Sabtu, 24 November 2012

Cerita Aremania Dan Aremanita 2


HANYA KARNA AREMA

Kata PASUKA mungkin secara tidak sadar kita, ayas maupun nawak-nawak yang lain sering menjumpainya baik di dalam maupun di sekitaran stadion kebanggan kita bersama stadion yang menjadi saksi bisu akan keloyalitasan, kekreatifan, maupun kekompakan aremania/nita dalam mendukung satu nama AREMA. Yakni stadion Kanjuruhan kab. Malang. Tapi mungkin hanya sedikit sekali yang bener-bener memperhatikan apalagi memahami kata tersebut.
Kata PUSAKA (PagUyupan aSongAn Kanjuruhan) yang terdapat pada rompi yang dikenakan oleh para pedagang asongan tersebut mungkin sebelumnya jarang atau memang tak pernah nawak perhatikan, namun sesungguhnya di balik kata tersebut terdapat berjuta makna dan kisah pada pemakainya . begitu juga yang dialami oleh nawak ayas yang satu ini.

Awalnya ayas mengenal dia ketika ayas membeli kopi padanya di awal musim lalu. Sam gondrong begitu ia biasa dipanggil karna memang rambutnya yang panjang terurai. Awalnya ayas tak begitu tertarik padanya tapi setelah ayas perhatikan lebih jauh ternyata ayas selalu menemuinya di manapun AREMA berlaga tak peduli ketika laga kandang maupun laga tandang. Karna ayas pernah menemuinya di GDS Sidoarjo waktu lawan Deltras, di Std Petrokimia Gresik waktu lawan Persegres, di Surajaya waktu lawan Persela bahkan waktu partai usiran lawan Persija di Std Manahan Solo beliau juga hadir dan untuk di Std Kanjuruhan sendiri sudah tak terhitung lagi ayas menemuinya. Dan Sam Gonrong tetap setia dengan galon, dispenser, beberapa renteng kopi dan yang tak pernah tertinggal adalah rompi PUSAKAnya. Karna memang sam Gondrong juga tetap berjualan di sana.

Jangan pernah dibayangkan kalau perjuangan sam gndrong dalam menjalankan usaha berjalan mudah, dia sering kali mengalami hal-hal yang tak pernah diinginkan ataupun dibayangkan sebelumya, seperti ketika ia dimintai kopi oleh oknum saudara kita sendiri atau juga mereka yang membuat kopi sendiri tanpa mengasihkan uangnya kepada sam gondrong. Meski sebetulnya sam gondrong sediri melihat dan mengetahui siapa yang melkukan itu tapi ia tak pernah mempermasalahkan hal tersebut karna dalam hatinya mungkin inilah caranya gar bisa berbagi dengan nawak-nawak aremania yang lainnya.

Dan yang terpenting ternyata sam gondrong juga sang aremania itajes itu terbukti dari pengakuannya yang dulu waktu masih muda ia sering maaf masuk ke stadion tanpa membayar tiket, bukan bermksud ingin menjadi “bonek” tapi memang keadaan dan keterpaksaanlah yang harus membut dia melakukan kegiatan bodoh tersebut. Dan seiring berjalanya waktu ia mulai berpikir dan memahami bahwa apa yang telah dilakuknnya selamaini salah dan merugikan baik baginya sendiri maupun nama baik AREMA dan AREMANIA. Dan ia kini pun menyadari bahwa hukum adat aremania berlaku.

Dan sejak saat itulah i mulai bepikir bagaimana caranya agar tetap bisa terus mendukung arema sekaligus tak merugikan arema sendiri apalagi kalau menghasilkan uang lebih. Nah dengan cara berjualan kopi inilah ia mewujudkan keinginannya tersebut di samping ia “bekerja” ia juga bisa melakukan kewajibnnya sebagai aremani yakni selalu berada di samping arema berlaga tak peduli dalam keadaan apapun .
Ia selalu menyisihkan sebagian uangnya di dalam tas kecil yang berada di pinggangnya. Dan uang di dalam tas kusam itulah yag digunakannya untuk keperluannya mendukung AREMA seperti membeli tiket terusan masuk kajuruhan selama semusim penuh. Uang transport ketika harus tour ke luar kota dan juga untuk memutarkan modal usahanya tersebut. Bahkan untuk modal pertama usahanya dulu ia terpaksa tak makan beberapa hari agar bsa membeli ttiket msuk stadion dan membeli bebrapa renteng kopi dan menyewa dispenser dan galon air mineral dan untuk transport ke stadion pun ia terpaksa harus jalan kaki meski jarak hamur ke stadion terbilang tak dekat tapi niatnya takkan pernh surut demi satu nama AREMA.

Tak jarang dalam hatinya ia merasa bersalah akan kegiatanya di stadion yang mungkin mengganggu pandanga nawak-nawak aremania/nita yang lain. Tak jarang ia mendapat umpatan dari nawak yang lai tapi ia tak pernah mempermsalahknnya karna ia memang merasa bersalah saat itu.

Dan pada akhi musim yang lalu ia mempunyai nazar kalau AREMA memang lolos dregdasi ia akan membagikn kopiny ke nawak-nawakyang lain secara gratis. Karna selain bentuk rasa syukur juga sebagai bentuk permintaan maafnya kepada nawak-nawak yang lainnya. Di laga uji coba kemaren waktu lawan timnas ia sudah melaksanakan nazarnya tersebut.

SEMANGATMU TAULADAN BAGIKU

SALAM SATU JIWA
AREMA INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar