Senin, 03 September 2012

Joao Carlos

Si Tukang Sihir “Joao Carlos”

Tukang Sihir … julukan itulah yang disematkan pada diri pria Brazil satu ini. Joao Carlos atau yang akrab dipanggil Jo, merupakan sosok gelandang yang memadukan jogo bonito dan kemenangan. Filosofi sepak bola yang kental dianut di negara kelahirannya. Passing terukur, visi permainan yang tajam, pandai merancang pola serangan dan diakhiri dengan through pass tajam adalah sebagian nilai plus yang ada pada adik kandung Carlos de Melo, mantan gelandang Petrokimia Gresik. Salah satu hal yang membuat ayas kagum dan menjadikannya sebagai inspirator adalah kelihaiannya memberikan passing tanpa melihat (no look pass) kepada temannya. Skill yang mampu membuat lawan terkecoh karena sering lawan lebih memperhatikan gerak tubuh dan arah pandangan matanya. Sangat wajar kalo Benny Dollo (Bendol) langsung merekomendasikan namanya ke manajemen Arema untuk segera mengontrak Jo. Satu kebiasaan Bendol yang sangat jarang ditemui pada saat menilai pemain seleksi Arema saat itu. Bendol begitu terpikat skill dan visi permainannya, yang tidak dia temui pada pemain seleksi sebelumnya. Jo pun langsung menjadi sosok yang diagungkan di Malang dan langsung dibayar lunas dengan mengantarkan Arema juara divisi I dan 2 kali Copa Dji Sam Soe. Torehan prestasi tersebut ternyata tidak menjadi pertimbangan Miroslav Janu (pelatih Arema setelah Bendol) untuk mempertahankannya. Janu mencoret Joao di awal putaran kedua Liga Indonesia 2007. Aremania pun berang dan menganggap Janu sebagai orang yang akan  menghancurkan Arema.


Reaksi itulah yang membuat Jo tidak bisa melupakan Arema dan bertekad tidak akan membela Persebaya yang notabene merupakan musuh abadi Arema. Baginya itu adalah pengkhianatan. Pada pre season Liga Djarum Indonesia 2008, Arema melakukan sparring partner melawan Persisam Samarinda, klub Jo sekarang. Sayang sekali Jo tidak dalam kondisi fit dan memilih tidak bermain. Mungkin inilah sikap seorang ksatria yang memilih tidak bermain melawan klub yang membesarkannya dan ini bernilai setingkat diatas profesionalisme.
Salute buat anda berdua, jasa dan kebesaranmu saat di kota Malang akan selalu Aremania ingat.
Salam Satoe Jiwa

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar