Sabtu, 24 November 2012

Cerita Aremania Dan Aremanita 3







LOYALITAS AREMANITA

Cerita ini bukan mengenai diri ayas sendiri tapi mengenai perjuangan nawak ayas, seorang siswi yang masih duduk di bangku halokes disalahsatu sekolah favorit di Sidosrjo. Saya mulai mengenalnya ketika di ajak oleh nawak ayas yang lain untuk berkumpul dalam sebuah komunitas AREMANIA yang ada di sidoarjo “Aremania RedLine Sidoarjo”.ada sesuatu yang menarik dari dirinya. Yakni jiwa singanya yang tidak mau kalah dengan taman-temannya yang laki-laki. dalam benaknya dia ingin menjadi seorang AREMANITA SEJATI, yang selalu bisa menemani setiap laga yang dijalani oleh pungawa AREMA, terutama ketika bermain di kanjuruhan.

Namun semua itu terasa sangat sulit baginya, bahkan untuk mendapat ijin dari orang tuanya saja terasa mustahil baginya. Ayas tidak menyalahkan orangtuanya yang melarangnya untuk datang ke kanjuruhan. Coba anda bayangkan sendiri ketika putri “satu-satunya” anda meminta ijin untuk pergi jauh apalagi untuk menonton sepakbola. Mungkin anda juga akan melarangnya. Namun semua itu tidak menjadi halangan baginya untuk tetap berusaha menjadi aremanita sejati. Bahkan tak jarang ia harus “berbohong” kepada orang tuanya untuk bisa datang ke kanjuruhan. Ia sendri tau apa resikonya ketika berbohong kepada orang tua, karna restu orang tua adalah segalnya baginya. Namun mungkin menurutnya ini adalah cara yang paling “baik” untuknya saat ini. Masalah ijin bukan halangan baginya untuk menjadi aremanita sejati.

Ketika sudah sukses mendaptkan “ijin”. Ia masih harus melakukan perjuangan yang tak kalah sulit daripada sebelumnya yakni dengan perjalanan ratusan kilometer dari kediamannya yang berada di SIDOARJO untuk menuju kandang singa KANJURUHAN yang berada di bhumi arema kab.MALANG. Jangan dibayangkan dalam perjalanan ia selalu dalam keadaan hati yang senang, tak jarang dalam hatinya ada perasaan was-was akan keselamatannnya ketika melewati daerah basis rival yakni mulai daerah porong hingga purwodadi atau yang lebih dikenal oleh nawak-nawak aremania yang lain sebagai jalur gaza. Tak jarang pula ia harus mendapat sedikit gangguan berupa lemparan. Namun lagi-lagi tak mengendurkan niatnya untuk menjadi aremanita sejati.

Tidak selasai sampai disitu saja perjuangannya untuk menjadi aremanita sejati. Tak jarang pula ia harus menahan rasa mual di perutnya karna sejak berangkat perutnya kosong belum terisi oleh makanan, ditambah lagi dengan sakit magh yang dideritanya semakin membuat mual yang dialaminya semakin menggila. Namun yang aneh ketika ia sudah menginjakan kaki di stadion kanjuruhan, rasa sakit itu hilang begitu saja seakan kalah dengan rasa haru karna akhirnya bisa sampai di kandang singa dengan selamat. Dan lagi rasa sakit itu tak menggalanginya menjadi aremanita sejati

Sekarang bukan masalah ijin, rival, ataupun mual yang dia hadapi tapi bagaimana caranya agar ia sampai hamur tidak dimarahi oleh orangtuanya, mungkin hal ini yang membuatnya selama pertandingan tidak bisa fokus 100% dengan apa yang ada di stadion. Satu-satunya cara agar tak kena marah ialah dengan cara pulang tidak terlalu larut malam, hal inilah yang membuatnya tidak bisa 90menit menemani punggawa AREMA berlaga, karna ia harus meninggalkan stadion lebih awal. Ayas tahu bahwa dalam hatinya ia merasa bersalah kepada punggawa AREMA karna meninggalkannya berlaga sendiri dilapangan, itu terbukti dengan seolah matanya yang ingin menitihkan air mata ketika menyusuri lorong pintu keluar dibawah tribun12. Ayas tak tahu kenapa ia selalu memilih tribun12 dibanding yng lain, tidak berheti hanya sampai dilorong saja kesedihannya, bahkan sampai di tempat parkir pun air mata itu tak berhenti keluar dari matanya. Inilah yang menurututnya sebagai aremanita sejati yang dengan ikhlas mendukung AREMA tanpa ada paksaan.

Dari dia ayas belajar apa yang dinamakan LOYALITAS, loyalitas sebagai aremania. bahkan saya sendiri malu karna kalah dalam perjuangan demi satu nama AREMA. mungkin ini tidak seberapa dibanding pengorbanan teman-teman semua. Namun sebagai seorng teman yang mengetahui sendiri bagaimana pengorbananya apalagi ia seorang wanita. Ini sudah luar biasa, seolah istilah yang akhir-akhir ini begitu menyita perhatian aremania ONLY GOD CAN STOP US sangat tepat untuknya karna hanya Tuhan yang dapat menghentikannya dalam menjadi aremanita sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar