Selasa, 14 Agustus 2012

Arema Bukan Sekedar Klub Sepakbola

Wearemania.net - "Kamu dari mana," tanya seorang kawan baru dari daerah seberang ketika kita baru saja menjejak kaki di daerah baru. Seluruh warga malang mungkin akan menjawab, "Saya/Ayas dari Malang,". Sang kawan kemudian kebanyakan/rata-rata bertutur, "Oh Arema ya?!,".
Itulah kiasan singkat cerita dari pengalaman kawan-kawan yang merantau mencari nafkah hingga keluar dari bumi yang dicintainya Malang. Mereka sangat bangga menjadi warga Malang, warga Arema. Nama Arema tidak akan pernah bisa lepas untuk dicopot dengan nama klub lain, bahkan klub rival sekotanya. Istilahnya Malang memberikan nuansa kebanggaan yang tidak bisa lepas meski kita sudah lepas dari malang hingga sudah beranak-pinak di negeri orang.


Aremania sudah menjadi identitas, "Sama seperti semboyan Barcelona, Arema bukan sekedar klub. Tetapi saya yakin teman-teman tidak meniru kiasan itu dari Barcelona karena saya sendiri baru tahu arti kata 'Mes Que Un Club' baru-baru ini dari Internet," Kata seorang kawan lama yang bekerja di Kalimantan Selatan dan mengaku sebagai Aremania juga penggemar Barcelona dimana dia kemarin sudah pulang untuk mudik ke Malang, serta menyempatkan diri menikmati meteor garden.
Begitupula dengan acara ulang tahun kemarin. Tidak banyak klub di Indonesia yang merayakan ulang tahun melebihi suasana tahun baru atau bahkan melebihi kemeriahan ulang tahun Malang Raya (Kota Malang, Kab Malang, dan Kota Batu). Kemeriahanan, rasa loyalitas hingga kebanggaan tumpek blek menjadi satu dan diteriakkan secara membahana di langit kota.


Sejarah Aremania
Tak banyak yang tahu bagaimana cerita Aremania itu bermula. Karena dulu sempat heboh sekelompok pemuja Arema menamai diri sebagai AFC (Aremania Fans Club) yang akhirnya bubar secara sendiri.
Nah, diulang tahun perak ini. Sang pencetus nama aremania hadir. Namanya sudah dikenal di dalam buku sejarah untuk melontarkan kata Aremania pertama kali. Ovan Tobing. Ya, lelaki berdarah Batak yang terkenal dengan suara yang menggelegar ketika MC ini menceritakan bagaiman ide kata Aremania terbentuk begitu saja. Tanpa organisasi, tanpa ketua, yang hanya adalah anggota yang saling bersatu padu menjaga kekompakan dan sangat bangga dengan identitas Arema lebih dari sekedar klub.
"Saya dulu prihatin dengan tawuran yang sudah mengakar hingga antar gang, banyak yang terlibat dalam kepentingan golongan dan kedaerahan. Sehingga ketika juara Galatama 1993, peringatan kemenangan dan kemeriahan masih terkesan biasa," Kata OT, sapaan akrab Ovan Tobing.

"Saya ingin suporter Arema benar-benar mendukung tim kesayangannya. Bukan berlandaskan latar belakang politik atau yang lainnya. Memang waktu itu sudah ada forum suporter Arema tapi terkesan ekslusif dan tida mampu menjangkau suporter dari kalangan bawah. Saya berpikir keras, akhirnya nama Aremania muncul di kepala saya. Artinya Arema Maniac, pendukung setia Arema. Sangat sederhana namun kena, karena tidak terbawa arus politik apapun," katanya lugas dalam acara ulang tahun Arema di kantor Arema Indonesia. Jalan Kartanegara no 7.
Ovan yang menggunakan jaket merah kemudian menunjukkan di belakang jaket itu ada tulisan yang berbunyi 'AREMANIA'. "Jaket ini dibuat usai Arema menjadi juara Galatama dan saya pakai ketika untuk pertama kalinya kompetisi Indonesia dilebur menjadi Liga Indonesia di tahun 1994," tuturnya.


"Pertandingan itu sudah lama, karena saya sudah lupa melawan apa. Namun banyak wartawan yang bertanya kepada saya. Apa arti kata Aremania di belakang jaket ini. Jika nawak bertanya kenapa jaket ini berwarna merah apakah dulu Arema punya baju merah. Bukan, jaket ini adalah pemberian dari Djarum. Saya dulu waktu itu belum punya banyak uang untuk membeli jaket. Saya juga berterima kasih kepada Djarum yang telah memberi jaket" kata dia yang kemudian dibarengi untuk melepas jaket.
Jaket ini dianggap OT Sebagai barang yang sangat sakral. Karena berkat jaket ini nama Aremania berubah menjadi sakral dan sudah sering menjadi rujukan suporter di Indonesia. Keingina OT yang sampai saat ini belum kesampaian adalah bertemu dengan pembuat jaket.
"Satu keinginan saya yang tidak bisa terwujud adalah bertemu dengan si pembuat jaket ini. Saya pernah meminta bantuan pihak Djarum, namun mereka juga sudah tidak tahu lagi. Buat saya, si pembuat jaket ini berjasa besar bagi Aremania. Tanpa jaket ini, simbol kebesaran Aremania mungkin tidak dapat terwujud," urainya.
Bagaimana dengan perpecahan yang menyulut dualisme Arema. Bagi nawak-nawak tidak usah saling caci karena OT bilang, "Semua kembali kepada Aremania, mau mendukung mana mereka karena dukungan ada di hari nuraninya masing-masing,".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar