Sabtu, 24 November 2012

Cerita Aremania Dan Aremanita 1


AREMANIA HINGGA di SURGA

Klub kebanggaan kita bersama Arema Indonesia memang sukses menjadi juara Djarum Indonesia Super League (ISL) 2009/2010 setelah mampu mengumpulkan poin terbanyak yaitu 73 poin dibandingkan dengan 17 klub lainnya, namun ada sebuah kisah di balik kesuksesan ini. Berikut kisahnya, beberapa bulan sebelum pertandingan terakhir melawan persija di SUGBK yang sangat fenomenal itu

dimana sekaligus menjadi pertandingan penutup gelaran ISL musim itu dengan laga yang berkesudahaan 5-1 untuk kemenangan AREMA indonesia, ada kejadian menarik di bhumi AREMA, mungkin banyak yang tidak tau kejadian itu karna memang kejadian itu tidak diekspos ke piublik. Waktu itu seorang penggemar setia AREMA atau yang biasa disebut aremania licek yang bernama Andrea dan masih berumur 12 tahun menderita leukemia. Karena penyakitnya sudah tergolong kronis dan dokter juga sudah angkat tangan, Andrea pun tinggal menikmati detik detik terakhir hidupnya. Menjelang detik detik terakhir, sang bocah hanya memiliki satu permintaan. Menurut anda apa kira-kira permintaan si Andrea.?? Yang pasti si Andrea tidak meminta makanan yang enak, mainan yang canggih, rumah atau mobil mewah.

Lalu apa dong..??? Andrea hanya punya satu harapan, dia berharap bisa melihat senyum Pierre Njanka, kapten AREMA indonesia saat itu, mengangkat Trofi ISL untuk yang terakhir kali di dalam hidupnya. Alangkah terkejutnya sang kapten setelah mengetahui permintaan Andrea. Esoknya, Njanka dengan satu kostum biru bernomor punggung 24, plus foto dan tanda tangannya datang ke RSUD Dr. Saiful Anwar tempat Andrea dirawat. Akan tetapi, semua menjadi sia sia karena sang bocah sudah keburu meninggal dunia. Apa mau dikata, niat baik dari sang kapten ternyata harus berakhir dengan keharuan.

Ternyata bukan itu saja, Andrea masih meninggalkan keharuan yang lebih mendalam. Sebelum mengembuskan nafas terakhirnya, Andrea sempat menulis sebuah pesan di secarik kertas kecil. Pesan yang sangat mengharukan yang menunjukkan keinginan serta semangat Andrea yang mulia. Ada satu kalimat yang sampai kini tidak bisa dilupakan oleh pemain AREMA yang sukses meraih gelar juara waktu itu, khususnya Pierre Njanka. Andrea menulis "Saya sungguh tidak menyesal ketika saya tidak bisa melihat senyum para punggawa AREMA untuk yang terakhir kali, karena saya akan melihat senyuman mereka dari atas sana pada perayaan pesta juara nanti." Pesan berikutnya dari Andrea adalah "Setelah Trofi ISL mustahil untuk direbut, tolong berjanjilah kepada saya bawalah Trofi ISL itu kembali ke Bhumi Arema. Saya memang sudah tidak ada lagi sekarang tetapi semangat dan dukungan saya akan selalu ada didalam diri kalian. Saya akan mendukung kalian dari atas sana."

setelah tiga bulan berlalu setelah AREMA berhasil jadi Juara ISL digelaran ke 2, Pierre Njaka bersama pemain yang lain, dan beberapa staff dari Arema Indonesia berziarah ke makam Andrea dengan membawa trofi ISL ke tempat peristirahatan terakhir sang bocah. Dengan bijak, Pierre Njaka mengatakan "Saya tentu masih ingat kejadian itu.  

Saya hanya bisa menangis sewaktu melihat Andrea dimakamkan dengan kostum kebesaran AREMA sambil memeluk boneka SINGA dan sebuah album berisi foto-foto kami. Waktu itu saya telah bersumpah untuk membawa AREMA menjadi juara ISL. Saya juga sudah berjanji pada diri saya dan Andrea bahwa saya akan bawa trofi itu ke makam ini”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar