Kamis, 16 Januari 2014

Mengenang Tragedi Stadion Brawijaya Kediri (Bag-3)



Terlepas terjadinya insiden ‘Brawijaya Membara’, Kapolresta Kediri, AKBP Putu Jayan DP memuji Aremania. Menurut dia, Aremania tetap pantas mendapat apresiasi karena mereka tidak memusuhi polisi. Sekalipun demikian, Putu menegaskan pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin. Termasuk saat kerusuhan itu, tidak memakan korban banyak.
Karena itulah, dia tetap memiliki pandangan tersendiri terhada Aremania. Sebab jika sampai Aremania bertarung dengan Polisi, ia tak bisa membayangkan parahnya kerusuhan.
‘’Bayangkan saja, jika puluhan ribu Aremania itu memusuhi Polisi, bisa gawat semuanya. Jelas kami tidak mungkin melawan mereka,’’ ujarnya kepada Malang Post, kemarin.
Meski demikian, Putu tetap tidak bisa membenarkan aksi anarkis yang dilakukan Aremania. Dia juga sangat menyesalkan sekaligus menyayangkan kericuhan tersebut muncul ketika pertandingan tengah berlangsung menarik.
Ia membenarkan jika kericuhan itu, dipicu ketidakpuasan Aremania terhadap beberapa hal yang salah dalam pertandingan. Namun yang pasti, katanya, kapasitas Stadion Brawijaya memang tidak layak untuk menampung luberan Aremania.
‘’Salah satu pemicunya dari kapasitas stadion yang tidak mampu menampung 15 ribu Aremania itu. Kami sudah melipatgandakan personil hingga nyaris seribu personil. Termasuk gabungan dari Tulungagung dan Nganjuk,’’ ungkapnya.
Soal korban luka-luka yang terjadi, Kapolresta mengatakan korban luka tak hanya dari kalangan penonton saja. Pihak kepolisian juga turut terluka akibat kerusuhan itu.
‘’Dua polisi terluka, satu dari anggota Polresta Kediri terluka karena lemparan batu. Yang lainnya personil polisi dari Malang yang turut bersama rombongan pemain Arema. Saya sendiri juga terluka dibagian kaki saat terjun mengendalikan amarah,’’ ungkapnya sambil menunjukkan bagian kaki yang memar.
http://junedoyisam.wordpress.com/2011/08/18/mengenang-tragedi-stadion-brawijaya-kediri-bag-3-polisi-puji-aremania/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar