Minggu, 24 Februari 2013

Aremania Beber Kiat di PSSI Karwoto Tersenyum, Yang Lain Antusias

Aremania Beber Kiat di PSSI
Karwoto Tersenyum, Yang Lain Antusias

Di mata banyak pemerhati sepak bola, suporter Arema -yang lebih populer dengan
sebutan Aremania-merupakan suporter paling atraktif. Berbagai gaya dan model
dukungan mereka pertontonkan secara memikat. Bermacam-macam parade diperagakan
dengan kompak. Kelebihan itulah yang membuat suporter-suporter klub lain tidak
malu-malu untuk menirunya.MH. SYAMSUL HADI, wartawan Jawa Pos

Dampaknya, tidak saja pemain Arema kian terlecut motivasinya untuk berlaga.
Tapi, jalannya pertandingan sepak bola di Stadion Gajayana, Malang, juga kian
semarak dan meriah. Dan, yang terpenting, tiada kekisruhan selama pertandingan
berlangsung.
Atas dasar itulah, Selasa lalu (21/3), dua wakil mereka diundang dalam pertemuan
pengurus PSSI dan para manajer klub di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Maksudnya,
agar mereka mau gethok tular (berbagi cerita, Red.) berkenaan soal manajemen
suporter bola. ''Mereka kita hadirkan agar kiat-kiat mereka dalam mengelola
suporternya bisa ditiru klub lain,'' kata Andi Darussalam, ketua Komdis, yang
memandu acara sharing itu.

Begitu mendapat kesempatan, Surtato dan Yuli -dua pentolan Aremania yang datang
itu-tidak mensia-siakan kehormatan untuk ''memberi kuliah'' di hadapan para
manajer klub itu. Secara bergantian, keduanya membeberkan pengalamannya memanaj
suporter bola. ''Dulu, suporter Arema terkenal dengan keributan yang mereka
buat. Tapi, sekarang itu tidak ada lagi,'' tutur Surtato mengawali uraiannya.
Selama keduanya menguraikan kiprah Aremania, para manajer itu menyimak dengan
penuh antusias. Sebelumnya, mereka diperlihatkan pada tayangan video rekaman
atraksi Aremania. Di antara mereka, tampak ada yang manggut-manggut. Terbaca di
raut wajah mereka, ada satu keinginan kuat untuk mengikuti jejak langkah
Aremania itu. Maka, begitu sesi tanya jawab dibuka, sederet pertanyaan mereka
lontarkan. Tak kurang, seperti A. Kadir Halid (PSM), Spencer Infandi
(Persipura), dan Husni Hasibuan (Medan Jaya), mengacungkan tangan.

Yang menarik, selama Surtato dan Yuli sharing itu, Karwoto (manajer Persebaya) -
yang duduk di sebelah Imam Supardi (manajer Petrokimia)-- berkali-kali terlihat
tersenyum. Entah apa makna senyuman itu tiada yang bisa menerka selain Karwoto
sendiri. Sesekali ia menoleh ke arah wartawan di belakangnya sembari
membisik-bisikkan sesuatu. Mengetahui hal itu, Andi Darussalam sesekali tertawa
ngakak.
Meski demikian, Surtato dan Yuli sama sekali tidak terpengaruh. Keduanya tetap
nerocos menceritakan pengalamannya. Menurut Surtato, para suporter Arema itu
mendanai sepenuhnya biaya yang harus mereka keluarkan. Awalnya, tidak sedikit
mereka merogoh kocek, yakni sekitar Rp 200 ribu. ''Itu untuk membeli
perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan, seperti kostum, bendera, syal, tutup
kepala, dan lain-lain,'' ungkap pria bertato di lengan kirinya itu.

Biaya sebesar itu mereka keluarkan dengan sukarela. ''Semua itu kami lakukan
dengan senang hati karena kami mencintai tim kami,'' kata Yuli yang berambut
gondrong itu. Begitu cintanya, para suporter --yang, kata Surtato, kebanyakannya
orang kere itu-- harus menabung dulu untuk mendapat selembar tiket. ''Biasanya 6
hari sebelumnya pertandingan, mereka nabung seribu tiap hari,'' ungkap Surtato.
Lalu, apa rahasianya hingga kericuhan bisa ditekan? ''Setiap kampung Aremania,
ada korwil (koordinator wilayah, Red.)-nya. Korwil itulah yang memimpin
anggota-anggotanya. Setiap korwil itu bebas berkreasi menentukan seragamnya.
Karena itu, di kalangan Aremania ada bermacam-macam kostum suporter,'' jelas
Surtato. Yang pasti, mereka dituntut untuk tidak membikin keonaran. ''Itulah
yang membedakan mana suporter kami dan mana yang bukan.''

Surtato dan Yuli boleh saja merasa bangga didaulat menjadi ''juru penerang''
soal suporter bola. Pasalnya, Ketua Umum PSSI, Agum Gumelar -yang oleh Surtato
kemarin diberi kenang-kenangan berupa syal Arema, melontarkan pujiannya, ''Saya
berharap, itu (suporter Arema, Red.) bisa dijadikan contoh di daerah-daerah
lain.'' Satu hal yang kini diidamkan Surtato dan Yuli adalah ''bos'' PSSI itu
berkenan melihat kebolehan atraksi Aremania di Stadion Gajayana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar