Rabu, 05 Desember 2012

Kisah Sam Hari Pandiono Aremania 2


Obsesi dan Mimpi seorang Harie Pandiono

“…Aremania harus dikenal di seluruh Dunia dan di”respect” oleh  supporter lawan. Jadi contoh supporter Asia dan Dunia bahwa kita bertingkah laku sopan namun tetap disegani. Jangan berorientasi Indonesia, harus sudah menjelajah Asia, Eropa, dan penjuru Dunia…”

Begitulah obsesi seorang Harie Pandiono Paimin, seorang Aremania yang lahir 29 Juni 1964 perantauan yang telah malang melintang diberbagai negara dan benua. Dengan setianya selalu ditemani sebuah bendera Arema Indonesia sebagai simbol sebuah loyalitas dan kecintaan kepada klub berlambang Singa.
Tak mau kehilangan momen even sebuah kejuaraan bola dunia,dia akan selalu hadir ditengah penonton stadion hanya untuk Menekankan bahwa Kami Arema dengan Aremanianya ada dimana-mana.

Negara yang pernah dikunjungi :
1 USA (Los Angeles, Denver, New York, Reno Nevada)
2.Australia (Perth, Adelaide, Sydney)
3. Canada (Toronto Niagara Fall)
4. Malaysia (Tower Petronas)
5. Africa (South Africa, DRC Congo, Mauritania, Maroko, Sahara Desert)
6. Eropa (Madrid Spanyol, Munich Jerman)
7. Dubai
Jika Sam Harie diminta bercerita tentang perjalanan “misi sucinya’ bisa semalaman dan akan menghabiskan bergelas-gelas kopi. Suka Duka disetiap perjuangannya pasti membuat iri Aremania dimana saja. Dia akan selalu update dimanapun dia berada dan berbagi cerita kesemua Aremania biasanya melalui milis Arema yahoogroups. Dan akan selalu menceritakan bagaimana kecintaannya kepada Arema Indonesia kepada suporter yang ia temuin.

Posting ini tentang sebagian tulisan sam Harie yang diposting di Milis Arema yahoogroups, saat akan berangkat ke Munich dan sempat semeja dengan crew Aremasenayan.com saat nonton bareng Arema Indonesia vs Mitra Kukar , 17 Mei 2012. Tak lepas andil dari sam Deddy dan Korwil This is Arema akhirnya sam Harie dapat mengibarkan bendera Arema di Munich saat Final Liga Champions 2012.


Chapter Keberangkatan
oleh Harie Pandiono Paimin
Setelah Africa (World Cup 2010) kita hentakan Madrid, Santiago Bernabeu, Kukibarkan di Canada, Paris saatnya tiba UEFA Champions League – Arema road to Munich (Jerman) 19 Mei 2012, next Kiev (Ukraina) UEFA EURO 2012 1 JULY dan FIFA World Cup Club 2013 di Maroko Casablanca, terakhir FIFA World Cup 2014 di Brasil.

Terima kasih atas bantuan dulur Aremania Malang, Korwil This Is Arema, Arema Senayan, Aremania Indonesia, Aremania Bunderan HI dan sekitarnya dan Aremania Sejagat Raya. Dengan semangat SATU JIWA kita getarkan EROPA. Satukan Jiwa kalian jangan terpecah belah AREMA terus berkreasi menebarkan SALAM SATU JIWA ke lima benua.

Kita tantang nyali AREMA INDONESIA FC untuk bisa berprestasi lebih tinggi mengikuti jejak Aremania Indonesia yang sudah melangkah menjadi World Class Supporter. AREMA INDONESIA FC jangan hanya menjadi Juara AFC (Asian Football Champions) tapi harus bisa masuk Piala Dunia antar club tahun depan, AREMANIA sudah menunggumu dengan modal sendiri.
Bendera ini dikirab dari Dinoyo Malang, ke Cengkareng kemarin, dikibarkan di Senayan, Bunderan HI, dibawa ke Jerman via Dubai 18 Mei 2012 berangkat jam 00:45 dari Soetta.

Salam Satu Jiwa AREMA INDONESIA
DItulis dari Emirates A380 dari Munich menuju “negara lain” yang akan dikibari Bendera Arema dan Salam Satu Jiwa. Tiap perjalanan membawa makna lebih termotivasi berkreasi dan berinovasi agar Aremania mejadi diri sendiri.

Perjalanan Munich membuatkan lebih sabar, ikhlas, mendekatkan diri dgn Tuhan serta memahami arti perbedaan. Perjalanan ini memotivasi hidup lebih sportif lebih beriman bertaqwa lebih keras kerja d…an tetap sejat agar bisa ke Brasil 2014.

Tiga kata penting misi EURO Final 2012;
1. Respect oponent
2. Respect perbedaan (diversity)
3. Respect the game (pertandingan).

Buat Supporter Indonesia silahkan dimaknai lebih luas arti 3 Respect tersebut.
Satu hal yang penting dari 5 tahun terakhir mengunjungi 5 Benua sejatinya;
1. Aremania, Jakmania atau supporter Indonesia lainya tak kalah dgn Supporter Bayern Munich dilihat dari kreasi dan spanduk di Munich ga ada spanduk 3×2.5 m makanya ketika benderaku coba digeber didlm cepet2 didatangi Polizie “karena bs menimbulkan ketidak nyamanan” katanya saya hrs respect panitia.
2. Tidak ada gerakan2 nyanyian baik di Munich, Madrid tak ada dirigent yg menuntun. Di Affrica gerakannya spontan krn tarian tradisionalnya.
3. Tidak ada kembang api di EURO maupun World Cup di Munich menyalakan kembang api simple ditangkap dan masuk penjara (respect aturan pertandingan.
4. Di Munich, Madrid, Adelaide Australia  mereka menerima perbedaan tanpa harus adu otot, semua diterima dengan sportif. Menghindari kekerasan dalam tiap perbedaan penting untuk menjaga nilai2 sepak bola itu sendiri. Di Munich jangankan adu otot, supporter Bayern yang mabuk mengolok2 dengan kata2 kasar langsung ditangkap polisi. Di kereta bawah tanah dua supporter bertemu baik setelah pertandingan maupun sebelum (saya punya rekamananya) setelah pertandingan supporter bayern menerima/diam apapun ejekan tanpa ada kekerasan karena mereka menyadari memang kalah. Sebelum pertandingan saya melihat kedua supporter saling bersahut2an menyanyi meskipun supporter Chelsea jelas kalah banyak 1 – 100.


Welcome to Final kata UEFA President Michael Platini, maknyanya lebih penting beliau bilang “I believe that both finalists, inspired by the chanche to lift a trophy that has been held aloft by some of the greatest players in the history of the game, will give us a final to remember. I hope that everyone : players, officials and supporters enjoys the game”. Penting dimaknai “enjoy the game” siapapun yang menang kita perlu bergembira dalam menikmati dengan pertandingan ini.

Dari pandanganku menonton pertandingan di Eropa, World Cup, banyak inspirasi untuk teman2 supporter di Indonesia bagaimana menghormati perbedaan. Sudah bukan saatnya kita adu kekerasan karena sepakbola adalah industri. Kalau kita ingin maju dan bisa bersaing dengan Milan, Madrid, atau Klub dari Jepang (Urawa) harus mulai melatih mental menjadi World Class Football Supporter dari saat ini apabila kita tidak mau tertinggal lebih jauh. Kita tidak boleh kalah dengan club TP Mazembe dari DRC Congo negara dunia ketiga yang miskin dimana tidak ada kompetisi dinegaranya namun tahun lalu mampu masuk final di FIFA WOrld Club di Abu Dabhi dan kalah dari Inter Milan (ITalia).

 
Bendera ini akan terus dikibarkan dan semangat Salam Satu Jiwa akan terus menggema diseluruh dunia demi majunya sepak bola Indonesia

Pesan untuk Aremania : Jadilah supporter level dunia setingkat Madrid, barcelona, Milan, Manchester dsb, yang penting: Respect Opponent, Respect the game, Respect diversity.Saya yakin pada akhir Arema FC akan berlaga di World Cup Club tingkat dunia entah 5 – 10 tahun mendatang. Setidaknya kita memotivasi AREMA FC agar mereka tidak hanya menang dan juara di Indonesia tapi harus ke level lebih tinggi AFC atau World Cup mengikuti jejak Aremania
Salam Satu Jiwa
Harie Pandiono Paimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar