Jumat, 25 Januari 2013

The Best Coach Arema The Legend ~Robert Rene Albert 2

ROBERT ALBERTS EKSKLUSIF 2


Lanjutan dari interview eksklusif ONGISNADE dengan pelatih Arema Indonesia Robert Alberts pada Up Close Personal edisi pertama.

Semua pecinta sepakbola nasional kini mengenal sosok Robert Rene Alberts, yang ia sendiri lebih senang disebut Robert Alberts. Pelatih asal Belanda yang kenyang pengalaman melatih di persepakbolaan Asia, dan memberi titel juara Liga Super Indonesia 2009/10 kepada Arema pada tahun pertamanya di Indonesia.


Tak ayal Robert pun menjadi incaran tim-tim besar Indonesia serta tim-tim Asia Tenggara, bahkan timnas Indonesia pun sempat dikabarkan tertarik untuk memakai jasa Robert. Menurutnya, Indonesia memiliki talenta dan bakat-bakat muda yang tak kalah dengan Singapura, Thailand, bahkan Argentina. Namun faktor infrastruktur dan sistem menjadi kendala Indonesia berprestasi di level internasional.

Sedangkan mengenai kondisi krisis keuangan yang dialami Arema Indonesia, Robert yakin Arema sebenarnya bisa menjadi Manchester United-nya Indonesia bila dikelola secara profesional dan memiliki visi dan program jangka panjang yang jelas, serta tentunya dikelola oleh orang-orang yang mengerti sepakbola.



Pada interviewnya dengan ONGISNADE, Robert menceritakan bahwa dirinya pernah mengalami situasi yang hampir sama seperti yang dialami Arema ini saat masih di Malaysia. Menurutnya, hal yang paling penting adalah menjaga motivasi pemain, meski kondisi keuangan bermasalah

Dan tahukah anda bahwa Robert pun terus memantau perkembangan Arema Indonesia dan setiap komentar dari Aremania di website ONGISNADE (www.ongisnade.co.id) ini, ia bahkan merekomendasikan kepada koleganya untuk mengunjungi ONGISNADE yang disebutnya sebagai salah satu the best football website in South East Asia.

They simply agree, you guys did a great job already. Semoga sukses karena ONGISNADE berpotensi dan sedang berada di jalur itu,” terang Robert.

Menurut media officer Arema Indonesia, Sudarmaji, keinginan untuk membangun sebuah industri sepak bola yang profesional dan melibatkan semua faktor stakeholder, termasuk media. Robert telah menjadi figure model, guru bagi Arema dalam masalah ini. Arema memandang pentingnya media sebagai jembatan informasi bagi PT Arema Indonesia dan publik dalam hal ini suporter (Aremania).


 Robert Alberts, sosok guru dan figur sepakbola modern di Indonesia

Berikut penjelasan eksklusif Robert Alberts kepada ONGISNADE beberapa waktu lalu, sebagai lanjutan dari interview dan up close personal Robert edisi pertama.

Mengapa anda tetap memilih untuk melatih Arema meski tim sedang mengalami krisis finansial?
“Pertama kali datang ke Indonesia memang tujuan saya adalah melatih Persija, pembicaraan kontrak sudah dilakukan dan semuanya sepertinya akan segera beres. Namun ternyata ada perubahan, setelah berdiskusi dan melihat perkembangan Arema yang memang cukup mengenaskan, materi tim yang seadanya, perubahan manajemen yang didominasi oleh personal-personal yang kurang paham sepak bola, keuangan yang amburadul, inilah yang justru membuat saya ingin melatih Arema. Dan sekedar diketahui, ada klausul di kontrak saya dengan manajemen, yang menyebutkan bahwa saya bisa saja menjadi pelatih timnas saat saya dinominasikan oleh PSSI, jadi tawaran ini menarik bagi saya, kenapa tidak?”

“Lepas dari itu semua saya punya pengalaman menangani tim yang juga bermasalah dengan keuangan. Saya pernah menangani Serawak FC di Malaysia. Sebenarnya tim ini penuh potensi, namun setelah empat bulan bergabung, saya justru menemui situasi di mana tidak ada gaji, apalagi bonus, semua pemain juga merasakan hal yang sama, saya justru akhirnya harus merogoh kocek sendiri untuk diberikan kepada pemain,”


“Bagaimana mereka bisa berlatih jika tidak punya uang untuk beli bensin dan pergi ke tempat latihan, ada juga pemain yang terpaksa bekerja sambilan di tempat lain untuk menghidupi keluarga. Dan akhirnya situasi tak kunjung membaik dan saya berpikir bahwa semua yang telah saya lakukan lebih dari cukup dan ironisnya tidak mendapatkan perhatian dari manajemen. Akhirnya saya putuskan untuk berhenti, tentu saja dengan cara yang baik-baik dan melalui sebuah diskusi serius,”

“Bagaimana mereka bisa berlatih jika tidak punya uang untuk beli bensin dan pergi ke tempat latihan, ada juga pemain yang terpaksa bekerja sambilan di tempat lain untuk menghidupi keluarga,”

“Jadi ya memang saya pernah punya pengalaman menangani tim bermasalah dengan keuangan, hal inilah yang jadi bekal saya untuk menghadapi situasi dengan Arema. Paling tidak saya bisa memberikan pengetahuan kepada manajemen yang memang kurang paham sepak bola, saya mau mengarahkan pemain-pemain muda berbakat yang ada, dan di sini saya juga merasakan betapa pentingnya menjaga motivasi pemain, meski keuangan bermasalah,”


Robert selalu memberi motivasi kepada pemainnya bahkan di saat terbelit kondisi finansial

Bagaimana bila manajemen menawari anda kontrak baru, mungkin untuk dua atau tiga tahun?
“Sebenarnya saya sudah didekati oleh empat klub lokal saat ini, ada tiga di ISL dan satu di Divisi Utama. Dan memang money speaks, artinya seperti yang saya bilang tadi, saya bersedia menukangi Arema dengan nilai kontrak yang sebegitu karena saya melihat ada peluang bagi saya untuk bisa menjadi pelatih timnas jika dinominasikan. Dan tentunya jika saya masih diminta ada di sini maka saya pun tak bisa menerima jika situasinya tetap sama seperti ini, itu satu hal yang jelas,”

“Saya harus bisa melihat masa depan saya dan klub ini. Jujur hari ini masa depan tersebut memang masih belum terlihat,”

“Intinya, apapun bisa terjadi tidak ada yang impossible, namun harusnya nanti ada sebuah pembicaraan intensif dan serius, karena saya harus bisa melihat masa depan saya dan klub ini. Jujur hari ini masa depan tersebut memang masih belum terlihat. Saat ini saja manajemen masih belum sepenuhnya solid, siapa yang incharge dan harus bertanggung jawab masih belum bisa saya lihat,”

“Secara pribadi saya sendiri kok kurang bisa mengerti ya, Arema Indonesia, tim yang memuncaki ISL dengan kerja keras dan bukan dengan konspirasi atau kebetulan belaka kok malah mengalami kesulitan keuangan, ini satu hal yang menurut saya aneh. Semua pihak kini fokus kepada Arema, orang seluruh Indonesia bahkan menurut saya adalah sebuah market yang potensial,”

“Arema bisa saja jadi MU-nya Indonesia, kenapa tidak? Kita punya fans, dukungan luar biasa dan ini adalah modal yang sangat berharga untuk sebuah klub profesional,”

“Yang ada saya justru melihat jika pemasaran adalah satu hal yang belum dikerjakan secara maksimal, padahal Arema bisa dapat pemasukan besar dengan kondisi tim yang sedang bagus seperti sekarang ini. Semua orang (investor) harusnya tertarik melihat perkembangan tim ini dan bisa membawa Arema ke level berikutnya dalam artian pengembangan klub secara keseluruhan,”

“Saya merasakan progressnya masih terlalu lamban, manajemen seharusnya lebih peka menyikapi situasi ini. Arema bisa saja jadi MU-nya Indonesia, kenapa tidak? Kita punya fans, dukungan luar biasa dan ini adalah modal yang sangat berharga untuk sebuah klub profesional. Inilah yang saya maksud dengan masa depan dan visi klub. Sebuah klub harus mempunyai structure yang jelas dan saya mau Arema bisa seperti ini,”



Bila PSSI menawari anda kontrak untuk melatih timnas Indonesia, apa yang akan anda lakukan? Meninggalkan Arema? Anda tahu bahwa Aremania sangat mencintai anda.
Im interested, karena saya bisa melangkah satu level lebih tinggi untuk bisa mengembangkan sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Kalau soal kecintaan publik kepada saya, kan itu masih bisa berjalan seiring, artinya saya bisa melatih timnas sekaligus saya masih mencintai Aremania dan Arema Indonesia. Dan yang jelas, jika saya berkesempatan melatih timnas, saya tentu akan memilih pemain-pemain berkualitas dari Arema, yang selama ini bahkan tidak dapat perhatian dari pelatih timnas, satu hal aneh menurut saya.

Setelah satu musim merasakan atmosfer sepakbola Indonesia, kondisi infrastruktur dan pengembangan pemain muda di Indonesia, apakah anda yakin Indonesia memiliki peluang untuk bersaing di level dunia?
Im not seeing anything, artinya saya melihat fasilitas yang mengenaskan, saya melihat tidak ada sesuatu yang bisa diandalkan untuk bisa membina pemain muda berbakat. Infrastruktur harusnya dijadikan prioritas utama. Jadikan pemain muda bisa nyaman berlatih. Kalau misalkan saya diberi kesempatan untuk berbicara di KSN lalu, saya tidak akan mengeluarkan hanya sebatas kebijakan, saya justru akan meminta setiap elemen sepakbola di Indonesia untuk kembali berkaca ke daerahnya masing-masing. Buatlah fasilitas berlatih, football community yang nantinya akan bisa diarahkan bakat-bakat mereka,”

“Indonesia sangat bisa melakukan itu semua, negara ini kaya dan tentu saja hal ini bukan tidak mungkin. Dan perlu diingat, jika ini semua harus diawali dari niat baik, janganlah lagi berpikir untuk kepentingan diri sendiri, tapi kepentingan perkembangan sepak bola negeri ini,”

“Talenta-talenta di Indonesia sama dengan bakat-bakat yang ada di Jepang, Korea, China, bahkan Brazil, Argentina. Hanya saja kita tidak punya fasilitas berlatih dan infrastruktur yang parah, berbeda dengan mereka, itu saja maslahnya,”

Apa perbedaan mendasar antara sepakbola Indonesia dengan negara lain, terutama di Asia Tenggara?
“(Sejenak menghela nafas) Saya sudah pernah menangani tim-tim di Singapura, Malaysia, Thailand dan sampai detik ini saya tidak sedikit pun ragu jika Indonesia adalah negara yang paling bisa berkembang. Meski Thailand memiliki akademi untuk anak-anak muda dan membina bakat sejak dini, namun bagaimanapun juga Indonesia masih lebih baik perkembangannya,”

“ISL saya rasakan jauh lebih menarik, atraktif dan hebat jika dibandingkan dengan negara-negara yang saya sebut tadi. Bukankah ini sudah jadi modal yang bagus, hanya kita sekarang tinggal merubah sistem secara mendasar untuk hasil yang lebih baik. Saya percaya ini bisa dilakukan, asal kita mau. Mulailah berubah secara mendasar,”

Robert memiliki visi besar asalkan Arema Indonesia benar-benar dikelola dengan profesional

Profil
Nama: Robert Alberts
Nickname favorit: The Magnificent
Rumah: Port Dickson, Malaysia
Tempat favorit: Semua tempat di dunia
Makanan favorit: Sea food, malt whiskey, dan cold beeri
Baju favorit: Santai dan kasual
Musik favorit: Soul, jazz
Hobi: Memancing di laut, olah raga air, golf, mendaki gunung, dan menghabiskan waktu luang bersama keluarga
Klub favorit: Barcelona dan Arema Indonesia
Karir bermain: Ajax, Vancouver, Helsingborg
Karir kepelatihan: Melatih di Sweden, Malaysia, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Timnas Malaysia U-20, Korea Selatan U-17, Direktur Teknis Timnas Malaysia, Direktur kepelatihan Timnas Korea Selatan
Quote favorit: “When people say you are good, I know I am not that good, but when people say you are bad I know I am not that bad,”

Thank Coach...Engkau ku Banggakan...
Engkau Q banggakan.....
BELIEVE

http://www.ongisnade.co.id/2010/07/26/robert-alberts-eksklusif-robert-tentang-krisis-finansial-dan-masa-depannya-di-arema-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar