meleg nglurusno kesalahkaprahan nawak-nawak sing ngiro osob malangan iku osob kiwalan atau sing ngiro asal-usule osob malangan iku asline osob walikan kemudian mengalami perubahan. ayas tegaskan boso malangan kadit….. sekali lagi...... kadit odop dengan boso walikan baik sekarang maupun awal sejarahnya dulu. Memang sebagaian besar bahasa malangan banyak berupa bahasa walikan, bahasa ini lebih banyak diadobsi dari slenk sekitar Pasar Besar sebagai cikal bakal munculnya boso walikan. Biarkan bahasa walikan tetap menjadi bahasa slenk sekitar Pasar Besar, hanya bahasa-bahasa walikan yang telah diterima dan digunakan secara luas oleh komunitas arek-arek Malang yang bisa dikatakan sebagai bahasa malangan, selebihnya biar tetap menjadi bahasa slenk masing-masing.

Bahasa Malangan asli adalah bahasa yang kosakatanya diambil dari berbagai slenk di Malang, bukan hanya salah satu slenk sekitar Pasar Besar. Mungkin sedikit penjelasan ini ada manfaatnya untuk menjaga kemurnian bahasa slenk malang yang tidak hanya sekedar dibalik, yang bisa merusak boso malangan asli yang ciri-cirinya antara lain, bahasa Malangan itu bersifat dinamis,progresif, memiliki estetika sehingga tidak sedikit yang merupakan penghalusan bahasa dari yang terdengar kasar menjadi lebih halus, selain itu bahasa malangan yang asli tidak terikat pada struktur atau pola tertentu sebagaimana bahasa prokrem misalnya bahasa walikan yang polanya adalah membalik kata-kata.

Apabila Anda memahami Bahasa Malangan sebagai BAHASA WALIKAN,maka Anda pasti tidak akan mampu menjelaskan bagaimana misalnya (kata): Pelacur (selain: Nolab) menjadi ASAIB; Bohong menjadi Pesi atau Awad; Dia menjadi Wanyik; Uang menjadi Ojir/raijo; Istri menjadi Ndewor, Orangtua menjadi Ebes; Cantik menjadi Sarik; Mabuk (selain:Kubam) menjadi Hewot; Lari (selain:iral)menjadi Sarat; Alat kelamin pria (selain: ilep) menjadi Gentalo; persetubuhan menjadi Maya/Hayam/kuyas/sayuk; Kerja menjadi Idrek; Kantor menjadi Rontak; Jual menjadi Lawed; Celana menjadi Nalet; dsb. masih banyak lagi kosa kata yang tidak akan bisa dimengerti jika pakemnya hanya sekedar dibalik. Oleh karena itu, jangan pernah mengatakan bahwa Bahasa Khas Malang itu adalah bahasa walikan (dibalik) kecuali jika Anda memang ingin merusak bahasa malangan yang asli dan merusak estetikanya.

Oleh karena itu bahasa Malangan tidak sama dengan bahasa walikan: Tidak percaya? perhatikan contoh dibawah ini. misalnya:
Kata Pelacur apa akan anda balik rucalep? Atau misalnya Anda mendengar kata Asaib/kawaban kemudian Anda mencoba untuk membaliknya menjadi Biasa/nabawak, maka pasti Anda tidak akan mengerti dan tidak mampu menangkap masud dari kosakata asaib/kawaban tersebut. Kata curi apa akan Anda balik menjadi Iruc? atau (coba kata tilep ini Anda balik, pasti akan menjadi Pelit sehingga mempunyai arti yang sangat jauh berbeda;

CONTOH PERCAKAPAN BOSO (SLENK) MALANGAN:
1. "Bapakku membeli celana"= Ebes nganalku ukut nalet.(slenk). Jgn asal dibalik "celana" menjadi :analec".
2. "Wanita itu cantik (ayu) sayangnya dia seorang pelacur"= Kode(w) iku sarik, sayang wanyik asaib/nolab/kawaban" (slenk). Jgn asal dibalik; "cantik/ayu" menjadi "kitnac/uya"; "dia" menjadi "aid"; "pelacur" menjadi "rucalep".
3."Saya beli rokok"= Ayas ukut oker (slank). Jgn asal dibalik "rokok" menjadi " kokor"; "beli" menjadi "ileb" -- kata "ileb" jika diucapkan terdengar sama dengan kata "ilep" yang bisa salah tafsir dikira "gentalo" alias "kunam-e" genaro nganal.
4."Saya tidak punya uang"= Ayas kadit ojir. Jgn asal dibalik menjadi "Ayas kadit anyup ojir". Jika Anda ingin mengucapkan secara lengkap anda hrs mengucapkan dengan kalimat "Ayas kadit unyap (bukan anyup) ojir".
5."Bapaknya istriku seorang tentara"= "ebese ndeworku nenet/aranet. Jgn asal dibalik kata tentara menjadi "aratent". sehingga menjadi "Ebese ndeworku aratent".
6.dlsb. kapan2 saya tuliskan jauh lebih banyak lagi. 5 contoh di atas sekedar untuk membuktikan bahwa boso malangan tidak sama dengan boso walikan.

http://www.official-akfb.net/index.php/19-sample-data-articles/joomla/35-professionals

BAHASA SLENK KHAS MALANG (BOSO MALANGAN)



Bahasa Slenk Malangan atau Boso Malangan itu sendiri memang awalnya di usulkan oleh Ebes Suyudi Raharno dari kalangan pejuang Gerilya Rakyat Kota (GRK) sebagai bahasa komunikasi antar pejuang. Tujuannya sebagai bahasa sandi untuk membedakan mana pejuang dan pendukungnya dan mana musuh. Perkiraan munculnya sekitar tahun1949 untuk menghalau strategi Belanda yang banyak menyusupkan mata-mata ke kalangan pejuang untuk memburu pejuang pendukung Mayor Hamid Rusdi. Bahasa ini tidak memiliki aturan yang baku meskipun kebanyakan orang banyak memformulasikan sebagai ‘bahasa walikan’ meskipun kenyataannya tidak semua kata berasal kata yang dibalik dan semua kata bisa di balik.
Berbeda dengan bahasa walikan pada umumnya yang juga di punyai oleh darah-daerah lain,  Osob Kiwalan (Boso Walikan khas AREMA) memiliki keunikan tersendiri, jadi tidak asal balik. Bahasa khas Malang ini merupakan bahasa gabungan dari bahasa Jawa, Indonesia, Arab, Madura dan Cina. Jadi kata-kata yang digunakan adalah hasil kesepakatan pada saat itu. Sangat unik dan khas Malang, itulah yang membuat Boso Malangan berbeda dengan bahasa walikan dari daerah lain.
Pada perkembangannya bahasa yang tidak memiliki aturan baku ini berkembang dengan sendirinya sebagai bahasa komunikasi atau bahasa pergaulan antar genaro malang (orang malang) ketika ia berada di luar kota atau pun di luar negeri. Perkembangan dari boso walikan ini pun tidak stagnant mengingat ada kata-kata baru yang dulu tidak termuat dalam Boso Malangan yang asli tadi. Namun, bukan berarti kata-kata baru bisa ditambahkan atau dimunculkan dengan seenaknya. Kata-kata tersebut juga muncul dari tradisi atau kata-kata yang umum di ucapkan dalam pergaulan. Bagaimanapun juga asal mula munculnya kosakata walikan yang baru masih tetap sama, kata wallikan harus enak di ucapkan dan diterima oleh masyarakat sebagai bahasa pergaulan.
Berikut kata-kata yang lazim di ucapkan oleh kera-kera Ngalam plus kosakata khas Malang yang muncul dalam pergaulan dan dialeknya.
Selamat ber-kiwalan nawak
Nowus
 NB: Sumonggo bagi yang ingin berkontribusi silahkan ditambahkan
 A
A – partikel untuk kata tanya contoh ‘iyo a?’ (apa iya?), ‘mrono a?’ (kesana?) dst
Adapes – sepeda
Adapes rotom – sepeda motor
Amalatok – Kotalama
Ambek – dengan, dan
Amilsaleb – Limabelas
Amrin – pacar, kekasih
Analec – celana
Anyup -Punya
Aramaut – Mertua
Aranjep – penjara
Arema – Arek Malang
Arodam,Arudam – Madura
Asaib – biasa
Asrob – minum
Aranet – tentara
Arodes – saudara, sedulur
Artupanes- Senaputra
Atrakaj – Jakarta, kadang jadi Arakatak
Atret – mundur
Aud – dua
Ayabarus –Surabaya
Ayahab – bahaya
Ayas – saya
Ayem – melempem

B
Bes – kependekan ‘ebes’ 
C
Cik – ungkapan ‘betapa’ atau penyangatan spt ‘cik gedhene’ (besar banget)
Cikno – biarkan
D
Dewor – Wedok, Wanita, Perempuan
Dhulin – main
E
Ebes – bapak, panggilan hormat tidak formal
Ebes kanal, ebes nganal – bapak
Ebes kodew – ibu
Edeg -gede, besar
Embong – jalan
Ewed – sendiri
Ewedan – sendirian
Ewul – Luwe
G
Gak – tidak
Gak main – tidak becus, tidak beres
Genaro – orang
Genok – tidak ada
 H
Halak – kalah
Haliuk – kuliah
Halokes – sekolah
Hamur – rumah
Helob – boleh
Helom -moleh, pulang
Helos – Soleh, Sohel
Hewod – Doweh, bibir tebal
Hitup – putih (warna)
Holopes – sepuluh
Hulupes – sepuluh 
I
Ibar – kawin, nikah
Idrek – pekerjaan
Iko – itu (jarak jauh)
Imbelak -Kelambi
Ipok – Kopi, ngipok – ngopi
Itor – roti
Itreng – mengerti, paham 
J
Jancik – makian halus
Janc*k – makian kasar
Jès – guys, coy
K
Kaceb – becak
Kadit – tidak
Kampes – celana dalam
Kana – anak
Kanyab – banyak
Kanyab tulum – banyak omong
Keat – tahi, makian
Kelab -Balik
Kendep – Pendek
Kendho – bodoh
Kèr – guys, coy
Kèra – (arek) orang
Kètam – mati
Kèwut – tua
Kipa – baik
Kitip -Pitik, Ayam
Kiwal – balik
Kiwalan – walikan, terbalik
Kodew – perempuan
Koen – kamu
Koleng – mabuk
Komes -Semok
Kopit – Cipok, cium
Kotrik – Perempuan, wanita
Koyes – menipu
Kubam – mabuk
Kubas – Sabuk
Kumang-kumang -Ngamuk
Kunam – burung, alat kelamin laki-laki 
L
Ladub – budal, berangkat
Landas – sandal
Lancap -Pancal
Latab – batal
Lawet – Jual
Lecep – pecel
Ledom -model
Libom – mobil
Licek – kecil
Likis – kaki
Lodob -dobol
Lubak – cabul
Lukup -Pukul
Lundug- Gundul
 M
 Main – becus, bermain
Menclek – gila
Mengong – gila, bloon
 N
Nahelop – Polehan (Nama daerah di malang)
Nakam – makan
Nates – Setan
Nawak – kawan
Nawak ewed – kawan sendiri
Nayamul – lumayan
Neam -maen, kadit neam- gak maen
Nenjap -Panjen
Nendes Kombet – Senden tembok, kata-kata favorite admin 
Ngalam – Malang
Ngalup – pulang
Nganal – laki-laki
Nganem – menang
Ngarames – Semarang
Ngayambes – sembahyang, sholat
Ngentit – mencuri
Ngesop – Pusing
Ngetem – hamil
Ngingub – bingung
Ngohop -Pohong
Ngokob – Bokong
Ngonceb – banci, bencong, waria
Niwak -Kawin
Nolab – pelacur
Nolej -kelon (tidur bareng)
Nolo – londho
Nukud -nukun
Nyelang – meminjam
 O
Oges – nasi
Ojir – uang
Ojob – suami/istri, pacar
Ojrit – iya
Oker – rokok
Omil – lima
Onit – Cina
Orip – berapa
Onggot -Tonggo
Ongisiras – Singosari
Onosogrem – Mergosono (Salah satu daerah di Malang)
Oskab – bakso
Osob – bahasa
Osob kiwalan – bahasa terbalik
Osi – bisa
Otos – soto
Otrahum – Muharto
Owik – Kiwo, pukul
Oyi – iya
Oyonid – Dinoyo
 P
Plembungan – balon
 R
Raijo – uang
Rekem – meker (mikir)
Repus -Sepur
Rudit – tidur
 S
Sam – panggilan untuk laki2
Satrek -Kertas
Sèdeb – monyet
Senjem (menjes), Sejenis tempe
Seweng- Ngewes (Mabuk-mabukan)
Silup – polisi
Sinam – manis (untuk menyebut gadis cantik)
Soak- Kaos
Srongeb – Brengos, kumis
Suda- Adus ,mandi
Sude -Wedus. kalo wedus gimbal = Wedhul Gembes
Sutar – ratus (pecahan untuk ratusan)
 T
Tahes – sehat
Tahil – lihat
Takis -Sikat
Tanggim -Minggat
Tènyom – monyet
Tencrem -Mencret
Tèwur – ruwet, rumit
Todes -sedot
 U
Ubab – babu, pembantu
Ubir – ribu
Ublem –masuk
Uklam – jalan
Uklam-uklam – jalan-jalan
Ukut – tuku, beli
Umak – kamu
Unyab – banyu
Unyap – punya
Utab – Batu
Utem – metu
Utapes -Sepatu
W
Wanyik – orang