Saat ditemui di kediamannya dia bercerita tentang suka dukanya saat membela tim berlogo kepala singa. ”Dimana perbedaan tim Arema era 80-an dan Arema yang bisa mempertahankan ke-eksisanya sampai saat ini sangat jauh berbeda, tapi secara kolektivitas permainannya sama seperti dulu, fighting spirit, kemauan untuk bertanding dan selalu haus akan kemenangan setelah Robert Rene Albert mengasah singa–singa muda,” ungkap Mardi Harris.
Sebelum memperkuat tim Arema era 87 yang menjadi juara Galatama pada tahun 1992/1993 Mardi Harris juga pernah memperkuat tim juara Perserikatan seperti Persija (1978) dan tim Galatama seperti Arseto Solo (1981 – 1987).
Memang untuk mencapai tangga juara sangat diperlukan kedekatan seorang pemain dan pelatih baik itu didalam maupun diluar lapangan agar bermain sepak bola agar keharmonisan saat bertanding tetap terjaga. Meski dengan gaji yang sangat minim sekitar Rp.12.500,- pada saat itu semangat bertanding selalu on fire. ”Dengan kondisi financial Arema sekarang ini yang terbilang cukup untuk menghidupi sebuah klub diharapkan semangat bertanding tidak luntur serta keharmonisan antar pemain Arema tetap selalu terjaga,” tuturnya.
Sepak bola takkan mungkin lepas dari andil seorang pelatih apalagi bisa sampai mengantar timmya menjadi juara serta bisa mengangkat nama seorang pemain dalam dunia persepakbolaan. Hal inilah yang bisa membuat seorang Mardi Harris sangat terkesan, memang semua pelatih sangat berkesan bagi Mardi Harris salah satunya seperti pelatih Alm. Andi Teguh dan tidak mungkin para pemain sepak bola lepas dari jasa dan andil seorang pelatih
Seorang jendral lapangan identik dengan posisi gelandang dan seorang destroyer, posisi inilah yang paling disukai oleh pemain bernomor punggung 12 ini saat membela Arema, karena bermain dengan posisi sebagai pemain gelandang Mardi Harris sangat menikmatinya.
Setiap pemain sudah pasti dan selalu mencetak gol bagi tim yang dibelanya. Sudah tentu banyak sekali gol yang pernah dicetak oleh pemain yang senang bermain sebagai gelandang ini. Saat membela Arseto Solo melawan Australia, Mahdi Harris pernah mencetak gol dari jarak jauh sebelum memasuki garis tengah daerah lawan dan gol ini adalah gol yang paling indah dicetak dengan kakinya. Disaat membela sebuah tim kadangkala bertanding dengan tim yang sangat berat pada era Galatama kesebelasan Niac Mitra lah yang pernah menjadi lawan terberat pada saat membela Arema.
Masa keemasannya menjadi seorang pemain memang sudah habis, tapi kecintaanya dalam sepak bola takkan pernah luntur pada dirinya. Kecintaanya pada sepak bola ditularkannya dengan menjadi seorang pelatih seperti salah satu kegiatannya saat ini melatih team AURI dan menularkan ilmu sepak bolanya di PS Angkasa.
Pemain dan pelatih sepak bola pasti mempunyai pemain pilihannya sendiri seperti yang diungkapkan Mahdi Harris, pemain Arema yang dipilihnya adalah Ahmad Bustomi dikarenakan seorang Bustomi salah satunya adalah posisinya sebagai gelandang serta mempunyai spirit yang tinggi dan mental bertanding yang bagus.
Harapan kedepan seorang Mahdi Harris untuk kesebelasan Arema sekarang ini adalah tetap menjaga nama baik Arema, mempertahankan gelar juara, loyalitas yang tinggi terhadap Arema, menjaga permainan Arema yang seperti dulu siapapun pelatihnya sekarang.
Apalagi sebentar lagi Arema akan berlaga di kancah internasional AFC Champions Cup. Serta harapan untuk pelatih Miroslav Janu semoga bisa mempertahankan gelar juara apalagi menangani Arema setelah juara karena akan lebih berat, lebih–lebih tuntutan supporter akan lebih banyak.
Sebuah kesebelasan tak lepas dari “pemain ke 12” yaitu supporter dengan adanya Aremania ini mampu menjadi motivator tersendiri bagi pemain Arema dan mempunyai segudang nyanyian atraksi yang dianggap sebagai pencetus suporter terbaik di Indonesia. Dan harapan seorang Mahdi Harris untuk supporter Aremania teruslah berkreasi dan jangan sampai supporter terbaik lepas dari tangan Aremania.
PROFIL
Nama : Mahdi Harris
Panggilan akrab : “Bang Meok”
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 29 April 1959
No Punggung di Arema : 12
Alamat : Jl. Danau Rawa Pening H8F33 Malang
Telp : 0341–717734/ 0816409746 / 081334116596
Istri : Baiq Lilik Sri Sumartini
Anak : Farah Febrina Haris, Nauval Prama A. Haris
KARIER SEBAGAI PEMAIN
Tahun 1976 s/d 1979 di Ciprina Cijantung 3 kali juara Tingkat Junior di Jakarta
Tahun 1978 membela Persija juara III Piala Suratin Cup (PSSI)
Tahun 1979 s/d di Jaka Utama Lampung Galatama juara I Pon X di Jakarta (PSSI Junior), Pemain terbaik Tugu Muda Cup di Semarang
Tahun 1980 s/d 1981 seleknas PSSI Utama & SeaGames
Tahun 1981 s/d memperkuat Arseto Solo Juara I Liga V di Solo, Juara Invitasi Galatama/Perserikatan (final di Surabaya)
Tahun 1987 s/d 1993 memperkuat Arema juara Galatama 1992/1993
KARIER SEBAGAI PELATIH
Tahun 1993 Asisten pelatih M. Basri di Arema Malang
Tahun 1994 Asisten pelatih Gusnul Yakin di Arema Malang (Liga Champions Vietnam, Hat Yay Thailand)
Tahun 1995 s/d 1996 Liga III Asisten pelatih Suharno di Arema Malang
Tahun 1997 Liga IV Asisten pelatih Paul Chumming di PSBL Bandar Lampung
Tahun 1998 Liga V Asisten pelatih Alm. Hamid Asnan di Arema Malang
Tahun 1999 Liga VI Pelatih kepala di Gelora Dewata Bali
Tahun 2000 Liga VII Pelatih kepala di PSBL Bandar Lampung
Tahun 2001 Liga VIII Asisten pelatih Heri Kiswanto di PSBL Bandar Lampung
Tahun 2003 Liga IX Asisten pelatih Suharno di Deltras Sidoarjo
Tahun 2003/2004 Pelatih kepala di Persema Malang
Tahun 2005/2006 Pelatih Kepala di Perseman Manokwari Lolos Divisi Utama
Tahun 2007 Pelatih kepala di Perseman Manokwari Divisi Utama
Tahun 2007 Pelatih Persekaba Yahukimo Divisi Satu di Irian Jaya
Tahun 2008 Pelatih PS Palembang Divisi I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar