Wearemania.net - "Kamu dari mana," tanya seorang kawan baru
dari daerah seberang ketika kita baru saja menjejak kaki di daerah baru.
Seluruh warga malang mungkin akan menjawab, "Saya/Ayas dari Malang,".
Sang kawan kemudian kebanyakan/rata-rata bertutur, "Oh Arema ya?!,".
Itulah
kiasan singkat cerita dari pengalaman kawan-kawan yang merantau mencari
nafkah hingga keluar dari bumi yang dicintainya Malang. Mereka sangat
bangga menjadi warga Malang, warga Arema. Nama Arema tidak akan pernah
bisa lepas untuk dicopot dengan nama klub lain, bahkan klub rival
sekotanya. Istilahnya Malang memberikan nuansa kebanggaan yang tidak
bisa lepas meski kita sudah lepas dari malang hingga sudah beranak-pinak
di negeri orang.
Aremania sudah menjadi identitas, "Sama seperti semboyan Barcelona,
Arema bukan sekedar klub. Tetapi saya yakin teman-teman tidak meniru
kiasan itu dari Barcelona karena saya sendiri baru tahu arti kata 'Mes Que Un Club'
baru-baru ini dari Internet," Kata seorang kawan lama yang bekerja di
Kalimantan Selatan dan mengaku sebagai Aremania juga penggemar Barcelona
dimana dia kemarin sudah pulang untuk mudik ke Malang, serta
menyempatkan diri menikmati meteor garden.
Begitupula dengan acara
ulang tahun kemarin. Tidak banyak klub di Indonesia yang merayakan
ulang tahun melebihi suasana tahun baru atau bahkan melebihi kemeriahan
ulang tahun Malang Raya (Kota Malang, Kab Malang, dan Kota Batu).
Kemeriahanan, rasa loyalitas hingga kebanggaan tumpek blek menjadi satu
dan diteriakkan secara membahana di langit kota.
Sejarah Aremania
Tak banyak yang tahu
bagaimana cerita Aremania itu bermula. Karena dulu sempat heboh
sekelompok pemuja Arema menamai diri sebagai AFC (Aremania Fans Club)
yang akhirnya bubar secara sendiri.
Nah, diulang tahun perak ini.
Sang pencetus nama aremania hadir. Namanya sudah dikenal di dalam buku
sejarah untuk melontarkan kata Aremania pertama kali. Ovan Tobing. Ya,
lelaki berdarah Batak yang terkenal dengan suara yang menggelegar ketika
MC ini menceritakan bagaiman ide kata Aremania terbentuk begitu saja.
Tanpa organisasi, tanpa ketua, yang hanya adalah anggota yang saling
bersatu padu menjaga kekompakan dan sangat bangga dengan identitas Arema
lebih dari sekedar klub.
"Saya dulu prihatin dengan tawuran yang
sudah mengakar hingga antar gang, banyak yang terlibat dalam kepentingan
golongan dan kedaerahan. Sehingga ketika juara Galatama 1993,
peringatan kemenangan dan kemeriahan masih terkesan biasa," Kata OT,
sapaan akrab Ovan Tobing.
"Saya ingin suporter Arema benar-benar mendukung tim kesayangannya.
Bukan berlandaskan latar belakang politik atau yang lainnya. Memang
waktu itu sudah ada forum suporter Arema tapi terkesan ekslusif dan tida
mampu menjangkau suporter dari kalangan bawah. Saya berpikir keras,
akhirnya nama Aremania muncul di kepala saya. Artinya Arema Maniac,
pendukung setia Arema. Sangat sederhana namun kena, karena tidak terbawa
arus politik apapun," katanya lugas dalam acara ulang tahun Arema di
kantor Arema Indonesia. Jalan Kartanegara no 7.
Ovan yang
menggunakan jaket merah kemudian menunjukkan di belakang jaket itu ada
tulisan yang berbunyi 'AREMANIA'. "Jaket ini dibuat usai Arema menjadi
juara Galatama dan saya pakai ketika untuk pertama kalinya kompetisi
Indonesia dilebur menjadi Liga Indonesia di tahun 1994," tuturnya.
"Pertandingan itu sudah lama, karena saya sudah lupa melawan apa.
Namun banyak wartawan yang bertanya kepada saya. Apa arti kata Aremania
di belakang jaket ini. Jika nawak bertanya kenapa jaket ini berwarna
merah apakah dulu Arema punya baju merah. Bukan, jaket ini adalah
pemberian dari Djarum. Saya dulu waktu itu belum punya banyak uang untuk
membeli jaket. Saya juga berterima kasih kepada Djarum yang telah
memberi jaket" kata dia yang kemudian dibarengi untuk melepas jaket.
Jaket
ini dianggap OT Sebagai barang yang sangat sakral. Karena berkat jaket
ini nama Aremania berubah menjadi sakral dan sudah sering menjadi
rujukan suporter di Indonesia. Keingina OT yang sampai saat ini belum
kesampaian adalah bertemu dengan pembuat jaket.
"Satu keinginan
saya yang tidak bisa terwujud adalah bertemu dengan si pembuat jaket
ini. Saya pernah meminta bantuan pihak Djarum, namun mereka juga sudah
tidak tahu lagi. Buat saya, si pembuat jaket ini berjasa besar bagi
Aremania. Tanpa jaket ini, simbol kebesaran Aremania mungkin tidak dapat
terwujud," urainya.
Bagaimana dengan perpecahan yang menyulut
dualisme Arema. Bagi nawak-nawak tidak usah saling caci karena OT
bilang, "Semua kembali kepada Aremania, mau mendukung mana mereka karena
dukungan ada di hari nuraninya masing-masing,".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar