Cerita Aremania Dan Aremanita 3
LOYALITAS AREMANITA
Cerita ini bukan mengenai diri ayas sendiri tapi
mengenai perjuangan nawak ayas, seorang siswi yang masih duduk di bangku
halokes disalahsatu sekolah favorit di Sidosrjo. Saya mulai mengenalnya ketika
di ajak oleh nawak ayas yang lain untuk berkumpul dalam sebuah komunitas
AREMANIA yang ada di sidoarjo “Aremania RedLine Sidoarjo”.ada sesuatu yang
menarik dari dirinya. Yakni jiwa singanya yang tidak mau kalah dengan
taman-temannya yang laki-laki. dalam benaknya dia ingin menjadi seorang
AREMANITA SEJATI, yang selalu bisa menemani setiap laga yang dijalani oleh
pungawa AREMA, terutama ketika bermain di kanjuruhan.
Namun semua itu terasa sangat sulit baginya, bahkan
untuk mendapat ijin dari orang tuanya saja terasa mustahil baginya. Ayas tidak
menyalahkan orangtuanya yang melarangnya untuk datang ke kanjuruhan. Coba anda
bayangkan sendiri ketika putri “satu-satunya” anda meminta ijin untuk pergi
jauh apalagi untuk menonton sepakbola. Mungkin anda juga akan melarangnya.
Namun semua itu tidak menjadi halangan baginya untuk tetap berusaha menjadi
aremanita sejati. Bahkan tak jarang ia harus “berbohong” kepada orang tuanya
untuk bisa datang ke kanjuruhan. Ia sendri tau apa resikonya ketika berbohong
kepada orang tua, karna restu orang tua adalah segalnya baginya. Namun mungkin
menurutnya ini adalah cara yang paling “baik” untuknya saat ini. Masalah ijin
bukan halangan baginya untuk menjadi aremanita sejati.
Ketika sudah sukses mendaptkan “ijin”. Ia masih harus
melakukan perjuangan yang tak kalah sulit daripada sebelumnya yakni dengan
perjalanan ratusan kilometer dari kediamannya yang berada di SIDOARJO untuk
menuju kandang singa KANJURUHAN yang berada di bhumi arema kab.MALANG. Jangan
dibayangkan dalam perjalanan ia selalu dalam keadaan hati yang senang, tak jarang
dalam hatinya ada perasaan was-was akan keselamatannnya ketika melewati daerah
basis rival yakni mulai daerah porong hingga purwodadi atau yang lebih dikenal
oleh nawak-nawak aremania yang lain sebagai jalur gaza. Tak jarang pula ia
harus mendapat sedikit gangguan berupa lemparan. Namun lagi-lagi tak
mengendurkan niatnya untuk menjadi aremanita sejati.
Tidak selasai sampai disitu saja perjuangannya untuk
menjadi aremanita sejati. Tak jarang pula ia harus menahan rasa mual di
perutnya karna sejak berangkat perutnya kosong belum terisi oleh makanan,
ditambah lagi dengan sakit magh yang dideritanya semakin membuat mual yang
dialaminya semakin menggila. Namun yang aneh ketika ia sudah menginjakan kaki
di stadion kanjuruhan, rasa sakit itu hilang begitu saja seakan kalah dengan
rasa haru karna akhirnya bisa sampai di kandang singa dengan selamat. Dan lagi
rasa sakit itu tak menggalanginya menjadi aremanita sejati
Sekarang bukan masalah ijin, rival, ataupun mual yang
dia hadapi tapi bagaimana caranya agar ia sampai hamur tidak dimarahi oleh
orangtuanya, mungkin hal ini yang membuatnya selama pertandingan tidak bisa
fokus 100% dengan apa yang ada di stadion. Satu-satunya cara agar tak kena
marah ialah dengan cara pulang tidak terlalu larut malam, hal inilah yang membuatnya
tidak bisa 90menit menemani punggawa AREMA berlaga, karna ia harus meninggalkan
stadion lebih awal. Ayas tahu bahwa dalam hatinya ia merasa bersalah kepada
punggawa AREMA karna meninggalkannya berlaga sendiri dilapangan, itu terbukti
dengan seolah matanya yang ingin menitihkan air mata ketika menyusuri lorong
pintu keluar dibawah tribun12. Ayas tak tahu kenapa ia selalu memilih tribun12
dibanding yng lain, tidak berheti hanya sampai dilorong saja kesedihannya,
bahkan sampai di tempat parkir pun air mata itu tak berhenti keluar dari
matanya. Inilah yang menurututnya sebagai aremanita sejati yang dengan ikhlas
mendukung AREMA tanpa ada paksaan.
Dari dia ayas belajar apa yang dinamakan LOYALITAS,
loyalitas sebagai aremania. bahkan saya sendiri malu karna kalah dalam
perjuangan demi satu nama AREMA. mungkin ini tidak seberapa dibanding
pengorbanan teman-teman semua. Namun sebagai seorng teman yang mengetahui
sendiri bagaimana pengorbananya apalagi ia seorang wanita. Ini sudah luar
biasa, seolah istilah yang akhir-akhir ini begitu menyita perhatian aremania
ONLY GOD CAN STOP US sangat tepat untuknya karna hanya Tuhan yang dapat
menghentikannya dalam menjadi aremanita sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar