Rabu, 01 Agustus 2012

Fanatisme, Sepakbola Hiburan Rakyat Menjadi Tragedi

Fanatisme, Sepakbola Hiburan Rakyat Menjadi Tragedi

 Intermezzo kebelakang,,,

 

*Abdul Rochiem (Aremania) Tragedi Madiun 2005
*Mat Togel (Aremania) Tragedi Madiun 2005
*Epin Januar (Aremania) Perjalanan tour solo 2007
*Muhajir (Aremania) Kanjuruhan 2005
*Purwo Adi Utomo. (Bonekmania) 2012
*Lazuardi.(Jakmania) 2012
*Rangga Cipta Nugraha. (Viking) 2012
*Dani Maulana.
*Muhammad azis (Karawang) 2011
*Gilang (La Mania) 2011
*Sudarmadji (Bonekmania) 2012
*Miftahul Huda (Bonekmania) 2012

Anda masih mengingat nama-nama itu ? Juga peristiwa yang terkait dengan diri mereka ? Sekaligus apakah hal tersebut  mampu menjadi sesuatu makna, bahkan pegangan prinsip Anda sebagai suporter sepakbola Indonesia ?

Fanatisme suporter Indonesia



INDONESIA RAYA….negri yang  Insya Allah kita cintai selamanya ini memang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki suporter Sepakpola Terfanatic di dunia. Animo masyarakat akan olahraga si kulit bundar di negri ini yang begitu tinggi menjadi alasan kenapa di negri ini berdiri banyak organisasi2 Suporter Sepakbola.
Semakin banyak jumlah organisasi suporternya,semakin beragam pula warna atribut yang slalu menghiasi stadion tempat laga berlangsung serta terlihat di layar kaca kita. Dan semakin rawan juga gesekan antar suporter yang terjadi di negri ini. Hal tersebut tidak lepas dari kuatnya rasa fanatisme yang melekat dalam jiwa tiap2 insan suporter Indonesia. Namun,jika kita pikirkan sekali lagi bahwa rasa FANATISME yang berlebih tersebut akan menjadi pemicu TAWURAN atau GESEKAN yang sering terjadi antara suporter satu dengan yang lainnya.

Semakin banyak jumlah organisasi suporternya,semakin beragam pula warna atribut yang slalu menghiasi stadion tempat laga berlangsung serta terlihat di layar kaca kita. Dan semakin rawan juga gesekan antar suporter yang terjadi di negri ini. Hal tersebut tidak lepas dari kuatnya rasa fanatisme yang melekat dalam jiwa tiap2 insan suporter Indonesia. Namun,jika kita pikirkan sekali lagi bahwa rasa FANATISME yang berlebih tersebut akan menjadi pemicu TAWURAN atau GESEKAN yang sering terjadi antara suporter satu dengan yang lainnya.
Fanatisme berasal dari kata dasar Fanatic(Bhs.Inggris) yang berarti tergila-gila akan sesuatu. Sedangkan menurut mas Wikipedia,Fanatisme adalah  sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok yang menganut sebuah paham, baik politik,agama maupun kebudayaan atau apapun saja dengan cara berlebihan (membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan dan konflik serius.

Dalam dunia persuporteran,bisa jadi Fanatisme diartikan sebagai rasa Cinta akan Klub sepakbola favoritnya hingga dapat membuat seseorang nekat dan rela melakukan apa saja untuk bisa mendukung tim kesayangannya itu.Fanatisme yg berlebihan ini akan berujung kepada rasa Chauvinisme(Rasa dimana seseorang menganggap kelompoknya lebih baik daripada kelompok lain).

Chauvinisme inilah yang nantinya akan memicu sesorang untuk menghardik kelompok lain yang dianggapnya tidak lebih bagus dari kelompoknya. Dan tak jarang hardikan itu menjurus kearah Rasis dan Anarkis.
Biasanya mereka yang kurang pendidikan(dalam arti luas,maaf agak kasar) dan berpikiran cetek(maaf kasar lagi) yang melakukan hal2 diatas. Namun mereka para Suporter Dewasa(bukan fisiknya,tapi pemikirannya) saya jamin tidak akan melakukan perbuatan seperti itu.

Fanatisme, Sepakbola Hiburan Rakyat Menjadi Tragedi







"'Kami Suporter Sepakbola Indonesia dengan ini berikrar dan bersungguh-sungguh menjaga serta menjunjung tinggi persatuan dan perdamaian dalam ikatan persaudaraan antar Suporter demi kemajuan serta kejayaan Sepakbola Indonesia."

Demikianlah bunyi ikrar suporter Indonesia pada saat Jambore Suporter tahun 2007 yang menjadi tonggak sejarah suporter di Indonesia. Namun sepertinya ikrar tersebut kini telah menjadi masa lalu dan perlahan mulai hilang berganti dengan tragedi yang melibatkan aktor dengan nama yang sama, suporter.
Namanya militansi tentu saja hal yang satu ini tidak akan bisa dipisahkan dari aksi para suporter bola. Baik dalam arti positif yang tentunya akan menghasilkan apresiasi positif juga atau dalam arti negatif yang menghasilkan sebuah fanatisme buta dan tak jarang berbenturan dengan idealisme dan kepentingan dari pihak lain.

 "Terkadang cinta hanya dapat berbicara melalui selongsong senapan." Sebuah slogan para anarkis Spanyol pengikut Durruti ini mungkin bisa mencerminkan bagaimana kecintaan (fanatisme) itu bisa berubah menjadi sebuah tragedi yang berujung pada hilangnya nyawa seseorang.

Fanatisme buta menjadi akar permusuhan antar suporter selama lebih dari satu dekade ini, dan balas dendam menjadi bumbu penyedap dari cerita "heroik" para suporter. Benar apa yang dikatakan oleh penyair dan nasionalis Skotlandia Hugh MacDiarmid (1892–1978) yang mengatakan, "fanatisme dalam sepakbola dan intelektualitas yang tinggi jarang berjalan bersama." Dengan keadaan seperti itu, mereka bukan lagi bagian dari suporter. Tetapi mereka adalah gerombolan pengacau dan perusuh tanpa hati nurani. Sebuah definisi mengejutkan mengenai gerombolan atau mob, yakni bahwa mereka adalah an angry group with many hands but no brains. Ya, banyak tangan tapi tanpa otak.

Menganalisis lebih jauh mengenai sejarah dan pangkal masalah dari kelompok suporter yang berseteru jelas butuh waktu panjang. Sebagai langkah antisipasi cepat sudah saatnya bagi seluruh stakeholder sepakbola nasional kembali ke kultur nenek moyang bangsa Indonesia yang lebih menonjolkan kebersamaan dan tepo seliro sebagai dasar untuk berhubungan satu sama lain tak terkecuali bagi suporter.
Saya pribadi yakin, para suporter dari semua klub di Indonesia tidak ingin hiburan rakyat tersebut menjadi tragedi dan tangis rakyat tanpa ujung.  Pesta rakyat yang telah menjadi bagian kehidupan bangsa ini terpaksa harus menjadi pemicu retaknya hubungan antar daerah.

Dan semoga apa yang ada dalam sebuah ungkapan "victoria concordia crescit", kemenangan berkembang dari harmoni, menjadi kenyataan. Bukan kemenangan antar golongan atau satu suporter saja, tetapi kemenangan untuk sepakbola Nasional secara menyeluruh.

SATU NUSA SATU BANGSA SATU...
BRAVO SUPORTER INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar