Eksklusif Interview Roman Chmelo: Closer With ‘Kicsi’
ONGISNADE
mendapat kesempatan eksklusif untuk ngobrol dengan Roman Chmelo. Sosok penting di
skuad Arema yang menyempatkan dirinya berbagi kisah dan berbagi cerita.
Ditemani sang pujaan hati, Monika, Roman kali
ini menampakkan sisi lain seorang pria.
Tentu saja, kami tidak bicara melulu tentang sepak bola, tetapi tentang Roman sendiri, dan hal-hal yang belum pernah diketahui tentang pemain Arema yang terkenal ramah ini. Simak obrolan santai dan seru ala ONGISNADE bersama Roman.
O: “Roman, sebenarnya nama Anda dilafalkan bagaimana sih? Banyak sekali sebutan untuk Anda di luar sana.”
R: “Sebenarnya nama saya cukup susah yah dilafalkan oleh orang sini (Indonesia), kata ‘Chmelo’ sendiri diucapkannya dengan bunyi ‘kh’ yang samar dan halus; jadi yang benar ‘(k)Hmelo’ Bukan Camelo, Kamelo, atau Kmelo, haha…”
O: “Kalau nama panggilan Anda? Kicsi?”
R: “Oh (tertawa). “Kicsi diucapkannya ‘Kichi’, karena saya berasal dari Nova Bana yang dimana banyak penduduknya berasal dari Hungaria, maka nama panggilan Kicsi itu juga dari bahasa Hungaria, artinya Kecil.”
O: “Kecil?”
R: “Waktu masih remaja, saya agak pendek dibandingkan teman-teman sebaya, jadinya dipanggil Kecil.”
ONGISNADE pun mulai penasaran untuk mengulik tentang masa kecil Roman ‘Kicsi’ Chmelo ini, seperti apakah dia ketika masih anak-anak dulu?
Ternyata, Roman kecil mulai bermain sepak bola sejak berusia 9 tahun, dan ketika ditanya kenapa dia memilih sepak bola dibanding olahraga lainnya, dia berkata,
“Sudah naluri sepertinya. Ayah saya juga main sepak bola, dan saya waktu itu begitu saja memilih sepak bola tanpa ada yang menyuruh. It’s genetic, I think.”Seperti anak-anak lainnya, Roman Chmelo waktu kecil juga punya tim sepak bola tarkam. Dia bermain dengan teman-teman sebayanya di Nova Bana, “My kampung team”, tambahnya kemudian sambil tertawa. Roman kecil di waktu senggang suka berlatih bola di tembok luar rumahnya, meninggalkan bekas-bekas kotor di tembok. Walhasil, sang Ayah sering menyuruh Roman untuk membersihkan setiap kali temboknya dikotori Roman yang berlatih menendang bola.
Saat ditanya apakah pernah terlintas di benak Roman bahwa berkarir dalam dunia sepak bola professional akan menjadi pilihan hidupnya, dia menjawab bahwa pikiran seperti itu tak pernah ada. Dia hanya suka dan mencintai sepak bola. Dengan bertambahnya usia, semakin hari, Roman semakin mantap untuk memilih sepak bola professional sebagai jalan hidup. Di usianya yang ke-17, Roman Chmelo mendapat gaji pertama yang nilainya cukup besar sebagai pemain sepak bola.
Apa pendapat sang Ayah? Roman menjawab bahwa sang Ayah adalah seorang yang pendiam dan tak banyak berkomentar, namun dia tahu bahwa Ayahnya sangat bangga padanya. Di kemudian hari, dari beberapa teman keluarga, Roman mengetahui jawabannya. Tak hanya bangga, ternyata sang Ayah sangat bahagia karena putranya bahagia dengan pilihan hidupnya.
O: “Pelatih Sriwijaya FC, Rachmat Dharmawan pernah bilang kalau Roman Chmelo adalah pemain berbahaya di lapangan. Menurut Anda sendiri, Roman Chmelo orang yang bagaimana?”
R: “Roman Chmelo orang baik (tertawa). Dan suka ngobrol.”
Tidak ragu lagi, Roman memang terkenal ramah dan rendah hati. Hingga sesi interview kali ini jadi sangat gayeng. Seorang pemain berprestasi tapi tetap memiliki sifat bersahaja, yang sebelumnya sudah pernah muncul di rubrik Up Close & Personal ini pun nampak enjoy cas-cis-cus bersama ONGISNADE.
Ketika ditanya, klub manakah yang menjadi favoritnya? Roman dengan mantap menjawab, “Manchester United”. Manchester United memang tim hebat, tetapi apa alasan pribadi Roman untuk menobatkan tim berjuluk Setan Merah ini menjadi favoritnya?
R: “Karena sejarahnya. Banyak tim-tim (Internasional) hebat di luar sana seperti Real Madrid, dan lain-lain. Tapi Manchester United bukan tim biasa-biasa saja. Manchester United punya sejarah yang hebat. Seperti managernya, Sir Alex Ferguson. Dia bisa bertahan di sana selama lebih 20 tahun! Selain itu, Manchester (United) hebat karena mereka selalu bisa melahirkan pemain bintang. Dari yang bukan siapa-siapa jadi bintang hebat. Real Madrid? Semua pemain bintang pergi ke sana, tapi pelatihnya tidak ada yang bisa bertahan. Selain itu juga ada tragedi Munich (tragedi yang menewaskan 23 pemain Manchester United dalam kecelakaan pesawat pada tahun 1958- Red), tetapi klub ini selalu bertahan. Ada banyak sejarah dan cerita di Manchester. Klub hebat selalu punya sejarah (hebat).”
Sejarah, atau cerita, memang membentuk sesuatu atau seseorang. Ibarat pepatah kacang lupa kulitnya, banyak kali orang melupakan sejarah atau cerita yang terjadi dibalik sesuatu dan meninggalkan esensi serta spirit yang melandasinya. Roman adalah orang yang sangat menghargai sejarah; bukan karena selalu hidup di masa lalu, namun belajar dari peristiwa yang terjadi dan bagaimana kita menyikapinya secara positif, adalah hal yang amat penting.
Cukup tentang dunia bola Roman, seperti janji kami, ada banyak hal tentang Roman yang belum pernah sampai ke telinga Aremania. Bagaimanapun, Roman bukanlah sekedar midfielder atau second striker. Dia juga punya hobi dan suka melakukan banyak hal dalam mengisi waktu luangnya.
Simak lanjutan obrolan ONGISNADE di Closer With Roman Chmelo bagian ke-2. Bagian tentang sisi lain Roman yang belum pernah diekspos, semuanya dibeberkan hanya di www.ongisnade.co.id (onn/inb/bar)
http://www.ongisnade.co.id/2011/02/15/eksklusif-interview-roman-chmelo-closer-with-kicsi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar