Kamis, 16 Januari 2014

Mengenang Tragedi Stadion Brawijaya Kediri (Bag-2)


Kerusakan akibat amuk Aremania tak hanya menimpa fasilitas Stadion Brawijaya dan stasiun kereta api Kota Kediri, namun juga puluhan rumah warga yang ada di sepanjang jalur Kediri-Blitar.
Sekarang warga mengaku tidak tahu harus mengadu ke mana untuk bisa mendapatkan ganti rugi, akibat ulah anarkis Aremania yang mengamuk karena tim kesayangannya dikalahkan Persiwa Wamena 2-1 tersebut. Joko (36), salah satu warga yang tinggal di sepanjang jalur Kediri-Blitar, atau tepatnya di sekitar perempatan Bence, Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri mengaku baru mengetahui rumahnya rusak setelah bangun pagi tadi.
“Ya kaget banget, saat bangun dan hendak bersih-bersih rumah besi pagar ini banyak yang patah. Sebagian kaca juga pecah,” katanya saat ditemui di rumahnya, Kamis (17/1/2008).
Sementara pengakuan Muntholib (44), warga Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabepaten Kediri yang merupakan lokasi perbatasan Kediri-Blitar memberikan pengakuan berbeda.
Dia sebenarnya sempat melihat aksi pengrusakan yang dilakukan Aremania. Namun jumla pelaku pengrusakan yang lebih banyak dan semuanya tanmpak brutal, membuatnya justru tak berani keluar rumah.
“Di perempatan situ mereka mengambil batu, dan saat mobil yang ditumpangi kembali jalan mereka melempari rumah warga,” cerita Muntholib sambil menunjukkan perempatan Pasar Sambi.
Rumah Muntholib sendiri yang tepat berada di sebelah selatan perempatan saat ini mengalami kerusakan cukup parah. Beberapa buah gentingnya pcah, begitu juga dengan kaca jendela.
Dijelaskan pula oleh Muntholib, diperkirakan jumlah rumah warga yang rusak lebih dari sepuluh. “Di sekitar sini saja ada kurang lebih 7. Belum sejak dari Kediri sampai Blitar,” jelasnya.
Hingga kini warga mengaku tida tahu lagi kemana harus mengadukan kerusakan rumah mereka yang diakibatkan oleh ulah anarkis Aremania tersebut.
Mereka hanya bisa berharap, ada perhatian dari pihak-pihak terkait yang bersedia bertanggung jawab untuk memberikan bantuan untuk perbaikan rumah mereka.
Tidak ada asap kalau tidak ada api :-O
Sekedar konfirmasi : Kejadian awal hal ini bermula ketika Aremania yang tertahan di areal parkir deserang dengan lemparan sejumlah “oknum”. Hingga sepanjang perjalanan pulang pun masih belum reda serangan dari “oknum” yang tdk bertanggungjawab. Sehingga terjadilah aksi pembalasan oleh Aremania yang tidak terima mendapat “perlakuan” seperti itu !!!
http://junedoyisam.wordpress.com/2011/08/18/mengenang-tragedi-stadion-brawijaya-kediri-bag-2-aremania-mengamuk/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar