Minggu, 04 November 2012

Kronologis Konflik Arema versi ADT (1)

Intermesso Ke Belakang Melihat Awal Konflik Arema 1 tahun yang lalu Nawak..
Versi ADT, Yang Dimuat di Ongisnade.co.id
13 October 2011


Mantan Dirut Badan Liga Indonesia (BLI), Andi Darussalam Tabusalla (ADT) akhirnya buka suara terhadap konflik Arema di depan beberapa Aremania. Berikut kronologis versi ADT.

 
Perkembangan 4 bulan terakhir dan kesimpangsiuran pemberitaan yang terjadi serta ada cakupan namanya, menjadi alasan ADT memilih untuk berbicara sesuai fakta yang terjadi.
“Saya ingin ketemu Aremania, karena saya ingin meletakkan dasar supaya tidak pecah. Tidak boleh ada yang mengatakan bahwa karena dia Arema selamat, tidak boleh congkak baik saya ataupun orang lain. Inilah apa adanya saya ungkapkan, hitam itu hitam, putih itu putih,” tuturnya.

Berbicara di hadapan Aremania di rumah makan Inggil, Rabu (12/10), ADT menegaskan jika Arema itu ada pendirinya dan itu merupakan fakta. “Yang jelas tidak mungkin ada Aremania jika tidak ada Arema. Itu bagian sejarah yang tidak bisa dipungkiri,” ujar pria asal Makassar ini.
ADT mengaku, mulai ia kenal pendiri Arema, almarhum Acub Zainal sepanjang tahun 1982-1987, ia tidak pernah masuk dalam jajaran klub Arema. “Saya tidak pernah katakan pernah berjasa pada arema, namun ternyata ada bagian yang terpotong-potong yang tidak disampaikan sampai saat ini,” lugasnya.

Lebih lanjut, ADT membenarkan jika Lucky Acub Zainal menyerahkan sepenuhnya kepemilikan kepada Bentoel dan tidak satupun yang tersisa. “Namun setelah Bentoel diambil alih oleh BAT, Darjoto mau membubarkan Arema, tapi saya katakan kepada dia jangan bubarkan Arema,” ujarnya.
“Kemudian Darjoto bilang hanya sanggup 7,5 miliar untuk membiayai Arema, saya katakan tidak masalah nanti kita turun tangan. Itulah pertama kali, saya turun langsung ke Arema melalui Joko Driyono sebab kapasitas saya masih direktur BLI yang tidak boleh masuk kedalam klub,” imbuh pria yang juga Vice President PT Minarak Lapindo Jaya ini.

Hal itulah yang mendasari ADT berhubungan dengan Iwan Kurniawan (pengusaha Malang). Dari pertemuan itulah kata ADT, dibentuklah sebuah yayasan dengan ketua yayasan yang ditunjuk yaitu M Nur.

“Kenapa saya berikan ke pak Nur karena saya berteman dengan dia dan saya katakan kepada pak Nur untuk mewakili saya ditempat itu. Dari pak Nur juga muncul nama Mujiono Mudjito (sekretaris yayasan), Rendra Kresna (Bendahara yayasan), muncul juga Siti Nurzannah, dan Direktur Utama Gunadi Handoko. Itu benar dan tidak boleh kita lupakan itu,” tegasnya.

ADT mengungkapkan, dalam 1 musim awal itulah Arema justru dikaruniai juara Liga Indonesia dan mulai saat itulah arema seperti “nona cantik” yang diperebutkan oleh berbagai pihak.
“Semua akhirnya mengatakan, ini ingin saya kuasai, namun saya katakan dari awal Arema itu bukan milik siapa-siapa tapi milik Aremania. si nona cantik ini (Arema) memang tampak parasnya yang cantik tapi sebenarnya di dalamnya berantakan,” ujarnya. (onn/mia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar