Sabtu, 22 September 2012

Antara Tempo - Arema - Politik 3



Selain dari Aremania, surat klarifikasi ke Tempo dan ditembuskan milis arema juga dikirim oleh media officer Arema Indonesia, yang berbunyi:
Sehubungan dengan pemberitaan Majalah Tempo Edisi 24-30 Januari 2011 dengan
judul Korupssi Priit…! Banyak sandiwara di lapangan bola. Maka kami dari
Departemen Media Officer PT Arema Indonesia perlu meluruskan sejumlah informasi yang keliru, dan bila dibiarkan atau tidak dibeikan klarifikasi justru
menimbulkan fitnah dan tidak sesuai dengan fakta apalagi menurut kami tidak
disajikan secara berimbang (cover both side). Utamanya dalam rubrik Tempo
Investigasi. Beberapa informasi yang disajikan Tempo yang kami anggap keliru
dan perlu di luruskan diantaranya :

1. Halaman 55 kolom ketiga alinea 4, ditulis Stadion seakan segera meledak. Teriakan dan nyanyian puluhan ribu suporter kedua kesebelasan memecahkan telinga. Minggu ketiga Februari tahun lalu itu. Persebaya Surabaya bertamu ke kandang Arema di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur dalam kompetisi Liga Super. Aremania dan Bonek “bertempur” adu keras suara, memberi semangat kedua tim yang menyerang silih berganti.

2. Halaman 57 kolom ketiga alinea 3-4, ditulis “Persiwa Wamena ini tim aneh,
karena selalu mendapat penalti di menit-menit akhir,” kata Pelatih Arema, Robert Alberts, sebelum berangkat ke Papua. Gol ajaib akibat keputusan wasit yang ganjil memang kerap terjadi pada pertandingan Liga Super di Papua. Walhasil Arema seperti menjalani misi mustahil. Pemain Arema juga “terteror” insiden kasar dalam pertandingan dua pekan sebelumnya di Wamena. Pemain-pemain Persiwa tak hanya mengalahkan Persisam Samarinda dengan satu gol, tapi juga memukuli enam pemain Persisam.

3. Halaman 58 kolom pertama alinea 2, ditulis “Sepertinya PSSI memang memberi kesempatan kepada Arema untuk juara musim lalu,” ujar Jhon bersungut-sungut.

4. Halaman 58 kolom pertama alinea 3, ditulis Apa Rahasianya ? Arema mengaku meminta tim khusus PT Liga Indonesia memantau pertandingan di Wamena. “Kami ingin mengantisipasi semua faktor nonteknis,” kata Manajer Arema, Mujiono Mujito. “Apa salahnya menghubungi semua pihak terkait untuk berjaga-jaga? “. Artinya, Arema memang justru ketika pertandingan tidak diganggu keanehan macam-macam.

5. Halaman 58 kolom dua alinea 1,ditulis Menurut sumber Tempo, kejadian di Wamena itu indikasi bahwa Arema memang “dikawal” petinggi PSSI. Di Liga Super dan divisi-divisi di bawahnya memang sudah jamak dikenal pentingnya sebuah klub membeli “pengawalan” khusus dari “bapak asuh”. Biasanya mereka adalah petinggi PSSI.

6. Halaman 59 kolom satu alinea 1, ditulis Singkat cerita, pada Mei 2010, setelah bermain imbang 1-1 dengan PSPS Pekanbaru, Arema resmi menjadi juara. Ribuan suporter Aremania membanjiri pertandingan teakhir arema di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta. Disana Arema menghempaskan Persija 2-1. Lengkap sudah kesaktian tim Singo Edan.

7. Halaman 59 kolom satu alinea 3, ditulis Arema pun kelimpungan. apalagi orang-orang Bentoel di Arema mundur satu persatu. Darjoto Setyawan, Ketua Yayasan Arema dan Gunadi Handoko, Direktur Utama PT Arema, mengundurkan diri. Berbagai penyelamatan pun dicoba. Mereka bahkan pernah menjajaki merger dengan klub sepupunya, Persema Malang. Tapi gagal.

8. Halaman 59 kolom dua alinea 3, ditulis Sumber Tempo di dalam manajemen Arema membenarkan adanya bantuan Bakrie. “Jumlahnya lebih dari Rp 7 miliar,” katanya.

9. Halaman 59 kolom tiga alinea 1, ditulis Arema melanggang Gelontoran dana Rp 4,5 miliar untuk Arema dari Ijen Nirwana-pesuahaan pengembang perumahan milik Grup Bakrie-di awal musim ini mempertegas kedekatan antara Arema dan Keluarga Bakrie.

10. Halaman 61 kolom satu alinea 1, ditulis Laporan Keuangan mereka tidak memenuhi standar akuntansi, sekadar pakai program Microsoft Excel yang bisa dihapus dan diubah siapa saja sehingga kesahihannya diragukan. Laporan keuangan PSMS Medan dan Arema Indonesia masuk kategori ini.

 Aremania, salah satu supporter terbaik di Indonesia. Menyikapi pemberitaan media dengan dewasa.

Dari tulisan yang kami rinci di atas, perlu kami luruskan dan klarifikasi, temasuk penilaian kami terhadap keseimbangan berita sebagai syarat mutlak dalam proses jurnalistik, agar diperoleh informasi yang berimbang dan akurat. Adapun klarifikasi dari kami :

1. Pertandingan Arema vs Persebaya di ISL 2009/2010 digelar pada hri Minggu 21 Februari 2010 di Stadion Kanjuruhan. Jajaran kepolisian Malang Raya melarang kehadiran suporter Persebaya ke Malang untuk menjaga kondusifitas, selain saat itu pendukung Persebaya terkena sanksi Komisi Disiplin PSSI, tidak diperbolehkan mendampingi timnya selama bertanding di luar Surabaya selama empat tahun. Ketua Panpel Arema Indonesia, Abriadi juga telah melakukan
kordinasi dengan tim Persebaya, saat melakukan tehnical meeting sehari sebelum pertandingan di Kantor Arema, Jl Sultan Agung, hadir pula jajaran perangkat pertandingan dan jajaran kepolisian memastikan informasi ketidak hadiran pendukung Persebaya, karena intruksi dari jajaran kepolisian, juga adanya sanksi dari Komdis. Karena itu, fakta di Stadion Kanjuruhan saat itu, tidak ada kehadiran pendukung Persebaya. Kami akan mengirimkan bukti video rekaman
pertandingan Arema Indonesia vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada 21 Februari 2010 sebagai bahan kajian redaksi Tempo.

2. Perlu diluruskan, dalam proses jurnalistik unsur when dan who perlu dikesinambungkan. Robert Alberts, saat tulisan ini dimuat sudah tidak lagi menjabat sebagai pelatih Arema Indonesia, karena itu perlu ditulis Robert Alberts sebagai mantan pelatih Arema Indonesia, atau pelatih Arema Indonesia saat itu. Pertandingan melawan Persiwa di ISL 2009/2010 digelar pada 11 April 2010 di Stadion Pendidikan Wamena Papua. Skor berakhir 0-2 untuk kemenangan
Arema Indonesia. Kemenangan itu hasil dari kerja keras semua yang terlibat dalam tim maupun manajemen. Sebab dipersiapkan selama tiga bulan lebih sebelum Arema Indonesia melakukan pertandingan away ke Papua. Di antaranya melakukan TC di Batu selama tujuh hari, dua minggu sebelum keberangkatan ke Wamena, tujuannya untuk beradaptasi dengan cuaca di Wamena yang cenderung dingin. Memantau setiap pertandingan Persiwa, baik saat home maupun away melalui dokumentasi video. Mengumpulkan data tentang menit-menit gol yang diciptakan Persiwa untuk mengantisipasi kelemahan yang dimiliki Arema Indonesia, termasuk memprogram keberangkatan tim empat hari sebelum pertandingan, dengan melakukan
penerbangan transit ke Makassar selama satu hari dengan tujuan agar masa recovery pemain cukup. Perlu diluruskan pula, tim Arema Indonesia tidak merasa terteror dengan kejadian yang menimpa tim lain, terbukti saat itu Arema berangkat dengan pemain-pemain inti. Seharusnya ada konfirmasi dari perwakilan pemain Arema Indonesia terkait informasi tersebut.

3. Akan lebih berimbang, bila ada pernyataan resmi atau konfirmasi terkait statemen tersebut kepada mantan jajaran pelatih, manajemen atau pemain Arema Indonesia yang menjadi saksi pertandingan itu. Dalam kesempatan inipula, kami mengirim dokumentasi rekaman pertandingan Persiwa vs Arema Indonesia di ISL 2009/2010 di Stadion Pendidikan untuk menjadi bahan kajian redaksi Tempo.

Jangan Kau ganggu Singa kami yang sedang tidur COOKKK!!1
Ini Kebanggaan kami, Ini Arema Agama kedua bagi Kami aremania

4. Sekali lagi untuk memenuhi unsur jurnalistik utamanya pada unsur when dan who, saat ini Mujiono Mujito, pada kepengurusan Arema Indonesia pada ISL 2010/2011 sudah tidak menjabat sebagai Manajer Arema Indonesia. Kami sampaikan saat lawan tim ke Wamena, Mujiono Mujito tidak ikut serta mendampingi tim, karena alasan kesibukan di luar Arema Indonesia. Ada kesan kuat, opini diarahkan agar pembaca memahami kalimat nonteknis yang disampaikan narasumber Mujiono Mujito cenderung ke arah materi. Padahal, non teknis yang diantisipasi Arema Indonesia saat lawatan ke Papua, yakni faktor transportasi yang jauh,
kondisi medan yang berpengaruh terhadap kebugaran pemain, karena kami menganggap hasil kajian manajemen tim, kenapa tim-tim lain gagal meraih poin di Papua, karena sebagian besar faktor kelelahan. Karena itu dalam penyusunan program ke Wamena, faktor kelelahan ini menjadi bahan kajian. Karena itu kami sampaikan, kemenangan di Wamena pada ISL 2009/2010 karena hasil kerja keras tim bersama manajemen.

5. Informasi tidak seimbang, tidak ada statemen resmi dari Arema Indonesia untuk menyeimbangkan informasi yang disajikan. Ada kesan kalimat “dikawal”, “pengawalan” , dan “bapak asuh” menggiring opini pembaca ke arah negatif, bukan atas dasar statemen seorang narasumber. Sebab, indikasi kalimat “dikawal”, tidak tegas di sampaikan narasumber. Kalimat ini menggiring ke opini negatif terhadap kemandirian Arema Indonesia yang selama ini berjalan dengan tiga pilar kemandirian yakni dari ticketing, sponsorship dan merchandise. Dalam konteks organisasi sepak bola, Arema Indonesia merupakan anggota PSSI, sudah selayaknya bila PSSI melakukan pembinaan terhadap klub-klub sepak bola yang menjadi anggotanya.

6. Pertandingan Persija vs Arema Indonesia di ISL 2009/2010 digelar pada Minggu 30 Mei 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Pertandingan berakhir 1-5 untuk kemenangan Arema Indonesia, akan kami kirimkan pula video rekaman Persija vs Arema Indonesia, 30 Mei 2010 sebagai bahan kajian redaksi Tempo.

7. Fakta kronologis yang disampaikan tidak runtut. Pengelolaan Arema Indonesia dari Bentoel ke Konsorsium ditandatangani pada 3 Agustus 2009. Dalam jajaran direksi PT Arema Indonesia, saat itu Direktur Utama PT Arema Indonesia dijabat Gunadi Handoko. Sedangkan Darjoto Setiawan, mundur dari Ketua Yayasan Arema pada 8 September 2009, dan Gunadi Handoko resmi mundur dari jabatan Direktur PT Arema Indonesia pada 9 Maret 2010, setelah kurang lebih 7 bulan turut mengelola Arema Indonesia. Sedangkan wacana merger dengan Persema kami membenarkan muncul jauh sebelum pengelolan di serahkan ke Konsorsium pada Agustus 2009. Jadi, faktanya bukan muncul setelah Darjoto Setiawan dan Gunadi Handoko
mengundurkan diri.

 Perayaan Arema Juara Liga Super 2010. Bukan karena hadiah. (foto by wearemania.net)

8. Informasi sangat tidak berimbang, karena tidak ada konfirmasi ke Manajemen PT Arema Indonesia, selayaknya informasi kendati didapat dari narasumber yang enggan disebutkan jati dirinya, tetap ada konfirmasi kepada pihak resmi Manajemen PT Arema Indonesia, informasi itu tidak benar. PT Arema Indonesia murni menjalin kerjasama sponsorship dengan Perumahan Ijen Nirwana Residence, kerjasama di teken sekaligus launching sponsorship pada 14 Nopember 2010, nilai kerjasama total Rp 4,5 miliar.

9. Hubungan PT Arema Indonesia dengan Ijen Nirwana Residence murni kerjasama sponsorship. PT Arema Indonesia memberikan kompensasi atau benefit yang layak sebagai media promosi pihak Ijen Nirwana Residence.

10. Tidak ada konfirmasi resmi ke Departemen Keuangan PT Arema Indonesia terkait informasi tersebut. Tidak benar, sistem keuangan yang ditulis Tempo, sebab PT Arema Indonesia sudah menggunakan sistem keuangan yang memiliki akuntabilitas yang menunjang. Dalam pemberitaan, tidak disampaikan indikator bukti sebuah laporan keuangan, hanya didasarkan dari laporan keuangan menggunakan program Microsoft Excel, jadi data indikator Laporan Keuangan berdasarkan sistem akuntansi yang ditulis Tempo masih sangat dangkal.

Demikian surat klarifikasi ini kami sampaikan. Besar harapan kami, dapat diambil pelajaran berharga dari pemberitaan tentang kami ini. Kami menyadari pula bahwa kami juga pernah khilaf, namun lebih bijaksana bila khilaf itu diperbaiki dengan belajar dan terus belajar. Kami sangat terbuka dengan kritik, saran dan masukan. Ke depan kami juga berharap, agar Tempo sebagai media yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari para pembacanya atas berita yang disajikan, juga membekali dan belajar awak redaksinya dengan memberikan pemahaman teknis sepak bola, agar mampu menilai setiap pertandingan murni dari sisi teknisnya, agar mampu memberikan apresiasi atau penghargaan atas kerja keras awak tim sepak bola, bukan menyajikan fitnah atau berita tidak benar, apalagi menyangkut teknis sepakbola. Arema Indonesia menjadi klub yang sejak awal dibangun dengan kemandirian, karena itu kita merasa masih ingin terus belajar agar menjadi modern dan profesional.
Sabtu, 29 Januari 2011
Salam Satu Jiwa, Arema Indonesia

Sudarmaji, Media Officer PT Arema Indonesia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar