Jumat, 25 Januari 2013

The Best Coach Arema The Legend ~Robert Rene Albert 1


Flassback ke belakang Kangen uMak Coach...

ROBERT ALBERTS EKSKLUSIF: Interview Ongisnade Dengan Pelatih Arema Indonesia, Robert Alberts

Bagian pertama dari interview lengkap dan eksklusif ONGISNADE dengan pelatih Arema Indonesia asal Belanda, Robert Alberts.

Seperti halnya Manchester United memiliki sosok pelatih terhebat sepanjang masa pada diri Sir Alex Ferguson, Arsenal yang identik dengan The Professor Arsene Wenger, atau Chelsea dengan The Special One-nya, Arema Indonesia pun kini punya sosok yang sangat spesial pada diri Robert Alberts.

Tidak banyak pelatih asing, khususnya dari Eropa yang sukses di Asia. Dari jumlah yang tidak banyak itu, hanya sedikit yang “mengabdikan” dirinya pada sepakbola Asia. Tentu kita masih ingat bagaimana seorang Philippe Troussier membawa Jepang menjadi salah satu yang terbaik di Asia, demikian pula dengan Guus Hiddink bersama Korea Selatan menjadi empat tim terbaik di Piala Dunia 2002.

 
Di era sepakbola modern saat ini, pelatih-pelatih Eropa mulai membidik Asia yang dikenal memiliki talenta dan bakat tak kalah dari Benua Biru dan Amerika Selatan, namun belum digarap secara profesional.
Salah satunya adalah pelatih asal Belanda, Robert Alberts. Sejak di Korea Selatan, meneer merasakan bagaimana antusiasme, passion, fanatisme suporter, dan bakat-bakat alam sepakbola Asia menyimpan potensi luar biasa, hingga AFC sendiri dalam motonya menyebut “The Future is Asia”.

Dari Korea Selatan, Robert mulai menginjakkan kakinya di kawasan Asia Tenggara, kawasan dengan prestasi sepakbola yang masih tertinggal dari Asia Timur dan Barat. Robert dikenal spesialis pemain muda terbukti dengan pengalamannya melatih timnas U-17 Korea Selatan, timnas U-20 Malaysia, dan direktur teknis Timnas Malaysia.

Demikian pula dengan kiprahnya di Arema Indonesia sejak awal musim 2009/10. Membangun tim dengan materi pemain-pemain muda dan pemain lokal yang belum memiliki label timnas atau “pemain bintang”, Arema dibawanya menjadi salah satu kekuatan terbaik yang diperhitungkan di persepakbolaan Indonesia.
Dari tim dengan persiapan mepet dan ala kadarnya serta diwarnai dengan berbagai masalah internal dan problem finansial, Arema di tangan Robert mampu menjadi juara paruh musim dan berpeluang merebut gelar juara Liga Super Indonesia 2009/10.

Tidak hanya berhenti pada hasil di klasemen, berbagai rekor pun diukir tim Arema musim ini, mulai catatan kemenangan away, rekor jumlah penonton di kandang, hingga rekor kemenangan di Wamena. Selain dari sisi teknis, Robert pun kini menjadi trend setter di kalangan Aremania. Termasuk syal Arema Indonesia dari ONGISNADE


Di Malang, Robert merasakan football vibration dari segala lapisan masyarakat
Beberapa waktu lalu, ONGISNADE berkesempatan untuk berbincang langsung dan melakukan interview eksklusif dengan Robert Alberts. Banyak kisah diceritakan Robert kepada ONGISNADE, seperti layaknya orang curhat, termasuk menjawab pertanyaan Aremania di ONGISNADE melalui Facebook.
Berkut petikan wawancara Robert Alberts dengan Galih Akbar dan Kristian Wijaya dari ONGISNADE, yang merupakan interview pertama dan satu-satunya pelatih asal Belanda itu dengan media online (website) suporter sepakbola di Indonesia.

Coach Robert, terima kasih atas waktunya untuk ONGISNADE. Apa yang telah anda ketahui tentang Arema sebelum melatih awal musim ini?
Melatih Arema adalah sebuah hal yang di luar rencana dan dugaan saya. Awalnya ada banyak tawaran dari klub lain, namun ketika Arema Malang saat itu butuh pelatih, saya langsung terbang ke Surabaya untuk berdiskusi dengan Arema. Dalam diskusi itu disebutkan Arema memiliki suporter terbaik, meski Arema sedang bermasalah dengan keuangan, waktu itu Arema butuh bantuan dan semua orang bahkan media memprediksi Arema akan terdegradasi.

Bagaimana dengan pertandingan home pertama di bawah dukungan puluhan ribu Aremania?
Soal dukungan Aremania terbukti saat pertama kali saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri betapa riuhnya suasana Stadion Kanjuruhan di opening match musim ini (lawan Persija Jakarta). Mereka (Aremania) bahkan sudah berdesakan dan bernyanyi-nyanyi jauh sebelum kick-off dilakukan. Ini adalah indikasi bahwa informasi yang pernah disebutkan soal betapa kuatnya dukungan Aremania untuk Arema adalah hal yang tak terbantahkan.

Di kota ini saya merasakan football vibration yang kuat dari segala lapisan masyarakatnya.
Tentu saja ini menjadi sebuah bless in disguise buat saya dan Arema. Apalagi di kota ini saya merasakan football vibration yang kuat dari segala lapisan masyarakatnya. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Persema, saya justru merasa kota Malang adalah kota sepakbola, ya boleh disebut kotanya Arema.

Anda banyak memainkan pemain muda di Arema?
Memang banyak pemain muda berbakat di sini, namun Anda juga tidak bisa menyebut mereka pasti akan menjadi pemain bintang suatu saat nanti. Ini tergantung kepada individu masing-masing. Paling tidak ada empat pemain muda yang siap untuk menjadi sebuah breaktrough untuk tim senior, mereka adalah Firmansyah, Aji (Saka) di posisi keeper, Faris Bagus, dan Sunarto. Di dalam skuad senior saya punya Dendi Santoso dan Kurnia Meiga.

Khusus untuk Meiga yang baru akan berusia 20 tahun bulan depan, saya menganggap dia adalah one of the best talent di kawasan Asia Tenggara. Dia dengan kongkrit menunjukkan kepada saya dan kita semua bahwa dia adalah sosok pemain yang berkualitas. Saat Markus sudah tak ada lagi di tim, Meiga justru kian matang pertandingan ke pertandingan dengan cepat meski tak mudah juga bagi dia untuk berada di posisi tersebut. Coba bayangkan, kami memiliki rekor pertahanan terbaik.

Dia (Meiga) sungguh fantastis dan terus menunjukkan kapasitas untuk menjadi penjaga gawang nomor satu di tim nasional Indonesia. Contoh yang paling baru saat dia menjadi man of the match saat Arema dijamu Persiwa, tak ada tim yang pernah menang di Papua dan dia mampu mengatasi tekanan itu secara sempurna.
Bila saya adalah pelatih tim nasional, saya akan membimbingnya menjadi kiper masa depan untuk negara ini, dia butuh pengalaman internasional dan saya rasa dia pantas mendapatkan itu.

Aremania memiliki ekspektasi tinggi sekarang, di Liga Super maupun Piala Indonesia, bagaimana tim mampu mengatasi tekanan ini?
Saya suka dengan kalimat itu dan sebuah pertanyaan yang bagus. Intinya, bekerja dengan para young man (pemain muda) adalah sebuah hal yang susah diukur, meski untuk seorang pelatih seperti saya. Ada pendekatan yang berbeda, kami, saya Joko dan Listiadi melakukan banyak kerja keras untuk mendapatkan hasil terbaik untuk tim.

Arsenal punya kans untuk juara Premiership, namun tiba-tiba kehilangan semuanya saat kalah dari Tottenham. Ini bisa saja terjadi, tim ini juga dipenuhi pemain muda seperti Arsenal.

Yang jelas mental harus dijaga, bukan seharusnya berpikir untuk tiba-tiba menjadi calon kuat juara musim ini lalu tiba-tiba nervous. Tim harus benar-benar tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang akan dilalui, mental seperti inilah yang berusaha kita bentuk. Contohnya saat kemarin kita pulang membawa kemenangan dari Wamena dan disambut ratusan Aremania layaknya kami sudah juara, padahal belum, inilah hal-hal yang tidak perlu mempengaruhi mentalitas dan konsentrasi tim.

 
Robert saat bersalaman langsung dengan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono

Saya biasakan kepada tim untuk berkonsentrasi game by game, apapun targetnya, konsentrasi tetaplah dilakukan tiap pertandingan. Kepada pemain saya selalu tekankan, janganlah merayakan apa-apa dulu, nanti saja kalau kita sudah benar-benar juara, konsentrasi tetap tiap pertandingan. Ini penting, mengingat tim penuh pemain muda ini belum cukup berpengalaman, bisa-bisa nanti malah terlena dan terbawa euphoria. We must keep down to earth.

Masih ada beberapa pertandingan yang mungkin saja membuat kita kehilangan kesempatan jadi juara. Lihatlah Arsenal, mereka punya kans untuk jadi juara Premiership, namun tiba-tiba mereka kehilangan semuanya saat kalah dari Tottenham. Ini bisa saja terjadi, tim ini juga dipenuhi pemain muda seperti Arsenal.
Makanya sekali lagi saya tekankan, hal inilah yang kami coba lakukan kepada tim, yakni membuat mereka tetap fokus, konsentrasi, dan menjaga mental mereka. Keep mentality in proportion.


Bersama Listiadi dan Joko Susilo, Robert membangun formula untuk Arema

Bagaimana dengan peran kapten tim, Pierre Njanka?
Dia adalah sosok yang tepat untuk menjadi pemimpin bagi tim yang dipenuhi pemain muda ini. Dia adalah sosok profesional yang benar-benar profesional dan mampu menularkan kelebihannya kepada seluruh anggota tim. Pierre sangat diperlukan tim ini.

Peran asisten pelati Listiadi dan Joko Susilo?
Waktu pertama kali saya bergabung ke Arema, saya minta seorang pelatih yang tahu banyak soal sepakbola Indonesia dan bisa berbahasa Inggris yang artinya juga bisa membantu kerja saya. Maka orang BLI memberikan rekomendasi Liestiadi kepada saya. Lalu saya butuh pelatih lokal yang tahu benar kultur sepakbola Malang dan inilah posisi yang tepat untuk Joko (Susilo). Maka formula inilah yang pertamakali sangat dibutuhkan saat tim baru terbentuk. Ini disebut team behind the team, saya, Lies (Liestiadi) dan Joko.

Dalam interviewnya dengan ONGISNADE, Noh Alam Shah mengatakan mengenal Anda di S-League beberapa tahun lalu. Seberapa jauh anda mengenal Alam Shah?
Alam adalah seorang pemain yang tiba-tiba mencuat dan tampil bagus saat saya melatih di Singapura, sebelumnya saya tak pernah mengenal atau mengontak Alam. Tapi tentu saja saya menyimak perkembangan sepakbola Singapura secara umum dan saya tentu saja menyimak progress Alam di timnas Singapura. Itu saja, kalau soal Alam tahu soal saya ya ini saya baru tahu dari ONGISNADE
Usai menjawab pertanyaan ini, Robert tertawa sejenak kemudian balik bertanya, Apakah dia (Alam) berbicara soal yang baik-baik tentang saya, I hope so (tertawa lagi)


 Robert bersama Cak No, penabuh drum Aremania

Apakah Ridhuan dan Alam Shah adalah dua pemain Singapura terbaik di Liga Super?
Pertanyaan menarik, saat saya baru datang ke Arema, saya diberitahu jika akan ada tiga pemain asal Singapura yang akan bergabung dengan tim. Dan tentu saja saya butuh tahu siapa saja mereka kan, dan setelah tahu nama-nama yang disebutkan, saya hanya tertarik dengan Alam, sementara dua pemain lainnya saya tidak pilih. Kenapa? Karena tipikal permainan mereka tidak sesuai dengan kebutuhan tim.
“Sekarang saya bisa dengan bangga menyebut Alam dan Ridhuan adalah pemain Singapura terbaik yang ada di ISL,”

Namun, yang terjadi berikutnya adalah saya diberitahu jika saya harus menerima mereka bertiga karena sudah satu paket. Lalu saya bilang, apa yg terjadi saat kita pakai tiga pemain Singapura dan satu saat nanti mereka bertiga dipanggil bersamaan oleh timnas Singapura? Kita pasti kerepotan.


Punya dua pemain terbaik Singapura di ISL pada diri Alam Shah dan Ridhuan

Singkat kata setelah diskusi berlangsung muncullah nama Ridhuan, saya tak tahu banyak soal pemain ini selain dari video rekaman pertandingan. Namun yang membuat saya memilihnya adalah tipikal permainannya yang menurut saya masih sesuai dengan permainan yang hendak saya terapkan, dan juga masukan dari Alam yang ternyata benar adanya. Alam mengatakan kepada saya jika Ridhuan adalah partner yang tepat baginya dalam artian dia tahu benar gaya permainan Alam dan sebaliknya yang menurut saya ini sudah merupakan nilai plus.

Dan sekarang saya bisa dengan bangga menyebut Alam dan Ridhuan adalah pemain Singapura terbaik yang ada di ISL dan ingat, mereka masih bisa menjadi lebih baik dan semakin baik lagi.

Roman Chmelo mencetak lebih banyak gol daripada musim lalu. Bagaimana menurut anda tentang Roman?
Roman sudah bermain di sini musim kemarin dan tentu saja pada awal musim ini kondisi sudah jauh berbeda. Komposisi tim ini berbeda dan sudah tak sama lagi. Banyak wartawan yang menyebutkan bahwa Arema akan terdegradasi musim ini. Namun intinya adalah bagaimana cara menyesuaikan permainan dengan materi tim yang saya punya.

Dan untuk alasan itulah Roman saya tarik kembali. Dia mampu merubah dan meningkatkan gaya permainannya, dia cepat menyesuaikan diri. Oke dia mungkin bukan seorang leader di lapangan, namun dia adalah sosok yang mampu menjadi guide bagi permainan kawan-kawannya. Dia pemain yang cerdik, intelligent, dan kapasitas itulah yang membuat dia begitu bernilai bagi tim.

Pertandingan Arema yang paling berkesan musim ini?
Pertandingan pertama melawan Persija adalah pertandingan yang paling berkesan bagi saya, pertandingan ini membuat semua orang nervous. Semua orang tahu kalau Persija adalah tim besar dengan reputasi luar biasa. Mereka mengeluarkan dana besar untuk pemain dan ini tentu berbeda dengan kondisi keuangan tim (Arema). Mereka pakai pemain nasional, intinya pertandingan tersebut mengejutkan semua orang, tim seperti Arema yang sempat diprediksi akan segera terdegradasi justru bisa mengatasi Persija, tim ibu kota yang penuh bintang.

We must keep down to earth: Robert tak ingin pemainnya terlena dengan kemenangan

Dari sudut pandang taktik, ini adalah pertandingan excellent. Pemain-pemain Persija sama sekali gagal dalam mengembangkan permainan untuk merepotkan kami yang notabene penuh pemain muda.
That’s game was a trigger. Persija harusnya bisa menang, kalau Anda tahu komentar antar pemain setelah pertandingan, itulah kenyataan di lapangan. Jangan dengar pelatih, manajer, atau berita di media, yang merasakan atmosfer pertandingan adalah pemain. So, itulah yang terjadi.

“Tanpa pemain-pemain muda seperti Firmansyah dan Sunarto, pemain sekelas Alam Shah dan Roman pun tak akan bisa berbuat banyak,”
Penonton punya different view, begitu pula media dan yang lainnya. Namun pendapat pemain tentu adalah satu hal yang harus diperhatikan, karena merekalah yang bertarung di lapangan. Bahkan BP (Bambang Pamungkas) saat itu berkata: “Kalian (Arema) bisa bermain lepas, bermain sepak boal modern yang cepat, kami bahkan kurang cepat untuk mengimbanginya,”

Bila harus memilih, siapa yang akan anda nominasikan sebagai pemain terbaik Arema musim ini?
Tidak ada. Saya punya satu tim yang terbaik. Prioritasnya adalah keutuhan tim. Saya pribadi sangat menghargai kerja keras setiap pemain, bahkan untuk pemain sekelas Firmansyah dan Sunarto, perannya sama seperti Alam Shah dan Roman. Karena tanpa pemain-pemain muda seperti mereka, pemain sekelas Alam dan Roman pun tak akan bisa berbuat banyak. Pemain terbaik ada tim ini. The best player is the team.

 http://www.ongisnade.co.id/2010/04/28/robert-alberts-eksklusif-interview-ongisnade-dengan-pelatih-arema-indonesia-robert-alberts/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar