Kunci
Suksesnya Salam Satu Jiwa
Lalu bagaimana kisah Robert yang sukses memoles Singo Edan ditengah keterbatasan? Berikut petikan wawancara eksklusif pelatih asal Belanda ini saat berkunjung ke kantor Malang Post, Jumat (16/4) malam.
Bagimana anda mengenal sepakbola Indonesia?
Perkenalan pertama saya dengan sepakbola Indonesia dari Simon Tamahaka, pemain Indonesia dari Ambon yang pernah memperkuat Ajax Amsterdam, dia pemain pertama dari Indonesia yang bermain di Belanda, dia pemain bagus dan pribadi yang bagus.
Lalu saya pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1995 saat itu membawa tim untuk tur keliling Indonesia, seperti ke Medan, Surabaya dan Bali. Saya melihat permainan sepakbola Indonesia itu membingungkan, bermain dengan cepat, tapi tidak ada hasil, dan tidak ada gol yang tercipta. Bermain cepat, tapi tidak efektif. Dan saat saya kembali ke Indonesia, enam bulan lalu, saya melihat masih sama. Menurut penilaian saya, banyak serangan dan main cepat, tapi tidak efektif
Tapi saya melihat ada pemain bagus, banyak pemain yang berpotensi di Indonesia. Tentu selama senam bulan ini saya banyak belajar tentang sepakbola Indonesia, dan ada kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan untuk melakukan perubahan di Indonesia.
Bagaimana anda bisa memilih untuk jadi pelatih Arema?
Terus terang, awalnya saya ditawari untuk bergabung dengan Persija, karena ada rencana Persija itu akan dimerger dengan Persitara. Lalu oleh orang yang menawarkan saya itu, saya diminta untuk membantu Arema dengan iming-iming bisa menangani Timnas Indonesia, tapi dalam waktu berjalan semuanya berubah dengan cepat.
Waktu saya ditawari masuk bergabung dengan Arema, saya tidak tahu kalau Arema itu ternyata banyak masalah, tapi bagi saya itu sebuah tantangan. Dalam sepakbola, masalah itu sudah biasa, dan harus bisa kita atasi untuk raih prestasi. Saat pertama saya datang di Arema, banyak yang terkejut dengan cara kerja saya yang berbeda dari sebelumnya
Apa kunci sukses Arema dengan materi pemain pas-pasan, dan dengan persiapan yang mepet?
Tentu ada sedikit keberuntungan, dan dimana kita melakukan kerja karas, disitu keberuntungan itu akan datang, dan dasarnya adalah kerja keras di awal-awal. Kita akui, awalnya kita kerja keras untuk menyatukan visi orang-orang yang terlibat dalam tim Arema. Kita merubah mental dan pola pikir mereka yang awalnya berbeda-beda, ini pekerjan yang sulit. Kita mau yang bekerja dengan Arema itu dalam satu visi.
Awalnya tim Arema ini memang meragukan dengan kualitas pemain yang ada dan dengan persiapan yang pendek, kondisi ini berbeda sekali dengan tim Arema musim lalu dengan materi dan persiapan lebih bagus.
Penilain semula, kalau tidak degrasi saja sudah bagus. Tapi dengan kerjasama yang bagus, saya membentuk tim pelatih yang kompak, sehingga ada harmonisai di tim Arema, dan tim pelatih ini kerja keras untuk pemain.
Kita juga didukung olah staf yang juga mau kerja keras, termasuk ball boy, perannya juga ikut menentukan perjalanan tim ini. Jadi semua yang terpisah-pisah dengan peranannya masing-masing itu menjadi satu tim dalam semangat salam satu jiwa, kita kompak untuk satu tujuan.
Menurut anda, dengan materi pemain seperti saat ini, apakah Arema bisa berbicara di tingkat ASEAN atau Asia?
Untuk saat ini harus kita akui, belum cukup kuat untuk Arema bicara di level ASEAN atau Asia, karena masih terlalu jauh. Tim kita masih perlu tambahan jam terbang untuk itu, dan kita perlu tambahan pemain bagus yang punya jam terbang internasional.
Untuk pemain asing di Liga Indonesia, menurut anda bagaimana peranan mereka?
Saya rasa peranan pemain asing di Indonesia cukup membantu pemain lokal, pemain lokal bisa belajar pada pemain asing, seperti striker muda Persema, Jaya Teguh Angga tampil bagus, itu setelah belajar dari pemain asing Persema. Eki Nurhakim di Persijap, mungkin juga sudah belajar dari pemain asing Persijap. Termasuk pemain lokal Arema banyak belajar dari pemain asing, seperti Dendi Santoso juga belajar dari pemain asing Arema. Tentunya itu mencotoh dan belajar dari pemain asing yang benar-benar professional.
Untuk musim depan, apa bisa berlanjut untuk terus melatih Arema?
Harus diakui uang itu penting, saya bekerja untuk uang, tapi banyak faktor yang membuat saya akan terus berlanjut di Arema. Kalau Arema benar-benar ditangani secara profesional oleh orang-orang yang professional, saya bisa bertahan.
Arema ini punya potensi besar sebagai tim yang professional, khususnya untuk bisnis sepakbola. Arema tim besar dengan memiliki dukungan Aremania yang fantastis. Jadi tergantung kondisi nanti saya untuk bertahan, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. (*)
Juara = Menang Dan Menang
MALANGJangan pernah bicara target juara dengan pelatih Arema Indonesia, Robert Alberts. Pelatih yang satu ini paling anti untuk membahas seputar targetnya untuk meraih gelar juara bersama Arema. Robert memilih untuk lebih fokus pada setiap pertandingan Arema, ke pertandingan berikutnya.
Saya konsentrasi untuk meraih kemenangan demi kemenangan di setiap pertandingan Arema, buat apa kita target juara kalau tidak bisa menang di setiap pertandingan, yakin pelatih asal Belanda ini setiap disinggung perihal target Arema untuk juara Indonesia Super League 2009/2010.
Robert tampaknya tak ingin timnya terbebani dengan sebuah target juara, meski manajemen Arema sendiri sudah kepalang tanggung untuk mematok target juara.
Termasuk
Yang penting bagaimana kita menang dan menang di setiap pertandingan, karena kalau kita menang terus, tentu berpeluang lolos ke babak berikutnya, sebut pelatih yang sengat detail dalam menyiapkan segala hal untuk hasil maksimal timnya di setiap pertandingan.
Salah satu kisah sukses Arema adalah saat mematahkan rekor tuan rumah Persiwa Wamena yang tak pernah kalah di kandanganya. Arema menjadi satu-satunya timnya yang sukses mengalakan Persiwa 2-0. Itu adalah hasil kerja keras Roberts dan timnya yang juah-jauh hari telah menyiapkan diri dengan baik.
Menurut pengakuannya, persiapan timnya menuju ke Wamena telah dirancang sekitar enam minggu sebelum berangkat. Semua hal terkait tur ke Wamena itu dipelajarinya, dan dicarikan solusi tepat untuk setiap persoalan. Mulai dari kondisi lapangan, cuaca, fisik maupun mental pemain.
Pada dasarnya tidak sedikit pengorbanan biaya, tenaga maupun pikiran untuk meraih sebuah kemenangan di Wamena. Kebanyakan tim yang akan berangkat ke Wamena kalah sebelm bertanding, tapi kita datang kesana untuk menang, yang Robert yang akhirnya benar-benar meraih tiga poin di Wamena.
Harus saya akui, coach Robert ini benar-benar pelatih yang professional sejati, dia itu kalau kerja 100 persen, tapi kalau senang-senang juga 100 persen, jadi dia bisa membedakan saat kerja dan saat fun. Coach Roberts bisa memberi contoh yang baik untuk pelatih-pelatih di Indonesia, demikian ungkap asisten pelatih Arema, Liestiadi.
BIODATA
Nama : Robert Alberts
Tanggal Lahir : 14 November 1954
Tempat Lahir : Amsterdam
Kebangsaan : Belanda
Status Perkawainan : Menikah
Nama Istri : Thava Malar (Malaysia)
Anak : Arjun Alberts (9 tahun)
Pengalaman Melatih : 1. Direktur Pelatih Korea Selatan 2002 2005
2. Pelatih Timnas U-17 Korea Selatan
3. Pelatih Timnas U-20 Malaysia
4. Direktur Teknik FAM Malaysia
Pendidikan : 1. Holland High School
2. FIFA Pro Licence
3. AFC Coach Instructor
Penghargaan : 1. Voted Best Coach Singapore
2. Voted Best Coach Malaysia
3. Juara Liga di Singapura Malaysia
Hobi : 1. Golf, Menikmati Keindahan Alam
2. Memancing di laut dalam, Waterspong
3. Menghabiskan waktu bersama keluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar