KERETA yang merupakan sarana
transportasi massal, murah meriah dengan daya angkut hingga ribuan penumpang
sekali jalan, menjadi salah satu sarana transportasi andalan yang sering
dgunakan oleh para suporter ketika tour keluar daerahnya. Namun kini, mengapa
suporter menjadi sesuatu yang ditakuti oleh penumpang kereta, warga
sekitar rel, dan pedagang2 di stasiun? Bahkan di berbagai daerah suporter dilarang
naik kereta, dan ketika ada jadwal pertandingan klub bola lokal ada jalur
kereta tertentu yang dihentikan operasinya untuk mencegah penumpang suporter
naik.
Seperti
saat jelang pertandingan Persib Bandung 18 April kemarin, PT. Kereta Api
Indonesia (PT KAI) Daop II Bandung untuk keenam kalinya membatalkan
perjalanan kereta lokal Purwakarta-Cibatu dan kereta Serayu dari Jakarta-Kroya
pun dialihkan, rutenya tidak melalui Bandung. Alasan pembatalan ini adalah
karena kereta ini sering digunakan oleh bobotoh dari luar Bandung, untuk menuju
Bandung menyaksikan pertandingan Persib. Dalam perjalannya menuju Bandung,
Bobotoh ini kerap bentrok dengan warga di sepanjang rel.
Sejumlah
titik rawan terjadinya perang saling lempar batu antara warga dan Bobotoh yang
menumpang KA adalah jalur Bandung - Purwakarta, terutama di sekitar Andir dan
Ciroyom Kota Bandung. "Masalahnya KA itu selalu digunakan oleh
bobotoh dari luar Kota Bandung, sepanjang jalur mereka selalu dilempari warga
bahkan bentrok terbuka saat KA berhenti," kata Bambang Setya Prayitno,
Kepala Humas PTKA Daop II Bandung, seperti di lansir antaranews.com.
Sedangkan di Solo PT KAI juga
membuat kebijakan Suporter dilarang menumpang kereta, dan dalam hal ini
Pasoepati. Bahkan perintah larangan
terhadap suporter sudah ada sejak 2010. “Sebenarnya pelarangan ini sudah
disampaikan kepada stasiun di wilayah Daops VI Yogyakarta sejak Desember 2010
lalu, saat pembinaan para kepala stasiun se-Daops VI di Yogyakarta. Larangan
itu diberlakukan karena selama ini kerugian yang diakibatkan kerusuhan akibat
ulah suporter terhadap PT Kereta Api sangat besar,” kata Kepala Stasiun
Purwosari Solo.
Untuk mengantisipasi kerugian yang diakibatkan kerusuhan suporter itu, pihak stasiun yang berada di wilayah Daops VI Yogyakarta pun dilarang untuk memberikan fasilitas kepada para suporter sepakbola, baik secara rombongan maupun perseorangan. Namun mereka dapat dilayani, jika para suporter tersebut menanggalkan atribut kesebelasan yang mereka kenakan. Kebijakan ini pun juga berlaku bagi suporter sepakbola asal Kota Solo, Pasoepati. Pendukung Persis, Solo itu biasa memesan tiket kereta api untuk menyaksikan tim kesebelasannya bertanding di luar kota. Ini pun tidak akan dilayani jika mereka menggunakan atribut.
Kebijakan PT KAI diambil karena merasa sering dirugikan dengan mengangkut penumpang suporter, namun untungnya beberapa kelompok suporter cukup legawa menerima kebijakan ini dan memilih angkutan umum yang lain. Seperti Jakmania, Jelang Arema menjamu Persija, PT KAI meliburkan kereta Matarmaja jurusan Jakarta-Malang selama dua hari. Rombongan Jakmania pun beralih menggunakan bis dalam rangka tour ke Malang, demi mendukung Persija di Kanjuruhan.
Untuk mengantisipasi kerugian yang diakibatkan kerusuhan suporter itu, pihak stasiun yang berada di wilayah Daops VI Yogyakarta pun dilarang untuk memberikan fasilitas kepada para suporter sepakbola, baik secara rombongan maupun perseorangan. Namun mereka dapat dilayani, jika para suporter tersebut menanggalkan atribut kesebelasan yang mereka kenakan. Kebijakan ini pun juga berlaku bagi suporter sepakbola asal Kota Solo, Pasoepati. Pendukung Persis, Solo itu biasa memesan tiket kereta api untuk menyaksikan tim kesebelasannya bertanding di luar kota. Ini pun tidak akan dilayani jika mereka menggunakan atribut.
Kebijakan PT KAI diambil karena merasa sering dirugikan dengan mengangkut penumpang suporter, namun untungnya beberapa kelompok suporter cukup legawa menerima kebijakan ini dan memilih angkutan umum yang lain. Seperti Jakmania, Jelang Arema menjamu Persija, PT KAI meliburkan kereta Matarmaja jurusan Jakarta-Malang selama dua hari. Rombongan Jakmania pun beralih menggunakan bis dalam rangka tour ke Malang, demi mendukung Persija di Kanjuruhan.
Jika
di daerah Bandung penghentian operasi kereta tidak ditanggapi berlebihan oleh
Bobotoh, namun tidak begitu di Surabaya. Sabtu 16 April lalu, seperti dilansir
beritajatim.com ratusan oknum suporter Bonek melakukan penyerang ke Stasiun
Pasar Turi. Serangan ini diduga karena PT KAI batal memberangkatkan bereta
barang jurusan Jakarta yang rencananya akan ditumpangi Bonek untuk
mendukung Persebaya 1927 melawan Semarang United. Akibatnya, kaca digerai Mc
Donal, Restoran stasiun dan ruang tunggu penumpang kereta eksekutif rusak
parah. Dan buntutnya sebanyak 50 orang Bonek yang melakukan perusakan di
stasiun Pasar Turi diamankan petugas Polrestabes Surabaya.
"Ada yang pakai kaos Viking Persib. Kami dilempari batu dan bom molotov hingga nyaris membakar gerbong kereta api tersebut. Penumpang yang terluka banyak." Ujar Bayu, salah satu korban yang dibawah ke RS Pelabuha, seperti ditulis detik.com. Akibat insiden inilah banyak dari sebagian nawak2 Aremania menyatakan musuh terhadap Viking, padahal sebelum insiden ini hubungan antara Aremania dan Viking terbilang adem ayem tanpa insiden yang berarti. Walaupun, kemarin sempet ada kabar 100 bobotoh datang ke Kanjuruhan untuk mendukung Persib ketika di jamu Arema, tapi kabar tersebut masih belum jelas kebenarannya
Selain kerugian di pihak PT KAI
akibat ulah suporter yang di klaim hingga milyaran rupiah, tak sedikit pula
nyawa para suporter yang melayang di atas kereta, demi mendukung tim
kesayangannya. Berikut adalah beberapa diantaranya :
19
Jul 2006, Aremania | Sugeng Priadi, (24 th)
22 Okt 2007, Aremania |
Epin Januar Irmawan alias Panjul (16 Th)
24
Jan 2010, Bonek, |Arie Sulistyo warga (18 th)
22
Jan 2010, Bonek | Achmad Fathoni (21 th)
31
Des 2010 |
Anik Abdullah (17),
warga Kec Bogel, Kab Jepara dan Surono (34), warga Desa Sidoarjo, Kecamatan
Sambirejo, Kabupaten Sragen. Tewas terjatuh setelah pulang dari menonton final
Piala AFF di Gelora Bung Karno, Jakarta.
7
Jan 2011, Panser Biru | Handoyo
(24 th)
22
Jan 2011, LA Mania | Gilang (24), warga Perumda Deket, Lamongan. Buntut
dari sweeping warga dan LA Mania terhadap Bonek di Stasiun Lamongan. Ia
dikeroyok dan dihajar bonek di kereta lalu dibuang di Desa Karanglangit. Gilang
tewas dengan luka tusukan dan sayatan di leher kiri dan wajah memar
berdarah.
Semoga
kedepan, hubungan antara PT KAI dan suporter kembali harmonis, mengingat antara
suporter dan jasa kereta adalah saling membutuhkan, kecuali untuk kasus
suporter numpang tanpa mau membayar tiket.itu harus diberantas. Karena suporter
bukanlah kriminal, maka jadilah suporter bukan untuk ditakuti masyarakat atau
penumpang kereta lain, tapi jadilah suporter yang bisa menghargai orang lain
sehingga konflik dengan warga atau dengan suporter lain bisa diminimalisir.
Untuk
mengenang nawak2 suporter yang kehilangan nyawa di kereta demi memperjuangkan
keyakinannya
Salam
Satu jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar