Intermesso Ke Belakang Melihat Awal Konflik Arema 1 tahun yang lalu Nawak..
Versi ADT, Yang Dimuat di Ongisnade.co.id
13 October 2011
Mantan Dirut Badan Liga Indonesia (BLI), Andi Darussalam Tabusalla (ADT)
akhirnya buka suara terhadap konflik Arema di depan beberapa Aremania. Berikut
kronologis versi ADT.
Perkembangan 4 bulan terakhir dan kesimpangsiuran pemberitaan yang terjadi
serta ada cakupan namanya, menjadi alasan ADT memilih untuk berbicara sesuai
fakta yang terjadi.
“Saya ingin ketemu Aremania, karena saya ingin meletakkan dasar supaya tidak
pecah. Tidak boleh ada yang mengatakan bahwa karena dia Arema selamat, tidak
boleh congkak baik saya ataupun orang lain. Inilah apa adanya saya ungkapkan,
hitam itu hitam, putih itu putih,” tuturnya.
Berbicara di hadapan Aremania di rumah makan Inggil, Rabu (12/10), ADT
menegaskan jika Arema itu ada pendirinya dan itu merupakan fakta. “Yang jelas
tidak mungkin ada Aremania jika tidak ada Arema. Itu bagian sejarah yang tidak
bisa dipungkiri,” ujar pria asal Makassar ini.
ADT mengaku, mulai ia kenal pendiri Arema, almarhum Acub Zainal sepanjang
tahun 1982-1987, ia tidak pernah masuk dalam jajaran klub Arema. “Saya tidak
pernah katakan pernah berjasa pada arema, namun ternyata ada bagian yang
terpotong-potong yang tidak disampaikan sampai saat ini,” lugasnya.
Lebih lanjut, ADT membenarkan jika Lucky Acub Zainal menyerahkan sepenuhnya
kepemilikan kepada Bentoel dan tidak satupun yang tersisa. “Namun setelah
Bentoel diambil alih oleh BAT, Darjoto mau membubarkan Arema, tapi saya katakan
kepada dia jangan bubarkan Arema,” ujarnya.
“Kemudian Darjoto bilang hanya sanggup 7,5 miliar untuk membiayai Arema,
saya katakan tidak masalah nanti kita turun tangan. Itulah pertama kali, saya
turun langsung ke Arema melalui Joko Driyono sebab kapasitas saya masih
direktur BLI yang tidak boleh masuk kedalam klub,” imbuh pria yang juga Vice
President PT Minarak Lapindo Jaya ini.
Hal itulah yang mendasari ADT berhubungan dengan Iwan Kurniawan (pengusaha
Malang). Dari pertemuan itulah kata ADT, dibentuklah sebuah yayasan dengan
ketua yayasan yang ditunjuk yaitu M Nur.
“Kenapa saya berikan ke pak Nur karena saya berteman dengan dia dan saya
katakan kepada pak Nur untuk mewakili saya ditempat itu. Dari pak Nur juga
muncul nama Mujiono Mudjito (sekretaris yayasan), Rendra Kresna (Bendahara
yayasan), muncul juga Siti Nurzannah, dan Direktur Utama Gunadi Handoko. Itu
benar dan tidak boleh kita lupakan itu,” tegasnya.
ADT mengungkapkan, dalam 1 musim awal itulah Arema justru dikaruniai juara
Liga Indonesia dan mulai saat itulah arema seperti “nona cantik” yang
diperebutkan oleh berbagai pihak.
“Semua akhirnya mengatakan, ini ingin saya kuasai, namun saya katakan dari
awal Arema itu bukan milik siapa-siapa tapi milik Aremania. si nona cantik ini
(Arema) memang tampak parasnya yang cantik tapi sebenarnya di dalamnya
berantakan,” ujarnya. (onn/mia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar