Minggu, 27 Januari 2013

The Best Coach Arema The Legend ~Robert Rene Albert 4


 “Hope They Learn!” Perpisahan ROBERT ALBERTS, Harapan, dan Beratnya Tinggalkan Arema

Usai membawa Arema meraih runner up Piala Indonesia 2010, pelatih Robert Alberts mengadakan konferensi pers sekaligus pesta “perpisahan” di Hotel Regents Park, Senin (2/8) kemarin.

Acara dibuka dengan ramah-tamah yang rupanya digelar oleh pihak hotel Regents Park dalam rangka memberikan kesan dan kenang-kenangan untuk Robert yang hari itu juga meninggalkan hotel yang selama ini telah menjadi ‘rumah’ baginya saat menukangi Arema.

Acara meriah yang dipimpin langsung oleh marketing Regents Park, Inggrid Hartono dan General Manager Hotel Regents Park hotel, Rodan tersebut berjalan dengan diiringi canda tawa dari Robert Alberts, Liestiadi dan puluhan staff hotel yang hadir.

Lihat juga: Foto Spesial Acara “Perpisahan” Robert Alberts

Setelah memberikan sedikit kata-kata pembuka yang juga dibumbui guyonan ringan seperti “Next time, i hope Regents give me a cheaper rates,” Robert Alberts langsung dipersilahkan memotong kue berbentuk miniatur lapangan sepakbola dan dibagikan kepada staff dan karyawan hotel yang terletak di bilangan Jaksa Agung Suprapto itu.

Tak hanya staff hotel, Roberts turut pula memberikan potongan kue ‘perpisahannya’ itu kepada seluruh wartawan yang hadir, termasuk khususnya kepada ONGISNADE seraya berucap “You guys already done a great job.”

Setelah ‘sesi pemotretan’ bersama satu-persatu staff hotel dan seluruh staff secara berbarengan, Roberts mendapatkan ‘hadiah’ berupa kenang-kenangan lukisan dan karikatur dari Aremania yang juga ikut hadir dalam kesempatan tersebut.

Tak lama kemudian, mantan pelatih Serawak FC itu pun menggelar preskon, didampingi oleh Liestiadi, serta dari pihak Regents Park, Ibu Inggrid Hartono dan Bpk. Rodan.
“Tentu saja saya masih menunggu tawaran dari pihak manajemen untuk melakukan negosiasi kontrak, namun sampai saat ini saya belum ada kontak dari mereka,”

Konferensi pers kali ini cukup unik, yakni saat Robert meminta marketing Regent Parks Hotel, Inggrid Hartono, untuk menterjemahkan sebuah pepatah dalam bahasa Belanda agar bisa dimengerti dalam bahasa Indonesia. Pepatah itu berbunyi “Ada waktu untuk datang, ada waktu untuk pergi. Dan pada saat pergi tak akan pernah ada kata kembali.”

Kemudian Roberts lantas menegaskan jika ini bukanlah ‘farewell sebenarnya’, ia dan Liestiadi tentu saja masih menunggu manajemen PT AI untuk segera menyodorkan kontrak baru kepadanya.


 Tentang perpisahan dengan Arema…
“Ini bukan berarti adalah sebuah perpisahan, sungguh-sungguh perpisahan. Tentu saja saya masih menunggu tawaran dari pihak manajemen untuk melakukan negosiasi kontrak, namun sampai saat ini saya belum ada kontak dari mereka (manajemen), padahal satu bulan sebelumnya mereka sudah menyinggung dan berjanji akan segera berbicara soal kontrak.”

Tentang rencana ke Makassar…
“Besok saya sendiri akan akan berangkat ke Jakarta untuk menemui orang-orang BLI dan berdiskusi membahas mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk membenahi sepakbola Indonesia secara keseluruhan serta mungkin saya nanti akan dimintai tips-tips bagaimana saya bisa membawa Arema Indonesia memuncaki ISL,”

“Baru kemudian, malam harinya, saya akan ke Makassar untuk melakukan pembicaraan, karena sejauh ini tim yang paling serius menawarkan kontrak adalah PSM Makassar. Saya bukannya mau langsung tanda tangan, saya ke sana untuk melihat situasi, mencari tahu apa-apa saja yang mereka butuhkan dari saya untuk bisa melatih. Ya sekedar pembicaraan saja.”

“Arema sendiri, sampai sekarang faktanya memang belum memberikan pengajuan kontrak atau pembicaraan lebih jauh mengenai nasib saya di tim ini. Belum ada proposal atau kontrak baru yang sampai ke tangan saya, padahal kontrak saya sudah habis. Ini bukan berarti saya yang pergi meninggalkan Arema, tapi kenyataan yang berbicara, belum ada kontrak baru.”

Tentang beratnya meninggalkan Arema…
“Untuk meninggalkan kota Malang ini saya secara pribadi merasa sungguh berat, saya ingat bagaimana semua Aremania dan Aremanita mendukung tim ini dengan luar biasa. Saya selalu ingat bagaimana staff hotel saya menginap ini begitu baik terhadap saya. Namun dalam hal ini saya tak punya pilihan lain, karena Manajemen Arema sampai saat ini belum melakukan tindakan nyata untuk kembali mengajak saya untuk bekerjasama. Padahal saat ini Arema sendiri memiliki potensi yang luar biasa jika digarap dengan benar,”
“Saya tak punya pilihan lain karena manajemen Arema belum melakukan tindakan nyata untuk kembali mengajak saya bekerjasama. Padahal Arema memiliki potensi yang luar biasa jika digarap dengan benar,”

“Jadi, nanti setelah saya dari Makassar, saya akan langsung ke Malaysia untuk pulang dan di situ nanti saya ingin melakukan evaluasi diri. Bagaimana satu musim lalu saya jalani bersama Arema. Lalu saat saya bersama keluarga saya, saya sungguh benar-benar ingin berkonsentrasi untuk menentukan, apakah saya tetap bersama Arema atau pindah ke klub lain yang benar-benar menginginkan saya.”

“Selanjutnya dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih tak terhingga untuk Aremania dan Aremanita yang luar biasa, terima kasih juga untuk warga Malang. Selain itu saya juga ingin berterima kasih kepada pemain-pemain Arema, karena meski dengan standard tinggi yang saya terapkan kepada mereka, namun pada kenyataannya mereka justru bisa tampil lebih baik lagi, mereka sungguh bermain lebih daripada yang saya harapkan.”

“Terima kasih juga untuk staff dan keluarga saya di sini, yakni rekan-rekan dari Regents Park Hotel yang telah memberikan saya kenyamanan selama saya tinggal di sini.”

Apa Anda akan mengajak asisten Anda, Liestiadi untuk ikut dengan Anda jika saja Anda positif melatih di Makassar?
“Ini semua tergantung dengan tawaran mereka, bukan menjadi hak saya untuk memutuskan. Yang jelas jika tawaran mereka berdampak positif kepada asisten saya (Liestiadi), maka saya dengan senang hati juga mendukungnya.”

Apa ada tawaran serius lainnya selain PSM Makassar…
(sambil tersenyum) “Tawaran dari Real Madrid tidak begitu menarik sih sebenarnya..”
“Bukan, memang sejauh ini memang PSM Makassar yang paling serius mengutarakan niatan mereka untuk bekerjasama dengan saya.”

Apa yang Anda harapkan seandainya manajemen Arema menawari Anda perpanjangan kontrak…
“Tentu saja saya harapkan mereka serius dalam memandang masalah pengelolaan sebuah klub, saya juga berharap mereka menyadari jika kami semua (pelatih, asisten dan tim) telah malalui satu musim yang berat dan kami berhasil survive dari keadaan tersebut.”

“Intinya saya sendiri menginginkan manajemen bisa menawarkan sesuatu yang lebih, sesuai dengan yang telah kami lakukan musim ini tentu saja. Saya juga berharap mereka mau melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, saya percaya itu bisa dilakukan dengan komitmen, profesionalitas dan kesungguhan.”

Andai saja Anda terus bersama Arema, berapa pemain yang akan dipertahankan, ataukah ada perombakan…
“Wah, ini pertanyaan menarik yang juga susah untuk dijawab. Begini, jika tim ini nantinya akan berlaga di LCA, maka harus ada penambahan tenaga baru yang mumpuni. Dengan materi yang kita punya sekarang, kita belum cukup kuat untuk mengarungi LCA dan liga musim depan. Harus ada improvement.”

“Dengan materi yang kita punya sekarang, kita belum cukup kuat untuk mengarungi LCA dan liga musim depan. Harus ada improvement,”

“Ini bukan soal siapa yang akan bertahan, tapi soal siapa yang akan pergi. Musim ini saja saya sebenarnya sudah minta kepada manajemen untuk menambah kekuatan, namun apa daya, manajemen mengaku tak sanggup membayar gaji untuk pemain baru.”

“Andai saja saya dipercaya untuk terus menukangi Arema, maka saya berharap ada perubahan, ada pembenahan di sana-sini. Mudahnya begini, jika ingin jadi tim profesional, maka pilihlah orang-orang yang juga bisa bekerja secara profesional. Perubahan struktur organisasi itu saya rasa yang krusial.”


Bagaimana Anda menjabarkan manajemen sekarang ini dalam tiga kata…
“Hope They Learn”
“Expect They Learn (Liestiadi)”
“Begini, ini bukan soal marah, frustasi atau perasaan macam-macam. Tapi ini semua soal komitmen. Contohnya dalam sebuah pernikahan, kalau Anda menandatangani kontrak kan sama saja seperti menikah, tidak semua hal lantas berjalan baik-baik saja dan selalu menggembirakan, selalu saja ada hal yang harus dibenahi bersama-sama. Resikonya, kalau Anda tidak bisa membenahi maka bisa saja terjadi perceraian, namun jika semua bisa dibenahi kan bisa baik-baik saja.”

“Jika ingin jadi tim profesional, maka pilihlah orang-orang yang juga bisa bekerja secara profesional,”
“Intinya, saya harapkan manajemen bisa belajar melihat situasi yang ada. Dengan keadaan Arema yang sudah sampai seperti sekarang, mestinya mereka bisa berpikir soal kemajuan klub, soal apa-apa saja yang harus dibenahi. Saya percaya jika semua bisa dibicarakan dan direalisasikan pasti akan ada masa depan yang baik nantinya.”
“Its nothing personal, its true profesionalism.”
“Pure football businness.”

Apakah Anda merasakan hal sama terulang, seperti saat Anda harus meninggalkan serawak FC…
No, bukan seperti itu, ini sama sekali tidak sama. Dahulu Serawak tak memiliki dana karena memang mereka adalah tim yang didukung pemerintah daerah, dan pemerintah daerahnya tak mendanai mereka pada akhirnya. Namun, kalau Arema beda kasus, Arema adalah tim independen (tak pakai APBD) yang menurut saya cukup aneh mengalami krisis keuangan. Kenapa? Karena satadion selalu full, income besar, bargaining position yang tinggi dengan imej juaranya, tapi kenapa klub ini kesulitan pendanaan dan tidak ada sponsor yang berminat, kan aneh?

Ada informasi jika manajemen siap membayar Anda 10.000 US$ perbulan untuk ‘memaksa Anda’ agar tetap tinggal di Arema…
C’mon, itu sebenarnya adalah sebuah harga standar bagi pelatih asing di sini. Saya dahulu mau menukangi Arema dengan honor di bawah harga tersebut karena memang ada kemungkinan untuk bisa menukangi tim nasional.”

“Para pemain sebenarnya adalah pihak-pihak yang paling dirugikan dengan penundaan pembayaran dan ketidakjelasan kontrak. Mereka itu manusia-manusia muda yang sedang berkembang dan menghidupi keluarga. Seharusnya manajemen bisa bertanggungjawab kepada mereka semua sebagai sebuah kesatuan tim.”

“Coach mengajari kita semua untuk bisa jujur, selalu menjalani komitmen apapun yang terjadi. Profesionalitas tinggi adalah hal yang paling melekat padanya. Saya rasa itulah pengaruh positif dari coach Roberts untuk kita semua,” – asisten pelatih Arema, Listiadi

Pendapat Bpk.Rodan (GM Regents Park Hotel) mengenai situasi Robert…
“Pokoknya intinya beliau ini (Robert) menginginkan komitmen lah, apa yang tertuang di kontrak dan telah disepakati maka itulah yang menjadi acuan.”
“Berapapun besarnya nilai kontrak dalam nominal, namun jika tidak ada komitmen dari pihak manajemen untuk melaksanakannya, tentu saja beliau tidak mau.”

  
Robert tentang hotel Regents…
“Ingat ‘kan dulu saya sempat merasa tidak enak dengan pihak Regents pada saat saya dihadapkan situasi tidak ada pembayaran dari manajemen untuk hotel, dan saya harus pergi dari sini. Saya tak mau kejadian seperti itu terulang lagi.”

“Poinnya, bukan soal tawaran nilai kontrak yang fantastis lalu saya akan menyetujuinya. Tapi soal konsistensi dalam menjalani komitmen kontrak, itu yang harus dipelajari oleh manajemen.”

Komentar dari asisten pelatih Arema, Listiadi…
“Coach (Robert Alberts) mengajari kita semua untuk bisa jujur, selalu menjalani komitmen apapun yang terjadi. Dan profesionalitas tinggi adalah hal yang paling melekat padanya. Saya rasa itulah pengaruh positif dari coach Roberts untuk kita semua,”